Sabtu, 28 Maret 2020

Tips Mengatasi Atasan Yang Pilih Kasih



Sumber Gambar : Unsplash


Efek dari WFH, Aku jadi banyak baca-baca seputar dunia kerja dan berbagai “drama” yang ada di dalamnya termasuk tentang atasan yang pilih kasih. Itu ternyata nggak hanya terjadi di satu perusahaan saja karena banyak karyawan dari perusahaan yang berbeda-beda juga mengeluhkan hal yang sama. Ah...masa sih? Au ah....Aku juga cuma baca-baca di sosmed. Masalah benar atau enggaknya, cuma kita yang bisa paham.

Sebenarnya kalau atasan pilih kasih itu salah nggak? Ada yang bilang kalau itu wajar. Kalau menurut Aku pribadi sih, salah besar. Seorang atasan sebenarnya tidak elok jika memiliki watak yang suka pilih kasih. Bahkan kalau atasan yang banyak baca, tentunya paham tentang bagaimana seharusnya seorang atasan memperlakukan karyawannya.


Tapi dengan adanya hal itu, Aku jadi mikir. Sebaiknya yang menjadi atasan itu harus dimulai dari bawah. Agar nantinya kalau sudah berada di posisi atas bisa lebih baik. Atasan yang baik itu harus bisa “merangkul” semua timnya tanpa ada yang namanya pilih kasih.

Misalnya saja, si X kinerjanya bagus dan selalu ontime. Hanya karena atasan tidak suka sama si X, lalu dia jadi nggak peduli bahkan meremehkan. Ada nggak yang punya atasan seperti itu? Ada banyak. Coba sesekali para atasan ini baca-baca seputar bagaimana cara memperlakukan karyawan yang baik. Biar paham kalau menjadi atasan yang baik tidak semestinya begitu.


Hanya karena atasan suka dengan si Y yang notabene penjilat dengan kinerja yang minus, lantas sang atasan lebih membela si Y. Yah....zaman sekarang mah, muka dua banyak. Apalagi yang kepingin berada di atas dan gila hormat, mereka cenderung akan melakukan hal apapun demi menjadi paling atas.

Mau bagaimanapun, dunia kerja memang begitu. Ada yang antusias banget dan gila hormat sehingga melalukan hal-hal yang merugikan orang lain. Ada yang hanya mengejar skill saja tanpa peduli dengan sikap atasan padanya. Ada yang suka mengadu domba karena ingin mendapatkan teman banyak dan masih banyak drama kantor yang bakal ditemui khususnya bagi mereka yang baru akan memasuki dunia kerja.


Awal-awal masuk ke dunia kerja memang baik-baik saja. Prioritas utama adalah gaji gaji dan gaji. Siapa yang dulu hanya mikir hal begituan daong? Iya.....samaaaaa......Aku juga awal kerja mikirnya begitu. Yah....gimana ya, namanya juga cari kerja, apa lagi fokus utamanya kalau bukan duit? Apalagi pas nerima gaji pertama, seneng banget rasanya.

Namun, semakin ke sini, dunia kerja memang semakin nggak wajar. Yang dicari bukanlah sekedar uang tetapi juga jabatan. Ada yang bisa dengan mudah naik ke atas. Lalu ada yang kepingin di atas dengan cara yang tidak wajar. Itu sudah hal umum dalam dunia kerja. Nggak perlu kaget.

Jadi, sejauh dan selama kamu bekerja, kira-kira apa saja yang kamu alami? Nggak dianggap? Disepelekan? Dianggap remeh? Atau diapain? Sini share aja. Di zaman sekarang tentu saja ada akun-akun yang juga membahas seputar hal ini. Keluhan seputar dunia kerja itu wajar. Asal jangan mengeluh kalau kamu capek kerja. Karna di luar sana masih banyak orang yang susah mencari kerja.


Berdasarkan dari akun-akun yang membahas dunia kerja, yang paling banyak dikeluhkan adalah seputar drama kantor. Iya sih, emang ribet banget kalau udah ada kaitannya dengan drama kantor. Drama kantor ini memang lebih LEBAY dari drama korea.

Drama kantor yang sering terjadi adalah, Adu domba antar tim untuk mendapatkan perhatian atasan, Adanya atasan yang pilih kasih, Adanya penjilat yang mau menyingkirkan satu orang, Adanya atasanya yang tidak profesional, Adanya orang bermuka dua. Adanya atasan yang nggak tahu apa-apa dan hanya cari muka saja. Apa lagi? Ada yang mau nambahin?

Lalu bagaimana menghadapinya?


Hm.....kalau Aku pribadi sih. Hal seperti itu nggak pernah Aku hadapi. Buat apa dihadapi? Toh....drama kantor nggak pernah ada habisnya. Semakin dihadapi maka akan semakin caper. Udah biarin aja. Ya namanya juga dunia kerja. Bagi orang yang hanya punya skill minus pasti hanya akan mengusik kehidupan orang lain. Orang-orang yang suka “rewel” di kantor adalah mereka yang hanya ingin “cari panggung” saja.

Meski kadang membuat kita merasa jengkel, tapi ya namanya manusia. Watak dan karakternya berbeda-beda. Banyak orang yang sebenarnya belum siap untuk memasuki dunia kerja karena mentalnya yang masih lemah. Di mana-mana memang kita harus dituntut punya mental yang kuat dan tidak mudah goyah. Sayangnya tidak semua orang bisa. Bahkan hal yang terlihat sepele saja masih dipermasalahkan dan akhirnya melemahkan diri sendiri.


Dari berbagai pengalaman di dunia kerja yang Aku alami, khususnya masalah drama kantor, Alhamdulillah udah sampai eneg. Saking seringnya mengalami jadi terbiasa dan lama-lama juga cuma biasa aja. Tenang, kamu yang baru mau memasuki dunia kerja, jangan khawatir soal hal ini. Selama kamu mental yang kuat, kamu akan baik-baik saja.

Dunia kerja memang tak seasyik yang terlihat di akun-akun sosmed. Kalau kamu mau baik-baik saja selama berkarir, ya jadi bos aja, misalnya buka bisnis sendiri. Nantinya kamu yang akan mengelola. Dan tentu saja dengan memilih SDM-SDM yang tepat.



Baca juga:







~MissAnt~





Kamis, 26 Maret 2020

Tak Ada Yang Baik-Baik Saja Saat Ditinggal Ibu Untuk Selamanya

Sumber Gambar : Google





Buk, Aku kangen banget”


Mungkin itu yang bisa Aku katakan. Rasanya memang nggak enak banget. Emang bener, yang namanya kangen sama orang yang sudah berbeda dunia memang sungguh menyesakkan. Mungkin dulu-dulu aku hanya membacanya saja. Sampai pada akhirnya aku mulai merasakannya sendiri.

Sayangnya masih banya orang yang menganggapnya lebay. Mungkin belum pernah yang namanya ditinggal selama-lamanya oleh ibunya. Ini bukan sekadar ditinggal Ibu pergi arisan maupun pengajian, melainkan Ibu sudah pergi selamanya. Meninggalkan dunia. Dan tidak lagi bisa bertemu. Saat-saat terakhir melihat wajahnya adalah ketika kamu memandikan jenazahnya. Saat kamu menggosok tubuhnya, itulah saat terakhir kamu melihatnya.

Untuk sebuah rasa kangen dan terhadap Ibu yang sudah meninggal, hal ini tidaklah lebay. Kalau kamu memang beranggapan bahwa itu adalah sebuah hal yang membesar-besarkan, maka nantinya kamu akan paham bagaimana rasanya ditinggalkan seorang Ibu untuk selamanya.

Tak ada yang bisa melawan takdir. Andai bisa, Aku ingin Ibuku masih ada dan selalu ada hingga aku benar-benar siap untuk ditinggal. Tapi apakah ada orang yang benar-benar siap ditinggal Ibunya?

Untuk orang yang dekat dengan Ibunya, adalah hal yang sangat terpukul ketika Ibu sudah pergi dan tak akan pernah kembali. Ya mau gimana lagi. Kalau boleh, Aku mau banget nego sama Alloh, “Ya Alloh jangan pernah ambil Ibuku ya, Aku ingin terus bersamanya”. Tapi apakah bisa? Tentu saja tidak bisa. Memangnya Aku ini siapa berani meminta sang pencipta untuk mengambil kembali ciptaannya.

Sungguh, takdir memang tidak ada yang tahu. Sebagai anak Ibu. Aku hanya bisa ikhlas. Kalau Aku nggak ikhlas hanya akan “mengganggu” perjalanan Ibu menghadap Alloh. Katanya begitu. Saat seorang Ibu meninggal dan anak-anaknya terus-terusan menangisinya hingga hari pemakamannya, maka saat itu juga Ibu kesulitan berjalan menuju tempat paling mulia di sisi Alloh. Maka sebagai Anak yang ingin memudahkan jalan Ibu ke sisi-NYA, Aku harus tegar dan ikhlas.

Tak ada orang yang baik-baik saja ketika ditinggalkan oleh Ibu. Ibu adalah separuh nyawa. Ketika Alloh sudah mengambil Ibu, hidupku memang berubah. Berasa ada batu besar yang terikat di kaki. Aku harus bagaimana. Di sisi lain memang hancur banget. Tapi di suatu sisi, Aku harus berjuang melanjutkan kehidupan tanpa Ibu. Entah bagaimana caranya harus bangkit.

Kamu nggak akan pernah tahu rasanya pulang tanpa sambutan Ibu. Benar-benar rapuh ketika sampai rumah dan sudah tidak ada lagi senyuman hangat Ibu. Tak ada lagi teh manis bikinannya. Kalau waktu itu adalah teh manis terakhir yang Ibu buatkan untukku dan untuk terakhir kalinya, Aku akan mengucapkan banyak banyak banyak banyak banyak terima kasih untuk setiap teh manis yang dibuatkan untukku.

Teh manis Kamis malam itu ternyata adalah teh manis terakhir yang dibuatkan untukku. Teh manis yang dibuat dari tangan yang telah mengandung, merawat dan membesarkanku. Bahkan dari perjuangannya Aku bisa ada di dunia ini. Dia pertaruhkan nyawa demi Aku ada di dunia ini. Bahkan tak pernah meninggalkan Aku meski aku dalam keadaan jatuh sekalipun. Hingga Aku sebesar ini, Ibu masih memastikan kalau Aku sudah makan apa belum.

Tak ada orang yang peduli seperti Ibumu peduli denganmu. Tak akan ada yang bisa menggantikan kasih sayang seorang Ibu. Sungguh tidak ada. Setelah Ibu tidak ada, kamu bakalan merasakan. Nggak ada orang yang memastikan apakah kamu baik-baik saja selain Ibumu. Tak ada orang yang mendoakanmu seperti doa Ibu yang tulus.

Dan sekarang kamu harus menjadi orang yang tangguh. Orang yang harus berdamai dengan diri sendiri. Harus menerima kenyataan kalau Ibu sudah tidak berada di dunia yang sama. Berat? Iya berat banget. But....life goes on.

Sampai kapanpun. Benar-benar tak ada yang sebaik Ibu. Aku hanya bisa berdoa sama Alloh, semoga Alloh memberikan tempat baik Indah. Tempat terbaik dari yang paling baik.

Ibu selalu pesan lewat obrolan-obrolannya, “Kamu jadi orang yang baik. Kalau dijahatin orang jangan dibalas jahat. Selalu balas dengan kebaikan. Yang penting itu berbuat baik. Urusan orang jahat sama kamu, itu biar diurus Alloh. Hidup di dunia itu cuma sebentar. Aku cuma pingin nanti kita sekeluarga berkumpul lagi di alam kekal”.

Pesan sederhana yang membuatku perlahan berubah. Terima kasih Ibu, yang selalu mengajarkan tentang kebaikan. Benar-benar kagum dan bangga punya Ibu yang bersahaja. Terima kasih sudah merawat dan membesarkanku hingga Aku ditinggalkan lagi. Insya Alloh segalanya akan baik-baik saja.

Yang paling ingin Aku tanyakan adalah, “Apakah kalau kita rindu sampai nangis dan nyesek terhadap orang yang meninggal, lalu yang meninggal juga melihat kita? Apakah bisa merasakan kalau kita merindukannya?”



~MissAnt~




Rabu, 18 Maret 2020

Jika Aku Menjadi Bos





Buseeet...judulnya udah kayak serial tipi zaman dulu. Ada yang ngerti nggak? Kalau ada berarti kita seumuran donk. Ngomongin soal keinginan konyol, kamu pernah nggak sih kepingin jadi Bos? Eh tapi menjadi Bos kayanya bukan keinginan konyol deh. Semua orang bisa melakukanya. Semua orang bisa jadi Bos kok. Mungkin beberapa yang baca ini langsung kepikiran, “Heh...mana mungkin lo jadi Bos”. Nah....mental kayak gini nih yang nggak maju-maju. *Emaap

Kadang suka ngelamunin hal-hal yang bikin kesel. Misalnya saja masalah dalam pekerjaan. Tapi di sini bukan  masalah karena kerjaan berantakan atau apa ya. Yang Aku tekankan di sini adalah drama kantor yang sering terjadi. Drama kantor memang selalu ada sih. Apalagi kalau kaku udah lama kerja dan pindah-pindah, pastinya udah paham sama yang namanya karakter Penjilat, Ular, Mau nebeng popularitas, Sok berkuasa dan masih banyak lagi.

Saking seringnya nemuin jenis makhluk begituan, jadi sempet mikir. Gimana kalau Aku jadi Bos aja sih. Ya tapi Bos yang PROFESIONAL donk. Bukan “Bos-Bos” an. Lah emang ada Bos-Bos an yak? Ada donk, kan kalau abis lari kita jadi Bos-Bos-an (Read : Ngos-ngosan). Apaan kagak lucu Njirrr.......

Oke-oke tetap tenang yak. Tapi ini serius lho. Dari banyaknya karakter di tempat kerja yang berbeda-beda, rasa-rasanya Aku jadi pingin jadi Bos. Pokoknya orang yang punya wewenang dalam sebuah perusahaan deh. Kalau nggak ya, wewenang dalam bisnis kecil-kecilan gitu. Nggak papa lho, siapa tahu kita semua jadi Bos. Lah.....kalau semua jadi Bos, siapa yang jadi pegawai donk. Ya elu kalik.....

Kita bebas berkhayal menjadi siapa saja. Mau ngayal tinggi juga nggak papa kok, asal siap kalau jatuh. Tapi dalam sebuah khayalan, kadang emang ada yang jadi kenyataan. Hati-hati, siapa tahu pas kamu ngayal pingin jadi Bos dan di-aamiin-in sama malaikat sekaligus di doakan. Gimana? Mau nggak? Mauk banget lah Aku.

Jadi, apa yang harus Aku lakukan kalau Aku jadi Bos?

Yang pasti Aku bakalan nyari SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualias. Dari yang Aku perhatikan, SDM yang berkualitas tidak semata-mata menguasai skill yang dipelajari saat masih berada di bangku sekolah. Secara kan kamu sekolah kan tentunya belajar tentang hal itu, ya masa sih kamu nggak menguasai. Jadi wajar kan kalau semua orang punya udah paham dengan bidang yang mereka pelajari saat masih sekolah.

Lalu skill yang kayak gimana yang Aku inginkan kalau Aku jadi Bos nanti? Tentunya skill yang dibutuhkan di Era Digital donk ya. Ini sudah tahun 2020 lho. Inget ya, udah tahun 2020. Tentunya kamu harus lebih berkembang dari yang dulu-dulu. Tapi kalau dulu aja kamu nggak ada perkembangan dan Cuma gitu-gutu doang, maka akan kesulitan buat bersaing di Era yang semakin digital ini.

Skill apa ajayang harus kamu miliki di tahun 2020? Coba baca di sini deh. Aku pernah nulis panjangh lebar. Abis baca, kira-kira kamu udah punya yang mana aja. Zaman sekarang, asal kamu kreatif aja udah bisa jdi duit kok. Apalagi dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Udah ada komputer, udah ada koneksi internet, udah ada skill juga, lalu kenapa tidak mau berkembang dan banyak belajar? Toh sekarang kasarannya begini, dengan “bertanya” sama mbah Google aja kamu nemu jawabanya. Kecuali nanya siapa jodoh kamu.

Mengapa kualitas SDM itu penting?

Misalnya begini,

Dalam sebuah bisnis, Aku adalah seorang Owner atau CEO atau orang yang punya wewenang atau apalah. Pokoknya sekelas itu. Trus Aku lagi nyari pegawai buat salah satu tim. Pasti Aku akan lebih memilih orang yang berkualitas. Tahu kan maksud dari berkualitas di sini. Kasarannya bisa PROFESIONAL, TANGGUNG JAWAB dan yang pasti punya Leadership yang bagus. Dari awal Aku bakalan nyari orang dengan kriteria tersebut. Setelah dapet, nantinya bakal Aku training dan Aku lihat apakah ini benar-benar bisa Aku andalkan?

Kenapa Aku sok Iye banget meski masih ngayal bakal jadi Bos?

Ya karena masih ada beberapa kualitas SDM yang Cuma abal-abal. Entah gimana awalnya bsia dijadikan pemimpin padahal juga nggak ada skill sama sekali. Profesionalnya nggak ada, Leadershipnya nggak ada, Tanggung jawab masih ada dikitlah. Trus kalau kayak gitu kenapa bisa jadi pemimpin? Cara menuju ke situ gimana? Emang PURE dipilih atau........

Kalau kamu baca-baca dari sosmed, tentunya banyak nemu seputar pelatihan Leadership. Itu membuktikan kalau jadi pemimpin itu tidak hanya pangkat pemimpin doang tetapi juga harus dibuktikan dengan tanggung jawabnya. Pemimpin itu harus tegas dan tidak mudah dipengaruhi. 

Hanya karena si A tidak suka dengan si B maka pemimpinnya juga ikut-ikutan nggak suka sama si B. Eh Elu pemimpin apa polower nih....kalau Aku jadi Bos, kagak bakal ada model pemimpin beginian.
Aku maunya punya pegawai yang Profesional yang bisa mengayomi. Yang bisa ngasih solusi tanpa menjatuhkan. Jangan saling percaya tanpa harus punya pikiran negatif HANYA DARI KATANYA saja. Nah....model kayal gitu tuh yang nggak bakalan Ada kalau Aku nanti jadi Bos.

HRD seperti apa yang Aku inginkan?

Nantinya Aku bakal memilih HRD yang bisa nyari kandidat yang Aku inginkan. HRD nantinya juga akan bekerja sama dengan Bos dalam hal perekrutan. Sebagai Bos, Aku nggak mau lepas tangan untuk urusan rekrut pegawai. 

Karna apa? Karna Aku pingin perusahaan yang Aku pimpin punya nilai lebih di mata orang lain, tidak hanya kesuksesan produk yang Aku kembangkan tetapi juga kualitas SDM yang bisa menginspirasi perusahaan lainnya.

HRD nantinya juga harus tegas dan Profesional. Yang mana bisa memilih mana kandidat yang memang benar-benar pantas dan mana yang harus ditolak. Kenapa begitu? Hal ini untuk menghindari calon kandidat yang merupakan “titipan”. 

Titipan di sini misalnya  tetangganya HRD, adiknya Bos,  Anaknya Manager atau siapa saja yang Cuma “titipan” doang tanpa memiliki skill yang memadahi. Selama Aku jadi Bosnya, nggak bakalan ada pegawai yang skillnya Cuma kelas teri. Jadi kepingin sambel teri, enak kali yaaa.....

Sebagai seorang HRD, Aku akan menekankan pada mereka agar bisa menangani pegawai-pegawai yang terlihat punya masalah dengan pekerjaannya. Bukankah HRD juga sebagai “tempat curhat” para karyawan? (C.M.I.I W). 

Katanya kalau HRD gitu (khususnya yang lulusan Pskologi) bisa tahu karakter seseorang hanya dari cara bicaranya atau cara seseorang membalas jabatan tanganya ya? Gitu nggak sih? Aku kurang paham sih. Yang jelas Aku bakal nyari HRD yang berkualitas dan bisa menyelesaikan tugas secara profesional. 

Dan tentu saja HRD di sini juga harus bisa menjadi penengah dan lebih profesional. Jadi harus benar-benar menjadi pembela TANPA PILIH KASIH. 

Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, apakah Aku bakal ngasih Gaji GEDE ke pegawaiku?

Nah....itu dia. Kalau soal itung-itungan gaji, nanti Aku share kalau aku beneran jadi Bos ya? Kan itu tadi Cuma stimulasi doang. Jadi yang paling penting Aku memilih kayak gimana Sumber Daya Manusia yang Aku inginkan dulu, untuk urusan gaji nanti pasti dikasih yang terbaik. Toh,,,,perusahaan tentunya tahu berapa harus menggaji pegawainya.

Aku pernah baca seperti ini,

“Kalau kemampuanmu bisa mendapatkan gaji 10 juta tapi kenyataanya hanya mendapatkan 5 juta, maka yang 5 juta akan digantikan dengan bentuk lain. Tetapi kalau kemampuanmu hanya bisa digaji 10 juta dan ternyata kamu mendapatkan gaji 20 juta, maka yang 10 juta akan diambil dalam bentuk lain”

Kira-kira seperti itu. Aku lupa dari mana sumbernya. Intinya kalau kita sebenarnya mampu mendapatkan gaji besar tapi hanya diberi kurang dari yang seharusnya, maka sisanya akan diganti dalam bentuk lain. Ingat ya, rejeki tidak hanya berbentuk uang. Teman yang baik dan selalu ada saat kita “Jatuh” juga merupakan rejeki.

Oke sementara itu dulu ya khayalanku jadi Bos. Tenang, Aku bakalan jadi Bos yang asyik kok. Mungkin beberapa orang lebih menyuali kata Leader dibanding Bos. Iya nggak sih? Tapi menurutku aneh sih kalau judulnya jadi,

Jika Aku Jadi Leader.......ah jelek banget ini

Mending judulnya, JIKA AKU JADI BOS. Kan lebih keren. Iya kan? Iyain aja deh. Nggak papa masih ngayal dulu. Siapa tahu jadi kenyataan. Ayo Aamiinkan sama-sama. Makasi banyak yaaaa......

*SalimSatu-Satu.....eh untuk sementara salam wakanda dulu ya. Semoga situasi segera membaik. Aamiin.

~MissAnt~



Selasa, 17 Maret 2020

Pro Kontra Seputar Work From Home

Sumber Gambar : Google 


Work From Home atau yang lebih populer dengan sebuat WFH kini memang lagi naik daun. Bahkan sampai jadi trending topic di twitter lho. Yang anak twitter pasti tahu donk. 

Diterapkannya WFH ini karena untuk meminimalisir terjadinya penyebaran virus Corona. Salah satu pencegahan virus ini adalah dengan rajin mencuci tangan dan menjaga pola makan dengan gizi seimbang agar tetap sehat.

Sayangnya yang bikin kesel dari hebohnya virus Corona ini adalah, orang yang sedang batuk dan flu justru tidak mau pakai masker. Kesel nggak sih? Apa susahnya antisipasi. Tapi yah....kesadaran orang memang beda-beda. Ada yang masih peduli sama orang lain dan ada yang EGOIS.

Tapi di sini yang akan aku bahas adalah tentang fenomena WFH atau kerja dari rumah. Work From Home lho ya, bukan Work For Holiday. Ngomongin soal WFH, Aku jadi pingin nulis panjang lebar tentang Work From Home atau Remote atau intinya kerja dari rumah. Tadinya sih mau Aku bikin semacam thread aja di twitter, tapi kok kayaknya enak di blog sekalian. Biar orang-orang AWAM pada paham tentang yang namana WORK FROM HOME.

Bukanlah hal yang tabu

Kenapa Aku bilang kalau WFH ini bukan hal yang tabu? Karena sebagai orang yang suka nulis dan pernah menghasilkan uang dari kerja remote, Aku merasa ini bukan hal yang baru. Justru ini populer di kalangan pekerja kreatif seperti Designer, Content Creator, Content Writer, Copy Writer, Digital Marketing, Marketing Online, Media online dan masih banyak lagi,

Hello.....ini udah tahun 2020 lho. Dan kerja remote itu bukan hal yang tabu, kecuali kalau kamu pola pikirnya masih kuno, masih awam, masih katrok, ya bakalan nganggep ini sebuah sesuatu yang WOW....kerja dari rumah mana efektif?

Ya mungkin bagi pekerja yang NON di balik laptop agak terasa aneh sih. Misalnya seorang Customer Service, Receptionist dan profesi lainnya yang harus stay di depan layar. 

Mungkin mereka berangapan kalau kerja remote itu aneh dan menganggap kurang produktif. Kalau Aku pribadi sih tersinggung banget kalau kerja remote dibilang nggak produktif dan males-malesan.

Coba sekarang MIKIR DIKIT AJA, dikit aja kok mikirnya. Kalau profesi di balik layar seperti penulis, desainer dan industri kreatif lainnya sih sebenarnya aman-aman saja kalau kerja remot. Kuncinya Cuma 1 yaitu kepercayaan. Kalau ORANG AWAM ini tidak percaya dengan pekerja online maupun profesi yang biasa dikerjakan secara remote, berarti Anda punya masalah sama orang itu.

Nggak suka sama Saya boleh saja, asal jangan UNDERESTIMATE orang yang pernah kerja remote. Tidak semua orang yang kerjanya remote itu malas-malasan, tidak produktif dan tidak profesional. Kenapa? Anda belum pernah merasakan kerja remote ya? Kasian amat, zaman udah digital banget di mana skill dan teknologi bisa dijadikan uang dan bisa kerja dari mana saja, ASALKAN peralatannya mendukung seperti koneksi internet lancar dan laptop aman tanpan gangguan.

Aku memang sudah biasa kerja remote begini. Bahkan Aku sama klien penulis aja kadang nggak kenal banget. Tapi kenapa bisa jalan? Kenapa nggak ada masalah sama sekail? KARENA FAKTOR KEPERCAYAAN. Dia butuh skill aku dan aku butuh duit. DEAL KAN? Begitu mudahnya. Kalau nggak percaya, coba aja jadi Freelancer di Projects.
Hasilnya bisa kamu lihat sendiri kalau pekerja remote itu juga bisa profesional.

JANGAN HANYA KARENA KAMU BENCI ORANGNYA, LALU KAMU BISA SEENAKNYA MEREMEHKAN PROFESINYA YANG JUGA PERNAH MENJADI PEKERJA REMOTE.

Lebih efektif di saat seperti ini

Kita nggak pernah tahu kapan virus Corona ini akan berakhir. Semoga lebih cepat. Semua orang juga berharap yang terbaik dan cepat teratasi. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mencuci tangan secara rutin. Baru-baru ini banyak yang melakukan Social Distancing.

Sebenarnya ini cukup efektif. Terlebih kalau lingkunganmu ada yang sedang (maaf) batuk atau flu. Cara paling efektif dan jika memungkinkan, pekerja bisa melakukan kerja remote.

Kerja remote bisa menjadi solusi yang tepat. Sayangnya masih ada yang punya pikiran kalau kerja remote bakal bikin seseorang jadi nggak produktif dan malas-malasan. Ya kalau emang belum terbiasa ya nggak tahu ya. Kalau aku pribadi udah biasa dan bahkan sering dan baik-baik saja. Seperti yang udah aku bilang tadi, KUNCINYA Cuma satu yaitu KEPERCAYAAN.

Itu aja, lain halnya kalau Anda tidak suka sama Saya dan tidak percaya sama Saya, maka negatip mulu pikirannya. Kasian sama orang model begitu. Yang di hatinya hanya BENCI, TIDAK SUKA, BENCI, TIDAK SUKA. Semoga cepat sadar pola pikirnya.

Bukannya mau sombong atau berlebihan, tapi dulu Aku pernah jadi Freelancer dan kerjanya Remote. Ownernya ada di Jakarta dan Aku di Klaten. Untuk komunikasi hanya lewat WA dan Email untuk mengirim pekerjaan. Dan segalanya baik-baik saja. Karna yang kami pegang adalah KEPERCAYAAN dan KOMUNIKASI. Aku yakin, kalau keduanya terjalin. Semuanya akan baik-baik saja.

Profesional sajalah. Kalau nggak suka sama Saya ya terserah. Itu urusan Anda. Dan sangat bukan urusan Saya kalau Anda nggak suka sama Saya. Ingat ya, kalau hidup mau mudah, maka mudahkan orang lain. Jangan mempersulit.

Semoga segala sesuatunya lancar.



~MissAnt~


Sabtu, 14 Maret 2020

7 Fakta Tentang Wordpress Yang Jarang Diketahui

Sumber Gambar : Google



Hingga saat ini wordpress sudah menjadi salah satu CMS yang bisa kamu unduh secara gratis. 

Tak hanya gratis, CMS ini juga sangat populer karena penggunaannya yang mudah.

Tapi tahukan kamu kalau ada banyak fakta menarik tentang Wordpress yang ternyata tidak diketahui banyak orang.

Inilah fakta menarik seputar wordpress yang bakal bikin kamu geleng-geleng

1. Wordpress juga digunakan oleh developer kelas dunia.


Hal ini dibuktikan dengan website yang sekelas New York Times, Forbes, dan National Geographic mempercayakan pada wordpress.

2. Setiap harinya ada 500 website yang dibuat dari wordpress.


Wordpress merupakan salah satu plaform yang paling banyak dipilih. Tak heran jika ternyata setiap hari ada 500 website baru yang dibuat dari wordpress.

3. Ada sebanyak 74,6 juta website bergantung pada wordpress.


Ada setengah dari jumlah website atau sekitar 37 juta di antaranya menggunakan wordpress versi gratis. 

Sementara itu hanya ada 18,9% pemilik website yang menggunakan wordpress berfitur self-hosting (versi berbayar).

4. Bahwa setiap detik ada 6 postingan baru yang diunggah menggunakan wordpress.


Postingan baru di wordpress menjadi sebanyak 342 buah setiap menit, 20.000 postingan per hari dan 7,5 juta postingan per tahun.

5. Tersedia 40 versi terjemahan wordpress


Hingga saat ini sudah ada 40 bahasa yang ada di wordpress. Dan kabarnya, tim wordpress sedang berusaha untuk menghadirkan lebih banyak lagi bahasa yang bisa digunakan.

6. Pegawai wordpress hanya 299 orang


Bahkan pegawai wordpress lebih sedikit dari Amazon yang mempekerjakan 88 ribu karyawan.

7. Wordpress tidak memiliki CEO


Tidak adanya CEO di wordpress adalah karena wordpres dijalankan oleh para relawan yang berasal dari berbagai belahan dunia yang akan memberikan kontribusi.




 ~MissAnt~



Popular Posts