Tampilkan postingan dengan label Sebuah Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sebuah Cerita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Maret 2022

4 Penilaian Salah Kaprah Tentang High Value Woman

 

Sumber Gambar: Google


 

Ngomongin soal high value woman, mungkin beberapa orang langsung kepikiran tentang profesinya apa, gajinya berapa, harga outfit berapa, suka jajan kopi di mana, dan hal lain yang menunjukkan seseorang terlihat berkelas dan WAH. 

Penilaian seseorang seputar high value woman masih banyak yang salah sehingga sering menganggap wanita yang mungkin profesinya tidak WAH, dianggap tidak pantas menilai dirinya sebagai high value woman.

5 Cara Mudah Menjadi High Value Woman

Berdasarkan dari aku yang udah tanya sama mbak google, high value woman (perempuan yang memiliki nilai) adalah wanita yang memiliki rasa percaya diri sehingga tidak mencari perhatian dan butuh validasi dari orang lain. 

Mereka adalah wanita-wanita yang punya empati yang tinggi. Jadi, tidak dilihat dari profesinya apa, sebesar apa gajinya, brand apa yang dipakainya dan hal-hal yang berhubungan dengan yang WAH..WAH..

Pentingnya Me Time

Sayangnya, ketika ada wanita yang sebut saja namanya Jenny (nama samaran, bukan Jenny HITAMMERAHJAMBU) yang membahas seputar high value woman dan profesinya jauh dari kata WAH, maka hanya akan diserang dan dikomentarin,

“lo ngaca dong, mana ada high value woman kerjanya Cuma begitu dan uang juga belum banyak”

Kalau untuk urusan cantik atau tidak itu sebenarnya relatif ya. Mungkin ada orang yang udah terlalu benci sama kamu sehingga sebersih apapun kulit kamu tetap saja burik di mata mereka. Wkwkwk...

Standar kecantikan dari kaca mata orang Indonesia memang beda sih. Kalau nggak putih, tinggi, kerja kantoran dan bergaji BESAR belum dianggap cantek.

Mungkin kalau kamu ngikutin akun media sosialnya kak Tresnanny di TikTok, Youtube, dan Instagramnya, kamu bakal paham apa itu high value woman. Tapi ada beberapa wanita yang menganggap kalau high value woman hanya untuk mereka-mereka yang WAH.

Padahal semua wanita bisa menjadi high value woman tanpa harus punya pekerjaan yang dianggap WAH, gaji yang dianggap WAH dan embel-embel WAH lainnya. 

Cara Agar Mental Semakin Sehat. Tak Ada Lagi Sambat !!

Kadang orang terlalu cepat menilai sehingga tidak melihat kalau setiap wanita bisa menjadi high value woman. Sayangnya, banyak penilaian yang masih salah kaprah seputar high value woman.

Berikut penilaian yang masih salah tentang definisi high value woman;

1.Hanya wanita yang punya profesi “oke” saja yang bisa disebut sebagai high value woman

Hal seperti inilah yang membuat wanita seorang minder karena profesinya tidak sebagus profesi wanita lain yang diagung-agungkan. Tidak perlu minder deh, mau kamu kerja di kantor bergengsi dan populer di seluruh Nusantara, atau kamu freelancer yang bisa bekerja dari mana saja, itu semua bagus kok. Selama kamu bisa “berdiri di atas kaki sendiri” itu sudah oke banget.

2.Yang pantas disebut high value woman adalah mereka yang punya gaji besar

Gaji besar itu berapa sih? maksudnya sebesar GAJAH gitu gajinya? Wkwkwk..please deh..nggak ada hubungannya gaji besar sama high value woman. Toh ada juga yang punya gaji besar tapi kurang bisa menjadi high value woman. Ingat ya, wanita yang memiliki “nilai” tidak diukur dari materi, tapi seberapa pandai kamu menguasai diri sendiri.

3.Wanita yang suka beli barang-barang branded dan mahal lah yang cocok disebut sebagai high value woman

Kalau memang ada wanita yang suka beli barang-barang branded dan mahal, bisa jadi memang dia high class. Dan jangan lupa bedakan ya, antara high class dengan high value woman. Keduanya beda jauh saaaay…

Selfcare IS NOT Egoist

Ada beberapa wanita yang memang high value woman tapi juga punya gaya hidup yang high class. Ya kalau ini mah, nggak papa. Toh, si wanita ini mampu mencari uang sehingga tidak ada salahnya menyenangkan diri sendiri, istilah kerennya, self reward, asal jangan keseringan. Kalau keseringan namanya PEMBOROSAN say..

4.Wanita yang cantik dan body goals itulah yang layak dianggap sebagai high value woman

Seperti yang aku bilang tadi ya, penilaian fisik memang relatif. Tapi kalau kamu percaya diri, kamu jauh lebih menarik. Tidak perlu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, KAMU MENARIK.

Kesehatan Adalah Kekayaan Paling Mahal

Sedikit tips agar kamu semakin dan tambah-tambah percaya diri

Coba setiap pagi hari bercermin, lihat diri kamu, mulai dari atas sampai bawah, perhatikan dengan jelas setiap detail tubuh kamu, kemudian katakan;

“AKU MENARIK, AKU SELALU SEHAT, dan AKU BAHAGIA SETIAP HARI”

Lalu tersenyumlah, senyum aja jangan sampai ngakak-ngakak sendiri ya.

Definisi Bahagia yang Sesungguhnya

Dengan begitu kamu akan jauh lebih baik dan semakin menyayangi apa adanya dirimu. Kamu berhak atas diri kamu sendiri. Kamu juga berhak menjadi high value woman.

Sudah Lupa Caranya Mengeluh Nih..

Semua wanita bisa menjadi high value woman kok, siapapun itu dan apapun profesinya. Jangan ambil pusing penilaian orang yang masih salah dalam memahami makna yang sebenarnya tentang high value woman.

Semangat ya..Sist..

 

 

 

~MissAnt~


 

5 Cara Mudah Menjadi High Value Woman

 



 

Semua wanita pasti ingin menjadi high value woman. Iya nggak? Sayangnya masih banyak yang mengaggap kalau wanita yang “memiliki nilai” ini hanya ditujukan kepada mereka yang berpenampilan menarik. Hal itulah yang seringkali membuat beberapa wanita merasa minder dan merasa,

“Ah..udahlah..high value woman kan cuma untuk mereka yang punya paras cantik dan berduit aja”

Nyatanya, high value woman tidak dilhat dari seberapa cantik dan berapa banyak uang yang kamu miliki. Tenang Sist, semua soal “nilai”, dan nilai itu tidak harus tentang fisik dan materi. Ada yang lebih penting dari kedua hal yang tersebut.

Bukti Bahwa Ada 4 Pelajaran Hidup Dari Produk Skincare

Semua wanita wajib tahu kalau kalian itu bisa menjadi high value woman kok. Jangan hanya karena kamu merasa kurang menarik, lantas kamu tidak pantas menjadi high value woman.

Semua orang berhak menjadi apapun yang mereka inginkan. Begitu juga wanita, kamu bisa menjadi high value woman tanpa harus minder dengan apa yang ada dalam diri kamu. Pada dasarnya, semua wanita itu cantik. Kalau ganteng ya laki-laki.

Cara Menjalani Hidup yang Menyenangkan 99% Akurat

Berikut beberapa cara paling mudah yang mampu membuat dirimu wahai wanita memiliki nilai tersendiri di mata orang-orang;

1.Mampu menerima diri sendiri dan menghargai diri sendiri

Semua berawal dari diri sendiri. Kalau kamu belum bisa menerima dirimu, lalu bagaimana orang lain akan menerimamu. Salah satu cara menjadi high value woman adalah dengan menghargai dan mencintai dirimu dulu. Selflove di sini juga bukan termasuk egois lo. Ketika kamu memperlakukan dirimu sendiri dengan baik, maka orang lain juga akan terkesan. Just try Sist..

2.Mampu mengontrol emosi

Jangan mudah terpancing dengan komentar orang-orang yang tidak menyukaimu. Ingat ya..kita hidup bukan untuk menyenangkan orang lain. Just do whatever that makes you happy. Kalau mereka tidak suka, itu bukan urusan kamu. Kamu cukup mengendalikan diri kamu saja agar tidak mudah terpancing. Menjadi high value woman cukup mudah kok, salah satunya adalah tetap bisa tetap berkepala dingin dalam situasi yang “panas”.

3.Tidak banyak “drama”

Drama kehidupan akan selalu ada. Dan, tahu nggak? High value woman sangat menghindari drama. Mereka nggak mau berlama-lama berada di lingkungan yang kebanyakan isinya adalah orang-orang toxic. Baginya, Cuma buang-buang waktu aja sih. Toh, banyak hal produktif yang masih bisa dilakukan.

4.Lebih fokus pada perbaikan diri

Dalam hal ini, kamu bisa lebih memaksimalkan minat kamu, misalnya belajar skill baru, memperbaiki penampilan, perawatan, dan lain-lain. Dengan merawat diri, kamu akan semakin tampil percaya diri. Udah deh, fokus saja sama upgrade diri sendiri dulu. Dengan begitu, kamu akan lebih punya nilai.

5.Tidak membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain

Di luar sana mungkin masih banyak yang terlalu membanding-bandingkan pencapaian orang lain dengan sendiri yang akhirnya malah membuatnya insecure. Tapi, high value woman ini beda. Mereka selalu berusaha sebisa mungkin kalau hari ini harus lebih baik dari hari kemarin sehingga nggak ada waktu membandingkannya dengan orang lain.

4 Manfaat Bersikap Bodo Amat

Gimana? apakah di sini harus ada embel-embel harus cantik dan berduit untuk menjadi high value woman? Tidak ada kan?

Semua bisa kamu ciptakan sendiri Sist..

Semangat ya..!


 

~MissAnt~

Rabu, 13 November 2019

Ketika Yang Kita Mau Bukanlah Jodoh Kita




Begini, sebenarnya ada banyak cara yang membuat kita berjodoh dengan seseorang yang kita inginkan. Kira-kira kalian pernah nggak sih? Menginginkan seseorang buat jadi pendamping hidup tapi ternyata orang itu bukan jodoh kita?Pernah nggak? Gimana rasanya? Sakit nggak? Hahahaha......Syukurin.

Loh.....maapkan yak. Bukan bermaksud mengejek. Hanya saja aku juga sedang mengalaminya. Ya mungkin memang nggak enak banget. Tapi ya gimana ya? Namanya juga nggak jodoh. Mau digimanain juga nggak bakalan jodoh. Lantas, gimana aku bisa yakin kalau dia memang bukan jodohku?

Et...dah....kali ini Aku lagi pingin nulis seputar ini. Nggak tau kenapa. Mungkin karna emang udah cepak karena yang disayangi sepertinya nggak peka. Eh...tapi gimana bisa peka wong dia aja nggak  tahu kalau aku suka sama dia. Mungkin teman yang sudah Aku ceritain selalu bilang begini, "Lah...kamunya nggak bilang kalau suka, lha gimana dia tahu perasaanmu?".

Gila nggak tuh. Ya masak cewek bilang suka duluan. Aneh banget kalau menurutku. Meski sekarang memang banyak cewek yang lebih dulu mengungkapkan perasaannya, tapi kalau aku mah, sadar diri. Ya kalau dia suka, kalau nggak suka gimana? Ditolak donk. Hahaha.....

Tapi salah satu temenku emang pernah bilang begini, "Ya itu resiko, kamu pilih dia tahu perasaanmu meski dia tidak menyukaimu atau kamu hanya akan memendam rasa ini entah sampai kapan? Hayoloh pilih mana?". Begitulah katanya. Meski dia bilang begitu, tapi aku nggak bisa jawab. Cuma bergumam dalam hati, "Hadeeehh.....ni bocah enak banget ngomongnya". Kalau dipikir-pikir sih, temenku ada baiknya juga. Kalau aku nggak ngomong, gimana dia bisa tahu? Siapa tahu dengan aku jujur ke dia, malah justru kita punya perasaan yang sama. Wuah.....mau banget kalau ini.

Tapi...tapi....dan tapi.....aku punya cara tersendiri buat meyakinkan apa dia layak untuk aku atau enggak. Hmm....gimana ya? semua ini memang harus ada campur tangan Tuhan. Tuhanlah yang tahu segalanya tentang jalan hidup seseorang, dengan siapa orang itu berjodoh tentu juga sudah menjadi urusan Tuhan.

Beberapa hari kemarin aku memang sedang mencoba "merayu Tuhan". Iya, berdasarkan artikel yang pernah aku baca yang bunyinya begini, "Kalau kamu suka sama orang yang dia nggak tahu perasaanmu, maka cara yang paling bijak kamu lakukan adalah dengan merayu Tuhan, minta pada-NYA agar didekatkan. Kalau emang jodoh ya bakalan didekatkan". Begitulah salah satu kalimat dari artikel yang aku baca.

Akhirnya aku mencobanya. Mungkin belum terlalu maksimal buat merayu Tuhan karena Aku belum merayunya di sepertiga malam. Karna emang yang paling didengar adalah doa di sepertiga malam. Sampai di sini aku merasa aku sulit menyebut namanya dalam doa. Apakah ini pertanda bahwa Tuhan tidak berkenan kalau aku minta dia sebagai pendampingku?

Rasa-rasanya memang terlihat memaksa banget sih. Aku selalu menyebut namanya dalam do'a. Mungkin aku juga bosan mengucapkannya, tapi di sisi lain masih penasaran apakah ini benar-benar works? Ya seperti yang aku bilang tadi, lama-lama memang aku sulit sekali mengucapkan namanya dalam doa. Bahkan aku juga tidak pernah sekilas melihat wajahnya tiap aku meminta dia jadi pendampingku. Mungkin ini yang namanya bukan jodoh.

Aku tahu, Tuhan tak pernah lelah mendengar doa-doa hambanya yang mungkin hanya itu-itu saja. Sampai pada akhirnya aku yang nyerah karena lelah karna tak merasa sulit sekali menyebut namamu dalam doa. Hahaha....ya emang agak lebay sih. Tapi yang namanya perasaan memang nggak ada yang lebay. Hanya saja berlebihan untuk mencintainya. Hingga lupa bahwa yang berlebihan memang tidak baik. Contonya saja aku yang berlebiha menyukaimu. Entah ini memang menginginkanmu menjadi pendampingku atau hanya sekadar penasaran.

Entahlah....aku nggak tahu....mungkin hanya Tuhan dan waktu yang bisa menjawabnya
Semakin ke sini aku semakin ingin melupakannya. Tapi kenapa susah ya? Jangan-jangan emang beneran jodoh. Alhamdulillah deh kalau ini. Ya, siapa tahu aja. kalau memang nggak jodoh ya mbok dijodohin lah ya? Tapi kok kesannya kayak memaksa gitu ya?

Dalam berdoa kadang aku juga malu. Masa tiap doa selalu bilang begini, 

" Ya Alloh aku mau dia". Haha....terkesan memaksa tapi ya emang maunya sama dia. Gimana donk?

Pas lagi banget-bangetnya merasakan hal ini, mendadak nemu postingan di instagram yang bunyinya begini, 

"Untuk para perempuan yang sedang memendam perasaan, sebaiknya kamu berterus terang saja. Jika jawabannya memang menyakitkan ya itu memang resiko. Malah akan lebih menyakitkan kalau kamu tiba-tiba melihatnya bersanding dengan wanita lain di persandingan".

BERASA KETAMPAR GUE .....

Mencintai seseorang yang mungkin orang tersebut tidak tahu memang sangat menyakitkan. Sebenarnya nggak terlalu menyakitkan sih, hanya saja nyesek. Halah....sama aja.

Dear My Ay, jadi gimana? Kita mau cukup sampai di sini saja atau suatu saat nanti dipersatukan?  Tapi kapan? Jangan lama-lama ya? Karna aku udah muak ditanya KAPAN NIKAH muluk. Eheheee....

~MissAnt~



Kamis, 10 Oktober 2019

Pentingnya ME TIME







: Kamu mau ke mana?

: Nggak ke mana-mana.

: Lalu kenapa chatku nggak dibales?

: Ya kan bisa nanti-nanti balesnya.

: Emang kamu sibuk apa sih?

: Enggak sih, aku lagi “me time” aja.

: Yaelah kan “me time” juga sendirian, lalu apa susahnya bales?

Bagaimana menjelaskan pasa seseorang kalau kita juga butuh waktu untuk sediri. Sebenarnya sih, semua orang tentu punya waktu “me time” yang berbeda-beda. Dan, “me time” juga tidak selalu harus sendiri. Ada yang “me time” nya justru dengan seseroang karena itu memang cara dia “me time”.

Kalau aku pribadi selalu punya waktu untuk “me time”, di mana aku nggak mau diganggu siapapun. Bahkan jika ada chat masuk aja bisa aku abaikan pada waktu itu. Kenapa begitu? Ya karna itu tadi, lagi “me time”.


Lalu, sebenarnya apa sih enaknya “me time”?


Hm...gimana ya? Kadang banyak orang yang beranggapan kalau “me time” hanya untuk mereka yang cenderung Introvert. Bener nggak sih? Kalau kata orang sih, aku memang orangnya Introvert. Tapi tidak selalu suka berada di tempat yang sepi dan nggak banyak orang. Justru aku lebih suka berada di tempat yang ramai, meski itu hanya jalan sendiri. Jadi, gimana? Aku ini Introvert atau gimana? Karna aku juga nggak pandai menilai diri sendiri sih. Biar begini adanya. *Hallah

Eh....yang tadi belum terjawab ya? Tentang bagaimana enaknya “me time”. Kalau aku memanfaatkan “me time” biasanya dengan sendiri. Entah itu mau di tempat-tempat ramai maupun duduk di kafe hanya sekedar menikmati lagu dan melamun. Bagiku “me time” itu semacam recharge my mind. Jadi, dari situ aku bisa mikir mau gimanan dan mau gimana? Pokoknya dari “me time” kadang banyak hal yang ingin aku lakukan, salah satunya dapet ide baru. (Ya maklum, soalnya buat bahan konten blog) heheee.

Sudah terjawab belum, tentang pentingnya “me time”. Ya mungkin setiap orang punya cara “ me time” yang berbeda-beda, tapi setidaknya “me time” sangat penting sih, just according to me lho....

Bertemu dengan banyak orang bisa jadi menyenangkan jika orang-orangnya enak, tapi bisa jadi melelahkan kalau orangnya banyak drama dan bla...bla....bla...Tapi ya namanya orang banyak, pasti seleranya juga beda-beda. Nggak papa, bukankah perbedaan itu indah? Ye...kan?

Aku punya cara yang berbeda dalam menikmati “me time”. Setelah seharian bekerja, aku lebih suka jalan sendiri. Atau bisa juga diem di kamar sambil scroll-scrool sosial media, khususnya twitter. Mengapa “me time” larinya ke sosmed? Karena aku selalu follow orang-orang yang kontennya bagus. Tapi kadang yang follow akun-akun receh buat hiburan.

Kalau dulu pas masih ada Ibuku, aku tiap pulang ya ngobrol sama Ibu. Cerita ngalor ngidul. Semenjak Ibuku meninggal, aku jadi kesepian. Iya, rasanya ada yang hilang. Bingung setelah pulang mau ngapain. Akhirnya aku lebih suka rebahan saja tanpa diganggu. Lebih sering di kamar daripada harus ngobrol. Entah....kalau disuruh milih, suruh ngobrol dengerin orang ngegosip atau di rebahan di kamar, ya mending rebahan di kamar. Mau dibilang malas kumpul-kumpul? Silakan....menilai orang itu bebas....gratis....dan nggak bayar kok. So...do it.

Dengan menyempatkan waktu buat “me time”, paling tidak, kamu bisa merenungkan kalau segalanya nggak harus dipikir dengan berat. Kadang kita hanya butuh satu kata, yaitu “Yaudah lah ya”.

Tak perlu memikirkan penilaian orang tentang kita, karna semua berhak menilai. Coba sejenak saja renungkan, bahwa mereka juga punya pikiran, jadi bagaimanapun pemikiran orang tentang kita, abaikan saja. Kalau baik ya terima saja, kalau buruk ya jangan didengarkan. Kadang-kadang kita punya dua tangan yang sewaktu-waktu bisa kita pakai untuk menutup telinga saat kita lelah dan tak ingin mendengarnya.

As simple as that...



~MissAnt~

Kamis, 19 September 2019

Beda Anak Kost Pas Masih Kuliah dan Anak Kost Pas Udah Kerja



Siapa di sini yang pernah merasakan jadi anak kost? Kalau belum, buruan noh....ngekost. Biat tahu suka duka anak kost. Ngomongin soal ngekost,  kali ini aku mau bahas soal perbedaan jadi anak kost ketika masih kuliah dan jadi anak kost pas udah kerja. Emang ada bedanya ya? Ada donk.

Aku terakhir ngekos kira kira 2010. Yap udah lama banget. Dan dari sini jadi ketahuan angkatan berapa. Hahaha.....angkatan zaman old. Oke nggak papa lah ya.

Aku kira nggak bakal ada bedanya selama ngekost pas zaman kuliah dan ngekost pas udah kerja, ternyata ada bedanya. Aku baru sadar ketika memutuskan buat ngekost lagi. Sebenarnya udah males jadi anak kost, secara emang deket sih. Cuma Jogja-Klaten. Tapi behubung something happen in ma life , demi ketenangan diri, aku memutuskan untuk kost sementara.

Ternyata dari ngekost lagi, aku punya sedikit cerita yang bisa jadi bahan buat blog. Kali ini aku mau share tentang pengalaman ngekost zaman kuliah dan suasana ngekost pas udah kerja. Langsung aja deh daripada kelamaan.

Yang pertama

Kost zaman kuliah lebih suka nimbrung ke kamar temen daripada di kamar sendiri. Sementara pas udah kerja lebih suka langsung ke kamar daripada nimbrung.  Ini yang aku rasakan saat ini. Tiap pulang kerja bawaanya pingin langsung ke kamar buat rebahan. Udah males nimbrung gitu. Rasanya kayak useless banget buat nimbrung ke kamar orang.  YA mending rebahan sama mainan hape atau buka leptop donk.

Kalau pas zaman kuliah emang pulang kost bawaannya pingin ke kamar anak kost lain. Entah itu nebeng nonton TV, ngerumpi, atau ngomongin anak kost lain. Hahaha....jadi kangen ngekost pas masih abege neeh.....masih asyik banget.

Yang kedua.

Ngekost zaman kuliah masih sering kenalan (itung-itung) nambah temen kalau ada anak kost baru, sementara pas kerja udah males banget. Ada anak kost baru udah bodo amat. Mungkin ini yang namanya langkah menuju pendewasaan yang sebenarnya, di mana kamu udah males sama orang sekitar yang nggak ada manfaatnya. Hahaha.....maksudnya gimana nih?

Jadi gini, dalam hidup, lama-lama kamu akan dihadapkan dengan orang-orang yang perlu kamu seleksi. Nanti kamu bakalan bisa menyeleksi, mana yang kira-kira penting dan yang biasa aja. Nah, kalau sekarang ini kamu nggak excited sama orang-orang yang gitu-gitu doang, artinya ya udah, berarti cukup tahu aja. You just need to know them, not to understand them.  Paham kan?

Tapi ini beda sama orang-orang yang kamu temui di luar sana, misalnya saja di dunia kerja atau kenalan pas ada event. Kalau ini kamu wajib cari kenalan baru. Siapa tahu bisa berbagi ilmu, saling bertukar pikiran dan pada akhirnya menemukan hal baru. Asyik kan?!

Yang ketiga

Pas masih kuliah suka banget becandaan sama temen kost sampai teriak-terika, kemudian diomelin ibu kost dan mengganggu ketenangan anak kost lain. Tapi beda kalau udah kerja, kamu bakalan terganggu sama becandaan tetangga kost (apalagi kalau tetanggaan sama anak kost yang masih kuliah). Lalu, apa ini yang disebut karma? Dulu teriak-teriak sekarang merasa terganggu. 

Hahaha....Maybe that’s the KARMA works.

Yang Keempat

Ngekost pas masih kuliah kayaknya runtang-runtang banget, sedangkan pas udah kerja jadi lebih mandiri. Btw tahu kan, runtang-runtung maksudnya gimana? Runtang-runtungitu semacem bergerombol. Jadi kemana-mana masih pingin barengan. Yang beli makan 1 orang aja yang nganter 5 orang. Norak sih, tapi asyik. Heheee

Menjadi anak kost pas udah kerja lebih mandiri banget. Mau makan ya tinggal beli sendiri. Mau nongki-nongki nggak ada temen yang diajak ya tinggal pergi sendiri. Gitu aja sih. Intinya lebih mandiri gitu.

Hmmm....apalagi ya, aku rasa sih cukup itu dulu. Kalau ada yang mau nambahin tinggal share ke kolom komentar aja yak. Biar saling tahu bedanya ngekost zaman kuliah dan ngekost pas udah kerja.

Okee...okee....See yaa

~MissAnt~


Senin, 29 April 2019

Menang Kuis Dapet Motor Honda PCX


 
Penampakan Bagong pas mau aku ambil di Gudang. Semog banget yak, tapi aslinya enteng kok.


~Perempuan paling beruntung mendapatkan MOTOR HONDA PCX.

~Yeay….Finally I got it.

~Yess...I got New Honda PCX and it’s FREE. Oke..Im the most..most…most lucky girl.

#lebayYak

............

............

*MasihMikirinJudul

*MasihMikirinJudul

*LahBodoAmatSamaJudul

*KemudianLangsungNulisAjaLah


Rasa-rasanya aku bingung ngasih judul yang tepat untuk menggambarkan hal ini. Jadi, pilih saja satu judul yang menurut kalian paling tepat.  Kalau biasanya oranglain  menyebut dengan, mimpi di siang bolong, kali ini aku menyebutnya dengan mimpi di sore bolong. Hallah sama aja. Yang jelas, pada kesempatan ini aku mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak terbayangkan olehku, yaitu dapet hadiah MOTOR HONDA PCX. 

Gilaaa..aja.....PCX...lho...PCX. Harganya nggak main-main. Awalnya pas tau pengumuman pemenangnya, langsung speecless karena dapat motor. Setelah itu aku kepoin harganya daaaaaan.....badan gemeter seketika. Eh lebay yak. Tapi emang gitu sih....

Tapi seriusan deh. Penasaran gimana aku memenangkan Honda PCX nggak? Kalau penasaran, beginilah ceritanya. Aku mau cerita dari awal, hingga penantian hadiah turun, proses, cacian orang hingga akhirnya aku mendapatkannya. Sebelumnya maaf banget, aku nulis kayak gini bukan karena pamer. Bahkan aku pingin posting di sosmed aja aku maju mundur. Kenapa? Karena takut dikira pamer barang yang akun sendiri belum tentu bisa beli. Padahal sih, niatnya nggak pamer.

Buat apa pamer. Apa untungnya pamer? Toh semua ini hanya titipan agar yang dititipi bisa memanfaatkan dengan baik. Meski aku tergolong orang judes yang kadang sengak sama orang (Hahaha...emang ceplas ceplos sih...tapi baik kok akutu. Nggak perncaaya bisa tanya teman yang udah lama dekat sama aku), tapi aku punya sikap yang nggak suka pamer. Hanya saja pingin berbagi pengalaman aja. Siapa tahu ada yang termotivasi untuk tetap sabar dan semua akan indah pada waktunya.

Bagaimana aku bisa mendapatkan Honda PCX gratis...tis....tis...

Nggak nyangka kan? Semuanya berawal dari film 22 menit. Pernah denger nggak? Film ini mengisahkan tentang terjadinya bom Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016. Peristiwa tersebut cukup membuat Suasana mencekam. Agar semua orang menyaksikan bagaimana kejadian tersebut, maka pada tanggal 19 Juli 2018 Buttonijo production merilis Film berjudul 22 Menit, di mana fim ini merupakan kisah nyata pemboban di Jl. Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu. Bagi yang pingin tau lebih dalam tentang tentang apa itu film 22 Menit, bisa langsung cek di sini ya?

Lalu apa hubungannya film sama dapet motor?
Jelas ada. Secara aku ini banci kuis. Tau kan banci kuis. Banci kuis itu beda sama banci kecrekan yang suka joget-joged di lampu merah lho. Kalau kamu termasuk banci kuis, pasti kamu sering banget tau mana yang sering mengadakan kuis-kuis berhadiah. Dalam hal ini aku termasuk banci kuis yang pantang menyerah. Sudah lama banget ikut kuis tapi belum ada satupun yang beruntung. Dari kuis yang hadiahnya pulsa, kaos, laptop, tiket liburan, aku nggak pernah dapet. Kasian yak? Dengan begitu apa mendadak aku berhenti jadi banci kuis? Sama sekali enggak.

Sama halnya seperti saat fim 22 Menit ini Booming, aku langsung kepoin sosmednya. Nggak Cuma kepo ding, aku juga follow akun Instagram 22 Menit, soalnya pekerjaanku mengharuskan untuk tau lebih dalam soal film tersebut, secara perusahaan tempat aku bekerja juga merupakan salah satu sponsor saat melakukan syuting film 22 Menit.

Kuis yang ada pada Film 22 menit sangat banyak. Kalau nggak percaya liat aja di Instagramnya. Dari semua kuis yang aku ikuti, ternyata aku memenangkan hadiah yang tak terduga. Iya tak terduga. Kalu kuis lainya prosedurya hanya menjawab pertanyaan dari apa yang telah di posting admin akun 22 Menit, nah ada lagi kuis yang mengharuskan kita untuk mengulas pelajaran apa yang bisa di ambil dari film 22 Menit. Berhubung aku juga suka mengulas film, akhirnya aku ikut dan post di blogku. Kalau kamu penasaran kayak apa tulisannya kok bisa dapet motor Honda PCX, bisa dilihat di sini.

Ya memang tidak sempurna. Aku yakin di luar sana masih banyak yang ulasannya lebih  bagus dari yang aku buat. Hanya saja dewi keberuntungan sedang berpihak padaku, jadi alhamdulillah banget. Alloh kalau kalau ngasih rejeki emang pas banget. Pernah denger quotes ini nggak?

“God give what you need, Not what you want”

Mungkin ini yang terjadi padaku. Motor Supraku udah nggak layak pakai, mungkin begitu maksudnya. Apalagi motornya aku pakai tiap hari, mungkin sudah seharusnya aku ganti motor. Iya, Alloh ngasih apa yang dibutuhkan sama kita, makanya aku beruntung dapet Honda PCX. Bisa dikatakan dulunya aku pakai motor butut, sekarang pakai motor agak berkelas. Kalau dilihat dari materi, aku juga mikir-mikir beli motor harga segitu. Tapi ya namanya hadiah, nggak ada yang tau, nggak nyangka juga aku dapet motor mahal.

Lalu, berapa lama prosesnya?

Aku dapet kabar memenangkan satu unit Honda PCX itu tanggal 6 Agustus 2018. Waktu itu pas pulang kerja di hari Senin. Seperti biasa kan aku suka berhenti di pinggir jalan, apalagi kalau melihat cuaca cerah dan merapi sangat terlihat, jadi aku suka mengabadikannya. Dan pas buka Hp ada notif dari Insatgram dan aku buka, apa yang terjadi? Coba tebak deh. Hasilnya pengumuman seperti ini.


Langsung lemes aku. Untukng aku  nggak jatuh di jalan. Hahaaaa...lebay ya? Iya emang. Antara lebay dan nggak percaya aja. Abis itu langsung aku skrinsut dan aku share di status whatsapp. Semua kontak pada ngasih ucapan dan akhirnya aku sadar kalau tindakanku ini riya’...pamer....Selang beberapa saat, aku hapus postingan itu. Tapi gimana lagi, udah pada tau soalnya pemenang juga dishare di akun Instagram  Film 22 Menit.

Reaksi pas dapet DM dari akun 22 Menit, langsung skrinsut dan update status. Tapi cuma bentar langsung aku hapus. Takut dikira pamer. Ya namanya orang seneng buanget yak. Maap bukan maksud riya'


Ternyata pemenang kuisnya ada dua, yaitu aku dan anak UGM yang mau lulus. Dia kost di Jogja dan rumahnya di Jakarta. Kok tau? Ya kita saling DM DM-an di IG, secara sama-sama pemenang. Kali aja bisa bareng ngambilnya. Eh...ternyata beneran barengan ngambilnya. Tapi tunggu dulu, prosesnya nggak secepat itu. Sungguh, tidak secepat yang aku bayangkan.

Awalnya, admin akun 22 Menit minta alamat lengkap sama foto KTPku. Lalu diminta mengirim lewat DM IG. Setelah itu mereka akan ngabarin lagi bagaimana proses selanjutnya. Dari situ apakah aku hanya diam saja? Enggaklah....aku tanya terus-terusan. Akhirnya ada pencerahan suruh mengubungi nomer ini selaku yang bersangkutan langsung dengan promosi film.

Waktu itu aku dikasi nomer dan setelah aku hubungi, dia namanya mbak Novi yaitu Marketing yang mengurusi Film tersebut. Tiap tanya, si embak bilangnya, “nanti dulu ya mbak, baru diurus”. Meski sudah berbeda waktu, tapi jawaban pertanyaan tersebut tetap sama, yaitu “tunggu dulu ya mbak”. Okelah sabar dulu. Kalau dilihat dari barangnya, pasti ngurusnya juga nggak cepet. Pasti butuh waktu lama.

Sesabar-sabarya orang, pasti ada batasnya kan ya? Trus aku gatel pingin tanya lagi dan si embak ngasih nomer lain dan aku langsung menghubunginya. Namanya mas Roy. Mas Roy menjelaskan panjang lebar tentang prosesnya. Berhubung sponsornya dari Surabaya, jadi ngurus Fakturnya lama banget. Ya aku paham sih, namanya lintas provinsi.

Tiap aku nanya mas Roy, jawabannya lagi ditanyakan ke pihak Honda. Sampai pada akhirnya mas Roy ngasih foto Faktur dan dari pihak sponsor. Ya lega banget, Minimal lega ding, Belum lega banget kalau belum ngambil motornya. Dari situ masih nunggu satu proses lagi, yaitu Faktur asli dan panggilan ngambil motor. Alhamdulillah udah ada pencerahan. Akhirnya tanggal 8 April 2019 kemarinm, aku berhasil mendapatkan hadiah yang sudah lama aku tunggu.

Kebetulan pas aku ngambil ini bertepatan dengan aku ada seminar hari Sabtunya (6 April 2019) dan cuti yang udah aku ajukan lama. Jadi, benar kan? Semua indah pada waktunya. Tenang saja, Alloh kalau ngasih sesuatu itu tidak pernah terlambat dan terburu-buru. Alhamdulillah...terima kasih kepada Mas Roy yang mungkin sudah lelah banget aku wasapin terus. Maapkan saya kalau rewel terus dan bertanya-tanya. ^_^

Bagaimana reaksi orang-orang sekitar?

Nah,,,ini nih yang pingin banget aku bahas. Ya namanya dapet Motor, pastinya seneng banget. Jadi aku juga bilang ke Ibuku. Namanya Buibu pasti saking senengnya bakal cerita ke orang-orang. Dan akhirnya cerita ke Buibu PKK dan perkumpulan Buibu lainnya. Nggak cuma itu aja, banyak juga orang yang nyinyir dikira aku ketipu. Then....you can see now.....#RejekiOrangSabar

Lalu, apa saja reaksi orang-orang? Hahaha.....gatel buat nulis. Maap yak, aku inget semua orang yang suka menjelek-jelekkan orang lain. Langsung aja yukk,,,,simak....jangan geleng-geleng ya? Maklumlah.....


~Katanya dapet hadiah motor? Kok lama banget. Penipuan kali~

~Mana motornya kok nggak turun-turun. Ketipu ya? Hari gini harus hati-hati~

~Mungkin anaknya njenengan kena tipu Bu, suruh hati-hati jadi orang~

~Kapan motornya turun? Dikejar donk, jangan diam saja~

~Kok lama banget prosesnya. Jangan-jangan kena tipu~

~Oh iya, katanya menang motor ya? Kok lama? Anakku aja menang motor prosesnya cepet~

~Hati-hati lho Bu, sekarang banyak penipuan~

~Anaknya dikasi tau aja, jangan-jangan itu penipuan~

~Mana hadiah motormu, udah lama lho...penipuan kali~



Begitulah dan masih banyak komen nggak pantas yang dilontarkan orang yang kurang “makan bangku sekolah”. Bagaimana aku menyikapinya. BODO AMAT. Maaf ya, saya tidak ada waktu menanggapi. It's just wasting my time.....

Sekarang dengan sudah turunnya hadiah Motor PCX, apa reaksi mereka? BUNGKAM. DIAM. NGGAK BISA BERKUTIK. Itulah akibat orang suka nyinyir. Kalau sudah “ditampar” dengan hasil yang nyata, mereka hanya bisa terdiam dan iri menyaksikannya. Paham kan? Bagaimana menanggapi orang nyinyir? CUKUP DIAMKAN SAJA DAN TAMPAR DENGAN HASIL. Here is.....and I PROVE IT. Alhamdulillah.

Jadi, Honda PCX yang aku dapatkan ini mau dikasih nama apa?

Aku termasuk orang yang suka menghargai apa yang aku punya. Kalau dulu motor supraku aku kasih nama Saakira Slamet (Warisan dari Almarhum Bapak). Jadi siapa nama si teman baru ini? Namanya adalah Bagong. Awalnya hanya iseng-iseng aja manggil bagong, ternyata kok dilihat dari filosofinya bagus.

Berikut filosofi Bagong yang aku copy dari berbagai sumber

1.Dalam keadaan terjepit, sesulit apapun, kita harus tetap sabar dan tabah.

2.Jangan terlalu tergesa-gesa. Pertimbangkan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.

3.Kesabaran dan ketabahan selalu membuahkan hasil.

Nah....keren kan? Sebagai reminder buat semua orang. Semoga Bagong bisa menjadi teman baik selamanya. Aamiin.

Bagaimana nasib Saakira setelah ada Bagong?

Gimana ya? Sebenarnya berat melepas Saakira. Iya, dia udah menjadi teman selama 11 Tahun. Mulai dari masih kuliah sampai dapet kerja. Pokoknya panas hujan selalu sama Saakira. Seneng susah sama Saakira. Lebih dari sekedar teman. Sampai pada akhirnya Saakira terpaksa aku jual. Lumayan duitnya bisa buat ngurus STNKnya si Bagong.

Sebenarnya dulu pinginnya kalau punya motor baru, Saakira bakalan aku museumkan saja. Aku plastikin lalu ditaruh di ruang tamu dan aku tunjukin pada semua kalau, INI LHOOO MOTOR PERJUANGAN. Tapi keadaan berkata lain. Ya memang harus ada yang dikorbankan. Meski berat, akhirnya aku jual Saakira. Terima kasih Saakira.Dan.....Selamat datang Bagong. Let’s be friends forever. Be nice to me. Mari kita berteman baik.

Semoga pengalaman menang hadiah ini bisa menginspirasi banyak orang. Tidak ada yang sia-sia. Yang perli diingat, “Alloh kalau ngasih rejeki selalu tepat. Tidak terburu-buru dan tidak terlambat”. Be patient dan Keep fighting.


NB : Mohon maaf banget ya. Tulisan ini nggak ada maksud buat pamer atau apalah. Saya cuma mau berbagi saja karena rejeki selalu ada. Tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Buat yang suka ikutan kuis dan belum dapet hadiah, sabar aja. Tetaplah menjadi Banciiiii.....banci kuis maksudnya.Hehee... Sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya. Semoga bisa menang dapat apa gitu biar bisa sharing lagi, karena berbagi tak akan pernah rugi. 



~MissAnt~


Sabtu, 21 Oktober 2017

Sebelum Kau Putuskan Untuk Menikah



Gimana perasaanmu kalau ada yang terus-terusan nanya “KAPAN NIKAH”? Apa kamu lebih santai, apa kamu biasa aja, apa kamu marah, apa kamu salto dan nendang orang yang nanya? Pilih jawaban sesukamu. Bebas kok, toh baru dianya doang. Belum menjalaninya kan? Belum sih. Sama. Saya juga belum.  Bahkan saya kadang pingin  balik nanya, “  KAMU KAPAN NIKAH LAGI? NGGAK PINGIN SELINGKUH GITU”.


Beberapa waktu lalu, Saya sempet baca artikel soal pernikahan. Soalnya penasaran juga sih. Banyak orang yang bilang nikah itu nggak asal bilang, “Saya terima nikahnya”. Nggak asal suka sama suka. Nggak asal saling cocok. Duh...terus gimana dong? Nah...itu dia. Saya juga bingung mau tanya ke siapa. Akhirnya Cuma baca-baca aja.


Waktu itu nemu dari twitter @TimeMagazine, judulnya apa lupa, pokoknya seputar pernikahan yang tak hanya asal cocok aja. Perlahan saya mulai klik artikelnya dan nyimak. Kemudian manggut-manggut. Cari sumber lain yang entah apa, lupa. Topiknya sama sih, seputar pernikahan dan kehidupan setelah menikah.



Baca lagi dan lagi, sampai akhirnya. Oh....jadi begitu to. Sambil manggut-manggut lagi. Tapi nggak tau deh, apa orang lain ekspresinya juga sama kayak saya. Atau saya yang terlalu serius memaknai (hallah memaknai) hal ini. Jadi, menurut saya pribadi, kehidupan setelah menikah itu lebih rumit daripada harus menjawab pertanyaan “KAPAN NIKAH”.


Kenapa Saya bilang lebih rumit? Kenapa bisa semudah itu mengatakan rumit? Padahal kan belum menjalani. Nah loh....jangan sok tau Ta. Tar di gebukin orang lho. Jangan memprovokatori orang-orang yang akan menilkah dalam waktu dekat. Jangan sampai abis baca tulisanmu, orang yang mau nikah jadi memundurkan tanggal karena belum siap.


Bukan....bukan kayak gitu maksud saya nulis kayak gini. Ini hanya jadi renungan aja supaya nanti kita lebih siap mental aja. Karna memutuskan menikah berarti kita tidak lagi bertanggung jawab pada diri sendiri maupun suami, tapi juga berfikir bagaimana nanti...nanti...dan nanti.


Menikah berarti, yang tadinya kita bangun pagi Cuma bikin kopi sendiri, nanti bakalan bikinin kopi untuk suami. Belum lagi kalau udah punya anak. Musti nyiapin sarapan buat anak-anak. Dan kamu nggak lagi mikirin diri sendiri, duit yang tadiya kamu pakai buat jajan kimbab, harus kamu belikan makanan-makanan sehat untuk anakmu.


Menikah juga harus siap materi. Yap...ini penting untuk direnungkan. Meski kamu maunya acara yang sederhana, tetep aja butuh duit juga kan? Kecuali kalau orang tua Kamu kaya raya, boleh tuh pake duit ortu buat resepsi gede-gedean. Emang ada anak model kayak gitu ya? Kalau ada sih nggak papa. Saya Cuma nanya doang kok.


Bahkan sebelum memutuskan menikah, kamu harus kompromi dulu sama teman hidup. “Besok gimana...gimana dan gimana?. Oke meski banyak orang bilang gini, “ah...nggak usah mikirin besok-besok deh. Ngejalanin sekarang aja dulu. Rejeki udah ada yang ngatur”. Iya bener, kata-kata itu emang bener banget. Tapi nggak ada salahnya kalau kita punya plan kedepannya bakal gimana.


Punya tujuan bukan berarti kita terlalu ribet dalam menghadapi hidup. Jalani hidup dengan santai tapi tetap punya plan kedepan lah. Biar nantinya nggak kaget. Saat sudah menjadi suami istri sudah seharusnya kita saling jujur soal materi. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Begitulah menurut artikel yang saya baca, benar tidaknya. Buktikan sendiri saat sudah berumah tangga.


Menikah bukan hanya soal suka sama suka dan merasa cocok satu sama lain. Pahami dulu karakter pasangan. Agar nanti nggak begitu kaget saat sudah hidup bersama. Biasanya, karakter asli akan keluar saat sudah menjadi teman hidup yang sah ( menikah dan tinggal satu atap). Yang tadinya sayang banget pas pacaran, jadi berkurang sayangnya ketika sudah menikah. Ini juga menurut artikel yang saya baca. Tapi lupa sumbernya dari mana yak.


Tapi, ada resep tersendiri agar saat sudah menikah sama harmonisnya saat masih pacaran. Hmm...benar begitu kah? Lalu apa resepnya? Kalau soal itu, saya juga nggak tau. Hanya diketahui oleh pasangan suami istri yang sudah menikah. Penasaran? Makanya nikah dulu. 


Menikah bukan soal hidup bersamanya sehari atau dua hari bahkan sebulan. Kamu bakalan hidup dengannya selamanya. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, yang kamu lihat Cuma dia. Dia bakalan jadi orang pertama yang kamu lihat saat membuka mata dipagi hari. Pokoknya masalah apapun dalam keluarga, hanya kamu dan dia yang tau dan yang bisa menyelesaikan. Jangan libatkan orang lain. Begitu katanya. Kata siapa Ta? Kata artikel yang Saya baca. #yaelah


Menikah itu bukan soal poto-poto saat resepsi, bukan soal mau kemana nanti kalau hanimun, karna menikah itu soal bagaimana menjalani hidup berdua setelah resepsi dan hanimun. Kalau ditanya mau hanimun dimana, saya bisa jawab. Tapi kalau ditanya  hanimun sama siapa, saya belum bisa jawab. Tanya saja sama Tuhan. Saya juga penasaran soalnya. Mau menikah sama siapa saja saya belum  tau. Jodoh saya masih dirahasikan Tuhan. Saya sudah coba kepo, tapi belum dikasi gambarannya. But..it’s okay. Keep calm.


Makanya, selagi masih sendiri, lakukan apa saja yang bikin kamu bahagia. Nyenengin orang tua, jalan-jalan, menekuni hobi, pokoknya ngapain aja yang bikin kamu merasa belum dibatasi. Mumpung masih punya banyak waktu lho. Besok kalau udah nikah, waktunya bakal beda. Iya beda. Kamu nggak bakal sebebas saat masih single. Katanya sih begitu.


Menikah itu bukan karna kebanyakan ditanya “KAPAN NIKAH”, bukan juga karna umur yang sudah semakin tua. Karna kedewasan dan kesiapan tidak ditentukan oleh banyaknya umur. Yang masih muda dan sudah siap untuk menikah pun juga banyak. Pokoknya jangan khawatir. Jangan lantaran kamu menikah hanya karna lelah dengan pertanyaan kampret tersebut.


Menikah bukan soal kesiapan sehari dua hari. Tapi sekali untuk selamanya. Dan buat kamu yang masih sendiri. Nikmati kesendirianmu, karna ini akan menjadi hal yang paling Kamu rindukan suatu saat nanti. Tenang saja, Tuhan nggak bakal ngebiarin kita hidup sendiri. Mungkin saja waktunya belum tepat. Percayalah, semua akan indah pada waktunya. You just need to believe.

#ByMissAnt #SoalPernikahan


Rabu, 18 Oktober 2017

Yang Tak Pernah Menjadi Kita

Kalau Aku dan Kamu takkan pernah jadi Kita, lalu kenapa Kau seenaknya saja mondar-mandir nggak jelas. Emangnya hati ini bandara, yang seenaknya saja pesawat datang dan pergi.

Kalau Aku dan Kamu tak pernah jadi.Kita, lalu kenapa kau seakan tak mau pergi dari hati. Untuk apa menghuni klo tidak tinggal selamanya.

Aku sudah lelah dengan orang yang hanya menetap sebentar. Mondar-mandir dipikiran. Lalu seenaknya saja pergi. Ini hati. Bukan rumah kosong yang tak berpenghuni.

Aku dan Kamu sudah sama-sama dewasa. Tak pantas untuk saling memainkan hati. Karna hati juga bisa lelah. Apa lagi yang musti kita cari, klo tidak keseriusan.

Sayangnya, Aku dan Kamu tak kan pernah bisa jadi kita. Entah....apakah Tuhan akan mempertemukan kita? Atau kau hanya tetap menjadi orang yang pengecut. Yang hanya berani muncul dalam angan.

Sudahlah....

Klo memang hanya seorang pengecut. Tolong secepatnya pergi. Jangan sembarangan menghuni hati yang hanya kau permainkan. Jika memang Aku dan Kamu tak kan pernah jadi kita, tolong pergi lah.


Aku sudah tak sanggup jika kau hanya muncul dalam angan. Klo memang bersedia menempati hatiku selamanya, kenapa harus jadi pengecut. Kau pikir menunggu itu asyik?

Tapi sepertinya memang tidak mungkin. Mau sampai kapan jadi pengecut? Lebih baik pergilah. Cari hati yang bisa Kau huni sesaat. Kemudian pergi seenaknya.

Segeralah angkat kaki dari hatiku. Karna mungkin, akan datang hati yang baru yang akan tinggal selamanya.

Sayangnya, ia masih ragu untuk masuk ke hatiku. Karna Kamu yang tak kunjung pergi. Jadi tolong, pergilah jika hanya ingin tinggal sebentar. Karna Aku hanya ingin membuka hati untuk yang serius.
#ByMissAnt

Popular Posts