Senin, 21 Oktober 2019

Akhirnya Ketemu Jodoh






Bukan....ini bukan jodoh teman hidup kok, nggak usah panik gitu baca judulnya. Ini hanya jodoh pelembab yang cocok di muka aku. Hahaha....udahd deg-degan ya bacanya. Selamat sudah ketipu judul. Eheheheee....

Kalau ngomongin soal pelembab yang cocok,  aku emang rada susah sih. Hingga akhirnya aku ketemu sama Nivea Soft. Sebenarnya akalu aku baca sih, cream lembut ini boleh dipakai untuk muka dan body. Tapi kalau aku pakai hanya di muka aja, soalnya terlalu eman-eman kalau harus dipakai ke seluruh badan jugak. Tar cepet habis. Harganya juga nggak terlalu mahal sih, hanya saja enakan di muka aja.



Sebagai pemilik jenis kulit kering-sensitif, aku rada susah milih pelembab buat muka. Semenjak udah nggak pake Naavagreen, aku udah coba berbagai krim, sampai krim bayi juga aku cobain. Tapi tetep aja nggak cocok. Malah berminyak dan komedoan.

Dulu sebelum pakai Naavagreen, masalah yang aku hadapi adalah komedoan. Iya komedo bikin nggak nyaman banget kalau pas ngaca. Dan semenjak memakai Naavagreen emang wajah jadi bening, ya emang nggak putih sih, soalnya kulitku emang jenis kulit yang nggak bisa putih. Alasan aku pake Naava juga karna pingin kinclong aja mukanya, tapi kinclong di sini maksudnya bukan putih tapi bersih. Paham kan?

Sekarang aku udah nggak pakai Naavagreen sejak 1 Agustus 2019 kemarin. Jadi agak susah milih pelembab, soalnya kulitku juga susah nemuin yang tepat. Tapi meski belum terlalu sreg banget, untuk saat ini aku udah menemukan jodoh yang tepat untuk muka yaitu Nivea Soft.

Seperti yang pernah aku ceritakan, Nivea Soft merupakan produk lama. Aku kenal Nivea Soft ini sejak SMA karna ada temen yang pakai cream ini dan cocok. Mukanya jadi alus banget. Tapi pas SMA aku emang belum memakainya karna aku Cuma anak bedak marcks. Hehe....

Kini aku coba-coba pakai Nivea Soft karena pernah baca kalau krim ini nggak ada efek sampingnya dan cocok banget sama kulit kering yang cenderung sensitif. Akhirnya aku gugling-gugling tentang produk ini dan yeah....aku memutuskan untuk membelinya.

Kesan pertama memakai Nivea Soft



Kalau menurutku, Nivea soft ini teksturnya nggak terlalu lembut dan nggak terlalu kental, jadi ya pas banget. Setelah dipakai juga langsung meresap. Kesan pertama pas memakai ini, kulitku berasa ada tanda-tanda kehidupan. Eh lebay yak....maksudnya tuh, pas pertama dioles ke muka kayak bunyi kretek-kretek. Ya bayangin aja kulit kering banget lalu dikasi Nivea soft, rasanya kayak tanah kering yang hampir retak lalu dikasi hujan, jadinya kan seolah kering pada muka jadi ternutrisi dengan baik.

Jadi, aku udah pakai Nivea Soft selama lebih dari sebulan. Kalau di aku yang jenis kulitnya kering dan sensitif sih aman-aman aja. Ada kesan meng-airi gitu. Jadi rada lembab. Beda banget sama pas aku belum pakai. Sejauh ini (kurang lebih satu bulan), aku pakai produk ini aman. Nivea Soft juga bikin cerah sih. Akhirnya aku menemukan pelembab yang cocok. Patut dicoba buat kamu yang juga punya masalah kulit kering banget kayak aku.

Berdasarkan komen-komen yang aku baca, pemilik jenis kulit berminyak juga bisa memakai Nivea Soft, asalkan setelah mengaplikasikan pada muka, dilanjut dengan bedak tabur. Katanya sih begitu. Tapi aku nggak tahu banget. Soalnya kan kulitku cenderung kering, jadi kalau pakai ini nggak pakai bedak lagi. Abis mandi mau keluar trus pakai Nivea Soft, udah deh kelar. Kulit muka jadi lebih ternutrisi.

Keunggulan Nivea Soft

-Teksturnya lembut
-Cepat meresap
-recommended untuk kulit kering
-Harganya tergolong murah
-Bikin cerah (Tapi tergantung amsih-masih kulit ya)
-Cocok untuk base make-up
-Cocok dibawa saat traveling

Kekurangan Nivea Soft

-Kemasannya kurang higienis soanya sekali colek harus kebuka semua.

So far...kalau di aku hanya ada satu kekurangan sih. Kalau kalian termasuk orang yang agak susah nyari pelembab buat muka, aku saranin buat nyoba Nivea Soft. Yang sensitif sama bau juga bakalan aman soalnya baunya juga seger. Aku juga sebenarnya sensitif sama bau cream yang menyengat, tapi Nivea Soft emang beda karna wanginya seger.

Sekian review singkat tentang Nivea Soft, semoga bisa terus berjodoh dengan jenis kulit mukaku. Kalau kalian pernah pake cream ini, share donk pengalaman kalian tentang cocok dan enggaknya. Share di kolom komentar yaaa.....

~MissAnt~



Rabu, 16 Oktober 2019

Apa Yang Membuat Orang Merasa Depresi?


Sumber Gambar : Google 


Terakhir kali nulis soal despresi adalah ketika denger kabar kalau Jonghyun (SHINEE) bunuh diri. Hal ini seolah membuat jagad hiburan Korea berduka. Seolah masih melekat soal kasus bunuh diri dari kalangan akris korea, kemarin anak Kpop juga dikejutkan dengan meninggalnya Sulli (Mantan personel Girlband Fx) yang ditemukan gantung diri di kediamannya. Pas aku baca di twitter, emang beritanya masih banget banget. Banyak pihak yang belum percaya atas meninggalnya Sulli. Hingga akhirnya ada pengumuman penting, Sulli dinyatakan meninggal karna gantung diri (c.m.i.i.w).

Banyak berita beredar kalau Sulli meninggal karena depresi yang sudah parah. Hal ini karena banyak orang yang membullynya. Lalu aku juga baca kalau ia sempat live di akun Instagramnya dan bilang, “mengapa banyak yang membenciku, aku bukan orang jahat. Lalu, apa yang harus aku lakukan agar kalian menyukaiku”. Begitulah kira-kira potongan instagram storiesnya.

Ternyata dampak pembullyan emang gitu banget. Buat yang nggak kuat bisa bikin seseroang mengakhiri hidupnya. Sebenarnya apasih alasan orang membully orang lain? Efeknya buat yang udah membully itu apa gitu loh? Tapi ya emang sih, berdasarkan beberapa artikel yang sudah aku baca, jadi Idol di korea emang harus kuat mental. Pergaulan di sana kayaknya emang tak luput dari kasus pembullyan. Yah....gimana, emang udah budaya kali ya. Tapi kasian kalau sampai benar-benar nggak kuat dan harus mengakhiri hidupnya.

Sejak kemunculan film Joker, sepertinya banyak yang lebih perhatian terhadap kesehatan mental seseorang.  Rame banget di twitter. Banyak sekali yang bikin thread soal kesehatan mental. Belum selesai membahas soal kesehatan mental, lalu ada berita soal kematian Sulli yang diduga bunuh diri lantaran mengalami despresi.

Depresi sebenarnya tidak selalu diderita oleh orang-orang besar seperti Idol Kpop. Mungkin bagi salah satu pecinta kpop dan kdrama, aku sering banget denger kabar kalau banyak artis atau Idol yang ditemukan meninggal karena gantung diri, ada juga yang meninggal karena overdosis obat-obatan.

Semua orang tentunya punya masalah dalam hidupnya. Tinggal bagaimana cara kita dalam mengatasi masalah tersebut. Yang bikin nggak masuk akal adalah ketika putus cinta menjadi depresi terberat bagi seseorang. Sayang banget. Ya mungkin belum cukup dewasa dalam mengatasinya sehingga dirinya merasa tertekan.

Sebenarnya apa yang membuat orang depresi hingga memutuskan untuk bunuh diri? Btw, aku juga pernah nulis penyebab depresi dan cara mengatasinya. Silakan dibaca, siapa tahu berguna buat kamu-kamu yang merasa sedang depresi.

Dari banyaknya lalu lalang temlen twitter yang membahas tentang kesehatan mental, kasus bullying, dan depresi, aku jadi bersyukur banget masih punya teman-teman yang bisa diajak ngobrol enak. Mungkin di luarb sana memang banyak Idol korea yang memiliki fans banyak sekali, sayangnya ada hal yang membuatnya tertekan.

Ya namanya hidup, Cuma sawang sinawang aja. Yang terlihat bahagia banget belum tentu bahagia, dan yang terlhat sedih dan terlihat nggak punya teman juga belum tentu depresi. Semua memang hanya sekedar sawang sinawang sebelum kamu benar-benar menjadi teman-temannya. Kalau aku sih, banyak orang yang bilang aku ini nggak punya teman karena ke mana-mana sendiri. Suka dibilang ansoslah....introvertlah.....hahaha.....but I dont care what other people think of me eh.

Lalu apakah aku sendiri tidak pernah merasa depresi? Tentu pernah. Semenjak Ibuku meninggal, aku memang seperti kehilangan arah. Bingung harus bangaimana dan nggak tahu mau gimana. Rasanya memang seperti kehilangan apa yang sudah ada di depan mata. Iya, ini nggak lebay tapi nyata. Coba bayangkan kalau kamu dekat banget sama Ibumu dan akhirnya Ibumu dipanggil Alloh, padahal kamu paginya masih baik-baik saja. Siapa yang nggak SHOCK? Siapa yang nggak DOWN?

Yang namanya kehilangan ibu memang ada yang kurang. Seperti kehilangan separuh dari diri kita. Yang biasanya, “ Bu...”, mendadak kamu sudah bisa memanggil seperti itu lagi. Kamu hanya bisa menyebutnya dalam doa dan memohonkan ampunan untuknya.
Secara psikologis sih memang aku rada tertekan. Mungkin masih shock banget. Perlahan harus bisa menerima kenyataan kalau Ibu sudah nggak ada. Harus bisa menyambung hidup dan mengejar cita-cita. Lama-lama memang aku sadar kalau semua memang kembali ke Alloh. Hanya saja butuh beberapa waktu untuk membiasakannya.

Yang bikin aku banyak bersyukur, aku masih punya teman yang peduli. Mereka peduli padaku bahkan saat aku jatuh seperti ini. Nggak nyangka banget kalau aku nggak punya teman dan nggak ada yang peduli kondisiku. Terima kasih banyak buat temanku, yang selalu ada saat senang maupun jatuh. Meski tidak sering bertemu, setidaknya kita saling mendukung.

Dari sini aku jadi berpikir, kalau sebenarnya, orang yang sedang “jatuh” dan merasa tertekan hanya membutuhkan seorang pendengar yang baik. Apapun yang mereka keluhkan, cukup dengarkan saja. Setelah dia selesai bercerita, lalu berikan solusi terbaikmu. Terlihat sederhana dan mudah kan? Tapi tidak semua orang bisa. Mungkin di luar sana memang banyak orang yang pandai berbicara ini itu. Tapi tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik.

Kalau kalian punya teman yang ingin curhat permasalahannya, maka jadilah pendengar yangbaik. Meski tidak banyak solusi yang nantinya bisa kamu berikan, setidaknya dengarkan saja dulu. Itu sudah sangat membantunya. Selamatkan orang-orang dari tekanan dalam hidupnya dengan menjadi pendengar yang baik. Itu saja sudah cukup.
Kalau kalian punya teman yang butuh curhat dan sudah nyaman dengan kalian, maka jadilah tempat yang nyaman baginya. Mungkin kamu nggak bakalan tahu kalau kamu sudah menyelamatkannya dari masalah yang mereka hadapi.

~MissAnt~

Senin, 14 Oktober 2019

(Review) Pengalaman Tidak Mengenakkan Facial di Naavagreen Jl. Kusuma Negara Yogyakarta

Sumber gambar : Google




Kapan terakhir kali aku facial?


Entahlah kapan. Aku lupa



Mungkin terlalu sibuk atau terlalu nggak peduli ama mukak, jadinya nggak inget terakhir kali facial. Terlebih semenjak aku berhenti pakai krim Naavagreen, setelah itu aku belum facial hingga hari ini Sabtu tanggal 12 Oktober 2019. Hahaa...harus banget ya dijelas sampai hari tanggalnya. Oh iya, biar jelas sekalian. Tadi aku ngantri facial sekitar jam 13.20, dan baru dipanggil masuk ke ruang perawatan jam 14.50 dan mulai eksekuis muka jam 15.000. Selesai facial jam 16.00 an lah pokoknya. Gimana? Kurang detail nggak?

Semakin  ke sini, aku semakin sadar dili kalau ternyata udah lama nggak facial. Memang sih, sebenarnya nggak ada waktu dan sayang duit aja kalau mau facial. Kadang budget buat facial sama dengan budget nonton sama jajan. Hehee.....tapi  aku mendadak sadar sih. Gegara kelamaan ngaca jadi mikir kenapa lama-lama muka jadi kusem dan banyak komedo.

Ternyata kurang perawatan. Bisa dibilang, aku ini nggak kayaka perempuan pada umumnya. Maksudnya, kebanyakan perempuan biasanya paling hobi buat facial. Pokoknya perawatan wajah adalah nomer satu. Ya emang seharusnya begitu sih. Tapi kalau aku engga. Kalau belom kusem-kusem banget belom mau fesyel. Jangan ditiru yak. 

Dampaknya buruk banget ternyata, yaitu menyakitkan. Iya, saking lama banget nggak facial, komedo menumpuk dan wajah jadi kering. Akhinya pas ngebersihin komedo sakit banget. Mau teriak gengsi donk. Masa iya dipencetin komedonya gitu aja nangis. Merintih kesakitan sih iyaaa..... 

Kalau biasanya sih, aku facialnya di Naavagreen Klaten. Kali ini berhubung lagi di Jogja dan ada sedikit waktu luang, jadi aku memutuskan buat facial ke Naavagreen yang di Jl. Kusuma Negara. Pasti udah pada tahu kan tempatnya di mana. Itu yang deket Gembira Loka Jogja.

Pertama kali datang, aku langsung ambi nomer antrian. Kemudian dipanggil dan ditanyai keperluannya apa.

“Mbak saya mau facial”

“Oh iya kak, konsultasi dulu ya”

Lalu aku masuklah ke ruang konsultasi. Aku liat sih dokternya kayaknya baru. Eh...tapi kalau di Naavagree Jl. Kusuma Negara memang dokternya keknya banyak. Kalau di Klaten aku tiap ke sana ya  hanya ketemu 2 dokter. Yang satu pakai hijab dan yang satu enggak. Namanya siapa aku lupa. Ke sana sendiri aja deh ya. Sekedar nanya nama dokternya.

Konsultasi dokter dulu biar tahu jenis facialnya

Pas aku masuk, dokter tanya;

“Gimana mbak?”

“Mau facial, dok”

Kemudian tangan dokter itu mau pegang pipiku,

“Aduh kering banget wajahnya. Kok bisa kering banget, mbak?”

“Iya dok, kering banget. Saya udah nggak pakai krim sini”

“Yaudah nanti facial untuk kulit sensitif ya, jangan lupa minum air putih yang banyak”
“Makasih, dok”

Lah....sambil jalan keluar, aku ngedumel donk. Lha emang selama ini aku kalau minum air putih kurang apa ya? Segalon Cuma tahan 15 hari untuk satu orang emangnya kurang yak? Lalu ke manakah air yang aku minum selama ini? Nggak ngalir ke muka apa ya?

Lalu aku jadi makin ngaca donk. Aku liat-liat mukakku memang kering banget bagian pipi Bahkan kayak mengelupas. Panik donk.....iyalah...secara kan kulitku emang cenderung kulit kering-sensitif, jadinya pakai pelembab juga nggak semuanya cocok. Jadi kudu pilih-pilih hingga aku menemukan pelembab yang tepat. Eh...sebenarnya kalau dibilang cocok sih belum, hanya saja lumayan cocok dan nggak bikin kulit kering. Kira-kira aku pakai 
pelembab apa hayoooo? Tenang, nanti bakalan aku review juga kok. Tunggu yak. Tetep pantenging blogku. Hahaha.....udah kayak beauty blogger belum cara ngomonongnya...eh...nulisnya...

Oke balik lagi ke pengalam facial di Naavagreen Jl. Kusuma Negara.


Baca juga : Hal yang akan dialami ketika berhenti dari krim dokter

Bagaimana pelayanannya?

Jadi, ada suatu tindakan yang sebelumnya belum pernah aku dapatkan kalau facial di Naavagreen Klaten, yaitu semacam ada alat yang katanya mbaknya sih, buat meratakan serum. Jadi, nanti sebelum dipakein masker, akan disuruh pegang kayak kabel yang dilapisi bentuk kayak pulpen, lalu dilapisi tisu yang basah.

Entah gimana cara menjelaskan alat itu karena embaknya pas ditanyain jawabnya agak sengak. Aku tanya begini,

“Mbak itu alat yang tadi kayak roda yang aku genggam kabelnya tadi namanya apa”
‘Hah”

Kemudian aku ulang lagi pertanyaanku, lalu dia menjawabnya sambil masih pakai masker.

“Ya alat buat meratakan serum ke wajahlah”

Jawabnya sewot dan ngenakin banget. Yaelah, aku nanyak kayak gitu juga sebenarnya mau aku tulis kali. Kalau kayak gini kan jadi suah ngejelasin. Akhirnya malah jadi kena kan? Makanya kalau melayani itu yang baik. Ada etikanya kan? Masih mending mbak-mbak yang mesyel di Naavagreen Klaten. Enak banget orangnya. Ramah. Ditanyain juga enak. Kaga sewot.

Oiya, abis aku tanya kayak gitu tadi, dia langsung bisik-bisik ke temennya, lalu ngeliatin aku sambil ketawa ngece. Dikira aku kagak pernah pakai alat begituan. Ya emang iyalah. Gue mana ngarti begituan. Makanya tadi nanya. Kan situ yang tahu. Makanya kasih jawaban yang tepat donk. Masa  pakai alat begitu kaga tau namanya juga. Kan, LUCUK. Terus ya, pas udah selesai dan aku benerin jilbab, ada salah satu kang fesyel bilang gini,

“Itu lhoo...kan di sana ada kaca”. Katanya sambil nunjukin ruang kecil yang ada kacanya dengan muka yang masih maskeran. Kayak gitu sopan? Nggak bisa nunjukin pakai tangan? Hahaha.....krisis etika yak.

Sebenarnya facial di Naavagreen tu bersih juga mukanya. Tapi kalau liat pelayanannya kayak gitu. Aku nggak bakalan balik lagi deh. Mending cari tempat lain. Biasanya emang aku facial nggak pake serum-seruman gitu. Soalnya facial yang khusus buat kulit normal. Tapi tadi dokter menyarankan kalau aku harus facial khusus untuk kulit sensitive. Jenis maskernya juga beda. Biasanya masker warna putih tapi tadi warnanya kayak kuning-kuning gitu. Mungkin itu buat kulit sensitif kali ya.

Hasilnya....

Tiap orang punya jenis kulit wajah yang berbeda-beda. Dalam memilh tempat facial juga harus jeli banget. Ada yang cocok di tempat A, tapi ada juga yang tidak cocok. Kalau aku selama facial di Naavagreen emang cocok sih. Alhadulillah nggak ada masalah. Aman-aman saja.

Tapi tadi pas facial rasanya kok merah-merah gitu ya? Terutama bagian hidung. Bentuk hidungku kan udah gede bulet, jadi malah kayak tomat. Entah karena udah nggak pake krim Naava lagi atau gimana dah? Atau mungkin karena udah lama nggak fesyel jadinya gini. Kayak ada bruntusan merah sih. Moga Cuma efek kelamaan nggak fesyel aja.

Seiring bertambahnya usia, kulit juga bisa berubah. Aku yang dulunya punya jenis kulit kering-normal, sekarang berubah jadi kering-sensitive. Dan permasalahannya adalah, komedo, kulit kering dan keliatan lebih cepat keriput. Hahaa....tapi semua akan menua pada waktunya. Hanya saja pemilik kulit kering bakan lebih cepat terlihat keriputnya.

Masalah kulit mah sudah urusan kulit masing-masing, kita nggak usah ikut campur. 

Eh....gimana sik. Begitulah seputar pengalaman aku facial di Naavagreen Jl. Kusuma Negara Jogja. Kalau kamu gimana? Apakah ada kesan-kesan menarik selama facial? Share yak?

~MissAnt~


Kamis, 10 Oktober 2019

Pentingnya ME TIME







: Kamu mau ke mana?

: Nggak ke mana-mana.

: Lalu kenapa chatku nggak dibales?

: Ya kan bisa nanti-nanti balesnya.

: Emang kamu sibuk apa sih?

: Enggak sih, aku lagi “me time” aja.

: Yaelah kan “me time” juga sendirian, lalu apa susahnya bales?

Bagaimana menjelaskan pasa seseorang kalau kita juga butuh waktu untuk sediri. Sebenarnya sih, semua orang tentu punya waktu “me time” yang berbeda-beda. Dan, “me time” juga tidak selalu harus sendiri. Ada yang “me time” nya justru dengan seseroang karena itu memang cara dia “me time”.

Kalau aku pribadi selalu punya waktu untuk “me time”, di mana aku nggak mau diganggu siapapun. Bahkan jika ada chat masuk aja bisa aku abaikan pada waktu itu. Kenapa begitu? Ya karna itu tadi, lagi “me time”.


Lalu, sebenarnya apa sih enaknya “me time”?


Hm...gimana ya? Kadang banyak orang yang beranggapan kalau “me time” hanya untuk mereka yang cenderung Introvert. Bener nggak sih? Kalau kata orang sih, aku memang orangnya Introvert. Tapi tidak selalu suka berada di tempat yang sepi dan nggak banyak orang. Justru aku lebih suka berada di tempat yang ramai, meski itu hanya jalan sendiri. Jadi, gimana? Aku ini Introvert atau gimana? Karna aku juga nggak pandai menilai diri sendiri sih. Biar begini adanya. *Hallah

Eh....yang tadi belum terjawab ya? Tentang bagaimana enaknya “me time”. Kalau aku memanfaatkan “me time” biasanya dengan sendiri. Entah itu mau di tempat-tempat ramai maupun duduk di kafe hanya sekedar menikmati lagu dan melamun. Bagiku “me time” itu semacam recharge my mind. Jadi, dari situ aku bisa mikir mau gimanan dan mau gimana? Pokoknya dari “me time” kadang banyak hal yang ingin aku lakukan, salah satunya dapet ide baru. (Ya maklum, soalnya buat bahan konten blog) heheee.

Sudah terjawab belum, tentang pentingnya “me time”. Ya mungkin setiap orang punya cara “ me time” yang berbeda-beda, tapi setidaknya “me time” sangat penting sih, just according to me lho....

Bertemu dengan banyak orang bisa jadi menyenangkan jika orang-orangnya enak, tapi bisa jadi melelahkan kalau orangnya banyak drama dan bla...bla....bla...Tapi ya namanya orang banyak, pasti seleranya juga beda-beda. Nggak papa, bukankah perbedaan itu indah? Ye...kan?

Aku punya cara yang berbeda dalam menikmati “me time”. Setelah seharian bekerja, aku lebih suka jalan sendiri. Atau bisa juga diem di kamar sambil scroll-scrool sosial media, khususnya twitter. Mengapa “me time” larinya ke sosmed? Karena aku selalu follow orang-orang yang kontennya bagus. Tapi kadang yang follow akun-akun receh buat hiburan.

Kalau dulu pas masih ada Ibuku, aku tiap pulang ya ngobrol sama Ibu. Cerita ngalor ngidul. Semenjak Ibuku meninggal, aku jadi kesepian. Iya, rasanya ada yang hilang. Bingung setelah pulang mau ngapain. Akhirnya aku lebih suka rebahan saja tanpa diganggu. Lebih sering di kamar daripada harus ngobrol. Entah....kalau disuruh milih, suruh ngobrol dengerin orang ngegosip atau di rebahan di kamar, ya mending rebahan di kamar. Mau dibilang malas kumpul-kumpul? Silakan....menilai orang itu bebas....gratis....dan nggak bayar kok. So...do it.

Dengan menyempatkan waktu buat “me time”, paling tidak, kamu bisa merenungkan kalau segalanya nggak harus dipikir dengan berat. Kadang kita hanya butuh satu kata, yaitu “Yaudah lah ya”.

Tak perlu memikirkan penilaian orang tentang kita, karna semua berhak menilai. Coba sejenak saja renungkan, bahwa mereka juga punya pikiran, jadi bagaimanapun pemikiran orang tentang kita, abaikan saja. Kalau baik ya terima saja, kalau buruk ya jangan didengarkan. Kadang-kadang kita punya dua tangan yang sewaktu-waktu bisa kita pakai untuk menutup telinga saat kita lelah dan tak ingin mendengarnya.

As simple as that...



~MissAnt~

Senin, 30 September 2019

Skincare Paling Aman dan Simple ala Aku (No More Krim Dokter)




Kali ini aku mau ngomongin soal skincare. *Hallah....kayak tau banget soal skincare aja sih. Nggak papa. Namanya juga cewek, mau nggak mau kudu tau sedikit soal skincare. Yang mau aku bahas di sini emang beda dari serentetan skincare yang dibahas cewek-cewek beauty blogger pada umumnya karena aku hanya mau share tentang skincare yang  aku pakai setelah berhenti dari Naavagreen.

Aku dulunya pernah pakai yang namanya Naavagreen. Meski  nggak lama, tapi efeknya emang dapet bannget. Buat yang penasaran lagi mau pakai Naavagreen, silahkan membaca ulasan yang sudah aku buat seputarNaavagreen, siapa tahu berguna.

Sudah sebulan aku akhirnya berhenti buat nggak pakai Naavagreen. Bukan, bukan karena nggak cocok sih, tapi lebih ingin lepas dari cream dokter. Entah mengapa semakin ke sini aku semakin enggan pakai cream dokter karena hasilnya instan banget dan cepet banget perubahannya. Yang aku rasakan pas kurang lebih setahun setengah memakai Naavagreen adalah muka jadi kinclong, halus dan cerahnya nggak berlebihan.  I like it.

Tapi...tapiiii dan tapiiiii aku harus melupakannya. Laaah...kenapa kalau udah suka harsu melupakannya? Kan jelas-jelas suka? Lalu kenapa harus dilupakan? Kenapa? Kenapa? Hah.....LEBAY dah. Alasannya simple, KARNA NGGAK JODOH. Lah....malah curhat.

Okeee...okeee fokus.....

Jadiiiii....setelah memakai Naavagreen, sebelumnya aku udah nyobain banyak produk juga, sayangnya nggak cocok sampai pada akhirnya aku memilih balik lagi ke produk ini. Lalu siapa sebenarnya produk itu? And.....this is it......*AlaAlaFarahQuin

Viva Milk Cleanser Spirulina

Nah....ceritanya aku balik lagi ke produk yang aku pakai sebelum memakai Naavagreen. Di sini siapa sih yang nggak tau produk Viva? Pastinya tahu donk. Apalagi anak-anak jadul, pasti sahabat terbaiknya Viva. Kalau yang aku tahu, Viva yang dulu hanya ada 1 varian saja. Tapi sekarang udah ada banyak, ada yang kandungannya bengkoang, sari mentimun, dan Spirulina.

Kebetulan aku pakai yang Spirulina karena memiliki kandungan ganggang biru laut. Ini cocok banget sama jenis kulit kering kayak aku. Sebenarnya jenis kulitku ada dua sih, kadang bisa masuk kering banget dan bisa cenderung ke sensitif. Semua tergantung sikon. Kalaau pakai Viva ini aku cocok banget.

Oiya, jenis kulit wajahku ini juga susah nemuin pembersih yang pas. Sebenere pingin cari yang simple sekali usap, ternyata malah nggak cocok. Viva susu perbersih ini juga mampu memberishkan kotoran serta sisa-sisa make up (Bagi yang kesehariannya pakai make up tebel).

Viva Face Tonic Spirulina

Memakai pembersih saja ternyata nggak cukup, harus pakai Face Tonic untuk memaksimalkan dalam mengangkat kotoran. Toner dari viva ini juga sangat ringan dan nggak bikin kulit kering. Yang terjadi justru kulit wajah tampak lebih lembab. Ini cocok banget buat aku yang kulitnya kering.

Aku memang udah cocok banget sama pembersih viva. Ya kadang bosan juga sih,  pernah kepikiran buat ganti pembersih yang hanya satu langkah aja biar cepet. Tapi yang terjadi justru nggak cocok dan muka malah kusam banget. Ya meski banyak dikatain wajah murahan karena pakai Viva, but I dont care. Buat apa beli produk yang mahal kalau ujung-ujungnya nggak cocok? Ye kan? 

Lagipula jenis kulitku juga lebih ke kering sensitif, jadi harus pilih-pilih kayak nyari jodoh. #Uhuk....

Oiya, kalau aku pakai pembersih Viva biasanya setiap hari di malam hari sebelum tidur. Sebenarnya sih, ada juga yang pakai pagi hari sebelum pakai make up. Tapi kalau pagi kan aku suka buru-buru, jadi ya sehari sekali aja udah cukup kalau buat aku.

Nivea Soft

Tak hanya mengandalkan pembersih, kulit wajah juga butuh pelembab agar nggak kering apalagi kalau kulitnya cenderung kering, maka jangan sekali-sekali melupakan yang namanya pelembab. Kalau aku, pelembab yang cocok adalah Nivea Soft. Nah....kalian tentunya nggak asing dengan produk ini kan?  Aku bahkan pernah pakai produk ini pas SMA lho....

Yang aku suka dari Nivea Soft ini adalah teksturnya yang nggak terlalu kental dan nggak terlalu cair, jadinya pas buat kulit kering. Pas dipakai juga cepet banget meresapnya. Pokoknya cocock banget buat kulit kering.

Aku kalau udah cocok pakai produk, suka sulit banget buat berpaling. Sama kayak kalau udah suka sama kamu, ya tetep kamu, sulit banget buat nyari yang lain. Sayangnya kita malah nggak jodoh. Yaudah 
deh....*NyelipinCurhatBolehLahYaaa

Kalau menurutku sih, Nivea Soft ini udah bagus banget tapi belum ada kandungan SPFnya. Sangat rawan jika dipakai untuk beraktifitas di luar ruangan. Kalau aktifitasnya di dalam ruangan sih masih okelah ya.

Ngomongin soal SPF, aku jadi tertarik buat buat nyobain Skin Aqua. Yang mau aku cobain ini yang SPFnya 25. Pokoknya yang warna Pink. Berdasarkan ulasan dari pada beauty blogger, yang cocok buat kulit kering atau sensitif adalah yang SPFnya 25 warna pink. Cocok dan enggaknya di kulit aku, bakalan aku review kalau udah aku coba yak. Jadiii.....tunggu aja. Tetep pantengin blog aku yak. Hahaha.....udah kayak beauty blogger populer belom?

~MissAnt~



Popular Posts