Sumber Gambar : Google |
Sudah berapa lama kira-kira tidak aku tidak menikmati kebebasan
hidup seperti, nonton, ngemall, jalan-jalan, ngopi-ngopi di kafe sambal melamun?
Apa lagi ya? Sampai lupa karena terlalu lama dipingit. Sebagai orang yang biasa
jalan-jalan meski hanya jalan-jalan doang, aku merasa terkurung bosan di dalam
kamar. Iya bosen sih, tapi untungnya
internet lancer, jadi nggak bosen-bosen banget. Mungkin hanya bosen 85% aja,
sisanya dibikin hepi aja?
Kalau aku pribadi kadang suka kesel, kita rela terkurung di
dalam kamar, menghindari kerumunan dan hanya keluar kalau memang
penting-penting banget, tapi ternyata masih banyak orang yang ngeyel keluar
rumah tanpa pakai masker, tanpa mau jaga jarak dan Cuma mikir kalau sekarang
ini sedang baik-baik saja. Wooooooi…..plisss lah.
Ah….tapi ya Namanya orang. Ada yang peduli sama pandemi ini
dan ada juga yang merasa nggak papa. Yang paling penting, pikirin diri sendiri
sama orang terdekat aja deh. Jaga Kesehatan dan jaga jarak di keramaian agar pandemi
ini segera berlalu. Semakin banyak orang yang susah diajak jaga jarak dan stay
at home maka semakin lama pandemi ini berakhir. Sekarang pilih mana? Mau sabar
dulu di rumah atau tetep keluyuran dan nggak tahu kapan pandemi ini berakhir?
Meski bosan, kesel Cuma di dalem aja, tapi ada beberapa
hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini. Tanpa kita sadari, selalu ada yang
bisa direnungkan dari sebuah kejadian yang tidak mengenakkan. Percayalah, semuanya
tentu ingin pandemi ini segera berakhir tapi kita nggak akan pernah tahu kapan
berakhir. Mungkin semua sudah diatur sama sang pencipta. Bahkan juga kita nggak
tahu kalau pandemi ini efeknya luar biasa merugikan. Tapi kita bisa apa?
Lalu, sekarang harus bagaimana? Mau nyalain siapa? Daripada
pusing, mending cari tahu aja hikmah di balik kejadian ini. Ambil sisi
positifnya aja.
Beberapa hikmah di balik pandami corona;
1.lebih dekat dengan keluarga
Sebenarnya aku masih sedikit baper kalau bahas keluarga
karena sekarang ini sedang jauh-jauh semua. Dan karena pandemi ini, lebaran
jadi nggak bisa kumpul-kumpul sama keluarga khususnya yang berada di luar kota.
Buat kalian yang tinggal satu rumah sama keluarga, bersyukurlah
karena moment ini bisa dijadikan sebagai ajang semakin mendekatkan diri dengan
keluarga. Yang dulunya sibuk dengan pekerjaan sehingga kurang “me time” dengan
keluarga, maka saat inilah waktunya semakin dekat dengaan keluarga, yaitu kerja
dari rumah dan bisa bertemu keluarga setiap hari.
2.Semakin sadar kalau orang yang paling menerima kita adalah
keluarga
Orang yang paling menerima kamu apa adanya ya Cuma Ibu kamu.
Percayalah, kalian yang masih punya Ibu, kalian sungguh beruntung. Hanya Ibu
yang selalu ada saat kita jatuh. Doanya sangat luar biasa. Manfaatkan waktu
sebaik-baiknya dengan Ibu kamu selagi masih ada.
3.Semakin dekat dengan sang Pencipta
Pada moment-moment seperti ini tentunya kita akan semakin
banyak berdoa agar orang-orang terdekat kita dijauhkan dari pandemi ini. Dengan
semakin lama kita harus melakukan social distancing dengan orang lain, kita
semakin sadar kalau yang tidak pernah meninggalkan kita hanyalah Alloh.
Saat
kita sudah mengalami situasi yang sangat mengharuskan jaga jarak dengan teman
dan keluarga, maka di sinilah kamu banyak meminta perlindungan sama Alloh.
Memang benar, yang paling paham dan mengerti tentang apa yang kita rasakan
hanyalah Alloh.
Khususnya di bulan Ramadhan ini, tentunya membuat banyak
orang berubah menjadi lebih baik. Mengapa demikian? Kalau Ramadhan tahun
kemarin mungkin kita disibukkan dengan ngabuburit, buka Bersama hingga tarawih berjamaah
di masjid,tapi tidak untuk tahun ini.
Kegiatan yang biasa kita lakukan selama Ramadhan
tentunya tidak seperti dulu. Sementara tidak ada tarawih dan idul fitri. Kiota
hanya diam di tempat. Salah satu hikmah di balik ini semua adalah, mendekatkan
diri kepada Alloh.
Khususnya di masa sekarang ini yang sepertinya menjadi tahun
yang berat karena gara-gara mbak NONA (Corona) ini semua jadi kena dampak.
Banyak PHK, ada yang harus mencari uang di saat seperti ini, ada yang Sedang
berjuang mencari kerja di saat seperti ini dan masih banyak lagi. Seolah segalanyajadi
kacau gegara mbak NONA. Mungkin semua ini sudah digariskan harus begini.
Yang
kita lakukan adalah mendekatkan diri sama Alloh, berdoa yang terbaik, semoga
selalu diberi Kesehatan dan mbak NONA semoga segera menghilang dari muka bumi.
4.Tak ada lagi orang pamer
Mungkin di beberapa daerah, ajang lebaran kadang
dimanfaatkan untuk memamerkan apa yang sudah dicapai. Misalnya, mobil baru,
motor baru, baju baru ala artis-artis dan lain-lain. Ya sebenarnya nggak ada
salahnya sih. Anggap saja sebagai reward atas apa yang selama ini kita
usahakan. Tapi bagi beberapa orang yang kurang mampu dianggap pamer.
Tahun ini sepertinya ajang pamernya dihentikan dulu.
Itung-itung introspeksi kalau sebenarnya semua kemewahan dan harta itu tidak
ada apa-apanya. Mungkin yang kita lakukan saat bersilaturahmi besok adalah
dengan cara telepon atau video call. Sebuah kata yang intinya mohon maaf lahir
dan batin. Itu saja. Sementara belum bisa pulang kampung membawa apa yang kita
miliki. Semoga saja bisa menjadi pelajaran penting kalau segala yang kita pamerkan
dan kita banggakan tidak ada apa-apanya.
5.Pada akhirnya kita akan sendiri
Selama Ramadhan ini aku memang berusaha buat perbanyak
streaming kajian. Nggak ada alasan lagi buat belajar banyak hal karena selama ada
internet, kita bisa belajar apa saja. Kamu bisa memilih mau belajar apa. Dari
banyak kajian yang aku lihat (maapkan bukannya sok pamer karena belajar agama,ngga
ada salahnya kita memperbanyak pengetahuan seputar agama kita), semakin sadar
kalau nantinya kita dan amalan kitalah yang merupakan sahabat sejati. Tidak ada
yang akan menemani kita kecuali amalan kita.
Pernah berfikir nggak setelah kita meninggal nanti, di alam
kubur kita ngapain aja dan ditemenin sama siapa? Pernah nggak? Bahwasanya yang
akan menemani kita di alam kubur adalah amalan kita dan diri kita sendiri. Kita
nggak bisa minta tolong sama Ibu, bapak, saudara, teman bahkan pasangan kita
nantinya. Karena saat kita Kembali ke Alloh, kita hanyalah sendiri dan hanya
diikuti amalan-amalan kita. Begitulah yang aku petik dari kajian dan beberapa
bacaaan yang aku pelajari belakangan ini.
Di dunia kita harus tolong menolong karena memang wajib hukumnya.
Tapi kita harus siap kalau nantinya kita akan sendiri saat “Kembali” ke Alloh.
Jadi, persiapkan mulai dari sekarang karena kematian, rejeki dan jodoh tidak
ada yang tahu datangnya.
Make it balance antara dunia dan bekal buat di akhirat nanti.
Mungkin kalau tidak ada pandemi yang mengharuskan buat #dirumah aja atau himbauan
jaga jarak kayak gini, aku nggak bakal buka-buka youtube seputar kajian. Yang ada
malah nonton drakor yang saat ini lagi banyak dan bagus-bagus.
Meski begitu bukan berarti nggak memperbolehkan buat bersenang-senang
mengejar dunia. Boleh saja kok, asal persiapkan bekal juga buat kehidupan
selanjutnya. Ibaratnya di dunia ini kita hanya sementara, hanya singgah saja.
Yang kekal adalah kehidupan selanjunya.
Ini buat self reminder diri sendiri aja sih. Buat yang mau menjadi lebih baik, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Semoga selalu menjadi manusia yang berguna untuk orang lain.
Semoga
bermanfaat buat semuanya.
~MissAnt~