Untuk apa mencari yang tidak pasti dan mengabaikan apa yang sudah jelas ada didepan?
Pertanyaan yang sering banget muncul tapi tetap saja diulangi terus-menerus. Yah...manusia seringkali mengabaikan apa yang sudah didepan. Iya jelas didepan mata alias udah pasti. Entah itu pekerjaan, teman, bahkan teman hidup yang sebenarnya jodoh. Rumit ya? Banget.
Serumit memahami perasanmu. *cieeeh
Udah punya temen paling baik malah diabaikan. Padahal ngga mudah dapetin temen kayak dia. Baik, polos, nggak pernah nusuk dari belakang. Kurang apa coba? Kurang punya banyak uang? Lantas kamu tinggalin hanya untuk berteman dengan orang berduit yang penuh dengan topeng. Sekonyol itu?
Mengabaikan orang yang butuh bantuan dan enggan membantu. Padahal pamer dimana-mana.
Kadang orang lebih suka dipuji disosmed dari pada mendapat ganjaran yang tak terlihat berkat ikhlas membantu sana sini. Lucu ya? Iya.
Nyari yang tulus emang sulit banget. Yah...pinter-pinternya aja buat liat topeng mahal yang seringkali menutupi. Hingga melahkan akal sehat seseorang. Ati-ati pokoknya. Karna selektif bukan berarti pilih-pilih. Beda lho....
Berada diposisi yang sudah seharusnya diperjuangkan tidak lah mudah. Karna banyak saingan kotor yang sudah pasti menang. Jika sudah begini, artinya beberapa orang memang tak pandai memilih dengan jernih. Yah....mau bagaimana lagi. Orang tulus sudah punah. Mereka mungkin sudah lelah karena sering "dinomorduakan".
Yang ada sekarang hanya sifat angkuh yang menggerogoti jiwa. Persis seperti ulat busuk yang menyerang manisnya mangga. Yang kemudian habis batas kesabarannya.
Miris emang. Yang terbaik kalah sama yang bertopeng. Yah...namanya juga hidup. Tampaknya aneh jika tidak dilengkapi para penghianat yang menjelma menjadi malaikat.
~MissAnt~
Pertanyaan yang sering banget muncul tapi tetap saja diulangi terus-menerus. Yah...manusia seringkali mengabaikan apa yang sudah didepan. Iya jelas didepan mata alias udah pasti. Entah itu pekerjaan, teman, bahkan teman hidup yang sebenarnya jodoh. Rumit ya? Banget.
Serumit memahami perasanmu. *cieeeh
Udah punya temen paling baik malah diabaikan. Padahal ngga mudah dapetin temen kayak dia. Baik, polos, nggak pernah nusuk dari belakang. Kurang apa coba? Kurang punya banyak uang? Lantas kamu tinggalin hanya untuk berteman dengan orang berduit yang penuh dengan topeng. Sekonyol itu?
Mengabaikan orang yang butuh bantuan dan enggan membantu. Padahal pamer dimana-mana.
Kadang orang lebih suka dipuji disosmed dari pada mendapat ganjaran yang tak terlihat berkat ikhlas membantu sana sini. Lucu ya? Iya.
Nyari yang tulus emang sulit banget. Yah...pinter-pinternya aja buat liat topeng mahal yang seringkali menutupi. Hingga melahkan akal sehat seseorang. Ati-ati pokoknya. Karna selektif bukan berarti pilih-pilih. Beda lho....
Berada diposisi yang sudah seharusnya diperjuangkan tidak lah mudah. Karna banyak saingan kotor yang sudah pasti menang. Jika sudah begini, artinya beberapa orang memang tak pandai memilih dengan jernih. Yah....mau bagaimana lagi. Orang tulus sudah punah. Mereka mungkin sudah lelah karena sering "dinomorduakan".
Yang ada sekarang hanya sifat angkuh yang menggerogoti jiwa. Persis seperti ulat busuk yang menyerang manisnya mangga. Yang kemudian habis batas kesabarannya.
Miris emang. Yang terbaik kalah sama yang bertopeng. Yah...namanya juga hidup. Tampaknya aneh jika tidak dilengkapi para penghianat yang menjelma menjadi malaikat.
~MissAnt~