Ibu…
Sebutan
sederhana yang kasihnya tak sesederhana panggilannya. Berjuta kata tak akan
pernah mampu menggambarkan betapa besar kasih sayangmu. Sejak aku dikandung,
aku sudah menjadi beban untukmu, ibu. Tapi engkau menganggap kehadiranku
bukanlah beban, melainkan hadiah yang indah. Saat ibu melahirkanku, aku tidak
bisa membayangkan bagaimana rasanya. Namun, saat itulah Ibu sudah bertaruh
nyawa demi membuatku bisa melihat dunai hingga sampai saat ini. Terima kasih
saja tidak cukup untuk perjuangan ibu yang sangat besar.
Ibu….
Rasanya jutaan
uang tak akan mampu membalas semua kasihmu. Rasanya waktu berjalan begitu
cepat, dulu waktu aku naik tangga, aku masih digandeng ibu agar aku tidak
terpeleset. Dan sekarang, aku yang menggandeng ibu karena khawatir ibu akan
terpeleset. Ibu, langkahmu kini tak sekuat dulu. Rambutmu sudah tak sehitam
dulu. Tapi ibu masih tetap cantik dan aku masih menjadi gadis kecilmu yang
selalu ingin dibuatkan secangkir teh hangat pada pagi dan sore hari. Tak ada yang
bisa mengalahkan rasa teh manis buatan ibu karena dibuat dengan tangan yang
penuh kasih.
Ibu….
Dalam
renunganku, aku terkadang merasa malu. Usia senjamu seharusnya tidak lagi
mencari uang. Ibu sudah seharusnya merasakan hasil kerjaku dan melakukan hal-hal
yang membuat ibu senang, bukan malah susah payah membanting tulang. Setiap anak
pasti tak rela jika ibu yang berusia senja masih tetap bekerja, begitu juga
denganku, Ibu. Keinginanku hanya sederhana, aku ingin mengajak makan ibu setiap
habis gajian. Aku ingin membelikan apa saja keinginan ibu. Bagiku, melakukan
hal-hal yang sederhana seperti itu sudah menjadi kebanggaan tersendiri buat
aku. Tapi, hal ini rasanya tak cukup untuk kasihnya yang terlalu berlimpah
untuk aku.
Ibu….
Bersabarlah
sebentar saja ya. Walaupun aku terlihat angkuh, tapi percayalah, Aku hanya
melakukan yang terbaik untuk membuatmu bahagia dan menjamin tak ada satu
orangpun yang menyakitimu, ibu. Ibu, aku tak pernah lupa untuk selalu berdoa
agar ibu selalu sehat dan panjang umur. Agar aku bisa memberikan apapun yang
ingin aku berikan untuk ibu. Aku sedang berjuang untuk membuatmu bahagia.
Ibu….
Walau rambutmu
sudah mulai memutih, tapi engkau tetap cantik. Walaupun langkah kakimu sudah
tak sekuat dahulu, tapi engkau masih selalu berjalan kokoh. Sabar dulu ya Bu,
suatu saat nanti ibu akan menjadi ibu yang paling beruntung karena memiliki
anak sekuat ibu, karena anak yang kuat tentunya terlahir dari ibu yang kuat.
Kasih sayang
ibu tak hanya sebatas, ”aku sayang kamu
nak”. Tapi ada banyak cara ibu dalam memberikan kasih sayang kepada
anaknya, antara lain, “Ati-ati di jalan
ya, Nak” , “Sudah makan belum, Nak”
dan masih banyak lagi. Kasih ibu tak pernah terlihat, namun akan selalu ada
setiap saat.
*****