Tampilkan postingan dengan label Review Film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review Film. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Januari 2019

4 Pelajaran Nyempil Dari Stand Up Comedy Raditya Dika 2019




Kenapa yak? Tiap denger nama Raditya Dika selalu pingin cekikikan. Sebagai salah satu fans berat, menurutku  banyolan bang Radit sebenarnya sangat ringan, polos dan apa adanya. Tapi kenapa tiap liat mukanya bawaanya pingin ketawa aja. Ya emang sih, cowok humoris itu menang banyak.

Kekonyolan bang Radit makin bikin gemes waktu dulu dia masih sering mainan twitter. Eh…maksudnya waktu masih sering ngetweet ding. Kalau akunnya bang Radit mungkin masih ada, hanya saja udah nggak mainan twiter. Udah pada beralih ke Vlog.  Tweetnya yang alay justru digantrungi anak-anak alay pada masa itu. Termasuk akuuu…..Hahahaa~

Hm….aku suka sama bang Radit sudah sejak lama banget. Waktu itu aku nonton film pertamanya yang berjudul “Kambing Jantan”. Dari situlah awal mula aku ngeblog. Kenapa? Karena bercerita lewat tulisan itu asyik banget. Sebenarnya aroma ngeblog udah ada sejak SD. Dari kecil udah suka nulis-nulis di buku harian. Sekarang juga masih sering sih, tapi di notes hape.

Dari film pertamanya, lama-lama aku ketagihan buat ngikutin film-film berikutnya. Semua film bang Radit udah aku tonton dooonk. Penasaran juga sama blognya yang sekarang berubah jadi kayak gini Selain itu, Aku juga ngikutin stand up nya sejak zaman dulu sampai sekarang. Kalau menurutku sih, Stand up comedinya bang Radit ini mengambil kejadian sehari-hari yang akhirnya yang sebenarnya konyol. Dan kalau dipikir-pikir ya emang iya.

Yang paling anget-anget nih….anget-anget kek sikap kamu (elah dah…), awal Januari  lalu bang Radit bikin stand up comedy terbaru dan udah ada di Youtubenya. Meski aku udah tau sejak kemunculannya, tapi baru nonton kemarin. Nggak papalah telat bentar, dari pada telat banget.

Oke, dari durasi waktu sekitar 1 jam, aku ternyata menemukan beberapa hal yang pingin banget aku tulis di blog. Kenapa? Karna aku menemukan beberapa pelajaran nyempil yang sebenarnya perlu diterapkan dalam kehidupan. Itulah yang aku suka dari karya bang Radit, di akhir adegan (atau apalah itu namanya) selalu ada pesan singkat yang penting dan tidak semua orang ngeh dengan pesan tersebut. Iya nggak sih? Iyain aja biar cepet.

Daaaaaaan……, beberapa pesan nyempil yang aku ambil dari stand up comedynya bang Radit terbaru 2019 adalah,

1.Semakin tua maka semakin malas dengan keribetan.

Kalau udah nonton, pastinya tau dong. Ini merupakan pembahansan di awal. Semakin kita merasa tua maka kita akan lebih nyaman dengan hal-hal yang sederhana. Pokoknya yang apa adanya. Kalau menurutku sih iya banget. Kita sudah alay pada masanya. Tanda kalau kita sudah tidak alay berarti kita lebih menginginkan hal-hal simple dan tidak ribet.

Btw kalau aku sih juga udah mulai menyukai hal-hal yang nggak bikin ribet tapi aku kadang masih alay. Jadi, apakah aku bisa dikatakan sudah mulai tua atau masih tetep alay. Masuk kategori yang mana akutu. Cuka  bingung cendiri akutuuuu….

2.Hindari ikut campur urusan orang  lain.

Di sini aku suka prinsipnya bang radit. “Gue nggak mau tau urusan orang lain dan gue lebih suka orang lain juga nggak terlalu ikut campur  dengan urusan gue”.  Kira-kira kurang lebih seperti itu. Kata-kata ini mungkin terkesan egois yang nggak peduli sekitar. Tapi sebenarnya perlu diterapkan karena ada baiknya. Buat apa kita ikut campur urusan orang lain. Biarlah mereka sendiri yang menjalani. Mungkin itu adalah keputusan mereka.

Nggak perlu, eh,,,kamu kok…bla,,,bla,,,bla,,,sih. Udah biarin saja. Kalau mereka nyaman seperti itu, kitanya nggak perlu ikutan ribet. Yang penting tidak ada masalah diantara kita. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang terlalu memikirkan urusan orang lain. Mungkin karena hidupnya tidak menarik sehingga kehidupan orang lain aja diurusin. Bener nggak?

3.Menjadi orang sederhana itu menyenangkan.

Hidup nggak selamanya harus ribet. Kadang bodo amat terhadap sesuatu itu sangat penting. Kamu nggak harus terlalu mikirin omongan orang. Nggak perlu terlalu ribet mikirin sesuatu yang sebenarnya nggak terlalu penting. Cukup pikirkan apa yang penting untuk diri kamu saja. Ini bukan berarti egois loh.
Suatu saat kamu bakalan sadar kalau hal yang bikin hepi itu ngga harus sama seperti apa yang dirasakan orang lain karena setiap orang punya cara bahagia tersendiri. Yang perlu diingat adalah, bahagia itu ada versinya. Mungkin dengan seperti ini, kamu bahagia. Mungkin dengan seperti itu, dia bahagia. Make it simple  and you’ll be happier.

4.Nikah nggak harus ribet.

Kalau aku liat-liat sih, bang Radit termasuk orang yang nggak mau ribet dari A sampai Z. Jadi saat niklahpun pinginnya nggak ribet. Tapi ya masa, SEORANG RADITYA DIKA hanya nikah sederhana sih laaah. Ya memang sih, terkadang kita hanya ingin pernikahan yang sederhana saja, tapi keadaan harus memaksa seseorang untuk menggelar resepsi pernikahan. Misalnya aja kayak bang Dika, kan nggak mungkin banget kalau harus sekedar Ijab-qobul di masjid saja.

Yah setiap orang memang punya cara tersendiri untuk kenyamanannya. Semua kembali lagi ke hidup. Kita hidup pasti punya banyak pilihan. Tapi pada akhirnya kita hanya akan dihadapkan dengan satu pilihan yang akan membawamu ke tempat terbaik yang sudah ditentukan.

Ketika masih muda (Cie…masih muda…emangnya sekarang udah tua  yak), kita mungkin dihadapkan dengan banyak pilihan. Itu wajar karena kita masih terombang-ambing nggak jelas. Aku dulu juga sempat mengalami hal itu. Tapi lama-lama juga tau mana yang jadi pilihan yang paling tepat. Kalau kamu belum menemukan apa yang ingin kamu fokuskan, mungkin kamu masih tergolong alay. *Uhuk…

Kalau kalian juga ngikutin malam Malam Minggu Miko, pasti di akhir scene juga terselip hal-hal yang sebenarnya bisa jadi pelajaran hidup. Nggak tau deh menurut kalian gimana. Yang jelas bang Radit begitu cerdas dalam membuat film kocak dengan menyelipkan pesan-pesan  moral yang penuh makna. Yap, meski nggak lagi ngtweet yang aneh-aneh, tapi aku tetep suka sama karya bang Radit.

Oiya, btw sekarang istrinya bang Radit lagi hamil. Aku makin penasaran dengan anaknya. Semoga bisa lebih cerdas dari bang Radit dengan menghasilkan karya-karya yang luar biasa. #BangraditUdahNggakJomblolagi #BangRaditMauJAdiBapak #Yeayyyy

~MissAnt~

Sabtu, 05 Januari 2019

7 Pelajaran Berharga Dari Film Keluarga Cemara




Harta yang paling berharga adalah KELUARGA

Puisi yang paling bermakna adalah KELUARGA



Hayoloh siapa yang bacanya sambil nyanyi? Btw maap banget kalau liriknya kebolak-balik. Nggak papalah ya, yang jelas maknanya Cuma satu yaitu Keluarga adalah segalanya.

Yang dulu waktu kecil pernah liat film Keluarga Cemara, pastinya nggak sabar buat nonton yang ini donk? Dulu pas masih SD, aku sempat ngikutin Keluarga Cemara. Kalau nggak salah waktu itu tayang di RCTI. Nah, waktu ada kabar bahwa film Keluarga Cemara bakal diangkat ke layar lebar, tentu makin penasaran donk? Secara itu tontonan pas masih kecil. Ya kangen aja sih, secara sekarang tontonan kayak gitu sekarang udah jarang banget. Iya nggak? Iya pokoknya. *SerahLoDehTa

Keluarga Cemara tayang perdana pada tanggal 03 Januari 2019 kemarin. Meski baru sempet nonton hari ini, tapi kemarin-kamarin Dunia maya khususnya twitter udah ramai banget bahas film ini. Jadinya kan aku makin penasaran.

Para pemain di Keluarga Cemara tentu tidak asing lagi, antara lain Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubir (Emak), Adhisty Zara JKT48 (Euis), Widuri Putri Sasono (Ara), Asri Welas (Ceu Salma), Gading Marten (Pak Guru) dan masih banyak lagi. Oiya, Aku baru tau kalau pemeran Ara ternyata adalah anak dari Widi Mulia dan Dwi Sasongko, pantes aja wajahnya kayak nggak asing, eee ternyata perpaduan antara Tante Widi Mulia dan Om Dwi Sasongko.

Dalam film yang bertemakan keluarga, akan selalu ada moment-moment yang bikin sedih. Seperti halnya film Kaluarga Cemara ini. Benar sekali apa yang dikatakan oleh para netizen yang ramai di twitter, yaitu jangan lupa bawa tisu. Oke, ini nggak lebay sih. Kalau nggak percaya, mending kamu langsung nonton sendiri aja, pasti bakalan mewek deh. Kalau enggak ya minimal nyesek dikit.

Tak hanya menghadirkan kisah yang menyentuh hingga membuatmu mbrebes mili, film ini juga dibumbui dengan komedi. Kalau menurutku ya, sesedih sedihnya film atau sehoror-horonya film, kalau ada Budhe Asri Welas tentu bakal bikin cekikikan. Penasaran kayak gimana? Buruan nonton gih. Aku kalau diajak nonton lagi masih mauk kok. Asal dibayarin. Hahaaa~

Bagiku, setiap film selalu memberikan pelajaran penting. Apalagi ini film bagus banget buat semua kalangan. Tadi aku pas nonton, studionya juga penuh dengan anak-anak juga. Pokoknya film ini wajib masuk daftar list film Indonesia yang wajib ditonton. Mumpung masih awal tahun lho. Siapa tau besok-besok ada film baru lagi yang nggak kalah bagus.

Jadi, ada beberapa pelajaran berharga yang aku ambil dari film Keluarga Cemara ini. Di antaranya adalah

1.Jatuh bukan akhir dari segalanya.

Awalnya memang Keluarga ini tergolong berkecukupan. Namun karna suatu hal jatuh miskin dan harus hidup yang sangat kekurangan. Jauh dari kata mewah seperti dulu. Tapi hal itu nggak membuat Abah patah semangat. Selalu ada jalan bagi orang-orang yang mau berusaha. Selalu ada cobaan ketika dirinya sedang bangkit menghidupi keluarga. Dari seorang Bos yang kemudian “jatuh” menjadi kuli bangunan, dan perlahan bangkit menjadi Ojek Online.

Dari semua itu kita belajar bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Selagi mau berusaha, maka selalu ada jalan. Saat kita jatuh, Tuhan hanya “mengetes” apakah kita masih bisa sabar atau justru mengeluh. Begitulah kira-kira. *WedyanTumBenAkuBisaBijak.

2.Dukungan seorang Ibu yang sabar.

Karakter Emak di sini sangatlah sabar. Ia tak pernah mengeluh apapun yang dialami si Abah. Ia selalu berusaha memberikan dukungan dan tidak pernah menyalahkan apa yang dialami keluarganya. Emak di sini juga sosok yang tegar. Ia bahkan membantu jualan opak demi mencukupi kebutuhan keluarga ketika kaki abah sedang sakit. Sungguh luar biasa. Memang bener yak, dibalik lelaki yang tegas selalu ada wanita yang tegar. Josssss

3.Jangan pernah menyimpan dendam pada siapapun.

Meski Abah ditipu oleh Kakak iparnya (Diperankan oleh Ario Wahab), namun tidak sedikitpun ia menyimpan dendam bahkan marah-marah. Kecewa pasti ada, namun tidak perlu harus disikapi dengan marah-marah. Bahkan di saat-saat yang sudah bangkrut sekalipun, Abah masih memberikan pesangon untuk karyawannya.

4.Tidak semua keinginan harus dipenuhi.

Buat yang sudah nonton film ini, pastinya ingat adegan di mana Teh Euis ingin bertemu teman-temannya di Kota, namun Abah tidak memeberikan izin karena keadaan sedang tidak memungkinkan untuk bermain-main. Yang Abah fokuskan saat itu adalah bagaimana memenuhi kebutuhan harian dan pendidikan Euis dan Ara. Hal ini dilakukan Abah agar Euis bisa belajar bahwa tidak semua keinginan harus terpenuhi. Semua harus dilihat dari situasi dan kondisi.

5.Kebaikan akan selalu dikenang.

Saat-saat sulit tidak membuat Abah dan Emak menyerah. Inget nggak saat Keluarga Cemara memutuskan untuk pindah ke kampung dan tinggal di rumah Aki dan Nininya. Beberapa tetangganya memberikan beberapa bantuan lantaran mengingat kebaikan Aki dan Nininya yang selalu menolong orang susah saat mereka masih hidup.

Jadi orang baik memang nggak gampang. Tapi percayalah, kebaikan akan selalu dikenang. Biarlah orang jahat sama kita. Jangan sekali-kali balas dengan kejahatan. Karna semua itu nantinya sudah ada balasannya. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat. Berbuat baiklah, karna kebaikan juga akan menyelimutimu.

6.Semua masalah pasti ada hikmahnya.

Dulu saat masih hidup berkecukupan, mereka memang jarang sekali berkumpul. Apalagi Abah dengan kesibukannya, sampai-sampai tidak hadir di acara lomba dancenya Euis. Tapi saat mereka sedang dalam masa-masa sulit justru lebih bisa berkumpul bersama. Karna Tuhan selalu memberikan hikmah pada setiap musibah.  Hal yang penting kamu lakukan saat sedang terkena musibah adalah tetap berusaha. Karna dari situ terlihat jelas bahwa kamu adalah pribadi yang kuat.

7.Keluarga adalah segala-galanya.

Meski sosok Abah sangat tegas pada anak-anaknya, namun sangat sayang dengan keluargaya. Bahkan saat ulang tahun Euis, Abah memberikan sepotong kue ulang tahun mungil apa adanya. Hal ini membuat Euis sangat terharu. Aku juga, pas adegan ini bisa mewek. Lebay yak.

Dalam adegan ini, teman yang dulunya sangat berarti mendadak jadi Nothing karena perubahan. Waktu masih di Jakarta, Euis memiliki teman sesama dancer yang terlihat akrab karna sering bertemu. Namun setelah pindah ke Bogor, mereka jarang bertemu dan perlahan sudah beda. Dari situ Euis sadar kalau yang diperjuangkan kadang bukan pilihan terbaik. Tetap keluarga tempatnya pulang.

Bukan gemerlap harta yang membuat seseorang bahagia. Karna bagaimanapun keadaanya, Keluarga lebih berharga dari apapun. Meski tidak munafik, di dunia ini kita juga butuh uang, namun keluarga tetap segalanya.

Pokoknya film ini mengajarkan banyak hal. Rating untuk film ini menurutku 8 dari 10. Sangat cocok untuk ditonton bareng keluarga atau orang terdekat. Komplit banget. Sedinya dapet, komedinya dapet dan juga gemes banget sama akting si Ara.

Buat yang penasaran, mending langsung nonton deh. Lalu, tulis apa yang kamu dapat. Okay? Nggak ditulis juga nggak papa ding. Seenaknya kamu aja maunya gimana. Hahaa~

~MissAnt~

Selasa, 27 November 2018

4 Hal Lucu Dalam Film Suzzana Bernapas Dalam Kubur



Dudun...sini donk,

Godain kita donk, Dun...

Yang udah liat Suzzana bernapas dalam kubur, pasti bakalan cekikikan pas scene ini. Btw, ini yang aku bingungkan, kenapa judulnya nggak sundel bolong aja sih? Kan udah jelas-jelas hantunya adalah seorang perempuan yang punggungnya bolong. Jadi hubungannya apa sama bernapas dalam kubur. Tapi ya terserah yang bikin film donk, lagian tinggal nonton aja rempong banget.

Hahaha~.iya sih, tapi kritik masalah judul doang nggak papa kan?

Awalnya mau nonton film Suzanna, aku maju-mundur. Tapi bukan karena takut lho, tapi karna belum gajian aja, jadi bolak-balik liat dompet dan duitnya Cuma itu-itu aja (Jujur banget deh). Sebenarnya juga takut juga sih, karna aku mikirnya setan Indonesia itu serem-serem. Iya nggak sih? Apalagi ini film Suzanna.

Yang pernah nonton film Suzzanna asli (sekarang udah Almarhum) pastinya tau donk gimana-gimananya ya? Pokoknya hal yang identik sama Suzanna. Seperti saat kamu nonton film Warkop DKI reborn, tentu kamu bakal nungguin banyolan-banyolan yang sering dilontarkan pada film tersebut.

Sama halnya Suzanna, kamu pasti udah tau banget gerak-gerik Suzanna dan apa yang menjadi ciri khasnya. Salah satunya adalah “ Bang...sate bang”. Sayangnya scene tersebut nggak ada dalam film Suzanna bernapas dalam kubur, tapi nggak papa. Mungkin Script writernya membuat cerita yang berbeda. Malah justru bagus donk.

Aku pikir pas aku nonton ini bakalan serem banget. Ternyata enggak. Hanya saja sound dalam bioskop yang bikin jadi serem. Dalam film ini, Suzzana diperankan oleh Luna Maya. Tapi aku nggak ngeliat Luna Maya, yang aku liat justru Almarhum Suzzanna karena mirip banget.

Sejak kemunculan Traillernya, aku emang udah pingin banget nonton film ini. Dan akhirnya kesampaian nonton sama temen. Setidaknya kalau serem banget dan teriak ada temennya gitu, nggak malu-malu banget.

Tapi yang aku liat justru nggak seperti film Suzanna dulu. Nggak seseram yang aku bayangkan pas nonton Suzzanna asli. Yang ada malah cekikikan karena tingkah konyol beberapa pemain. Dan ternyata, salah satu penulis sknarionya adalah Bene Dion Rajagukguk. Ya pantas aja ceritanya jadi lucu dan koplak banget. Jadi, yang tadinya aku bakalan takut nonton Suzzanna, ternyata malah pingin cekikikan tiap liat adegan yang konyol.

Lalu, apa saja adegan konyol yang ada pada fim sehoror Suzzanna? Ayok simak versiku.

1.Adegan Suzzana Pas jadi Sundel Bolong.

Yang udah nonton pasti tau adegan ini. Dalam adegan di mana Suzzanna baru aja dikubur di belakang rumah atas perampokan semalam yang mengakibatkan ia jadi sundel bolong. Seolah tak terjadi apa-apa, Suzzana yang terbangun pagi itu ternyata udah bukan manusia lagi. Iapun kaget karena punggungnya bolong. Ya masa iya, sundel bolong takut sama dirinya sendiri. Lucu ngga sih? Iucuin aja yak.

2. Sundel yang genit.

Ini kok aku berani banget ngatain sundel genit. E tapi bener kok. Yang udah liat pasti tau donk adegan waktu Tante sundel menghantui si Dudun. Dudun merupakan komplotan yang merencanakan pembunuhan Suzzana.

Dalam adegan tersebut malah bikin ngakak deh. “Dudun….godain kita donk”. Ya masa gentayangan kayak gitu, yang ada malah yang dihantui nggak takut. Apalagi dengan logat yang mirip banget sama almarhum Suzzana. Jadinya malah lucu. Oiya, Luna Maya di sini total banget, Menurutku begitu.

3. Kekonyolan Trio Koplak.

Nah ini nih yang bikin aku ngebet nonton film Suzzanna. Karna pas liat trillernya ada Asli Welas, Oppi Kumis dan Ence Bagus. Mereka ini berperan menjadi pembantunya Suzzana. Dan lucunya, setelah mereka tau kalau majikannya bukan manusia, mereka masih pamit sama Ibu majikan sebelumnya sempat ngomongin kalau ternyata mereka adalah pembantunya setan.

Tak hanya itu, justru kekonyolan trio koplak ini yang menambah film ini menjadi genre campuran yaitu komedi sekaligus horror. Jadi, kalau mau nonton sendiri, nggak usah takut karena filmnya dibumbui dengan komedi. Aku yang tadinya takut malah jadi nagih. Pinginnya nonton lagi. Gimana donk?

4. Adegan nonton layar tancep.

Film ini dibuat sangat epic. Bahkan dari settingannya juga dibuat pada tahun tersebut, mulai dari rumah, mobil dan hal-hal yang berbau zaman dulu salah satunya adalah layar tancep setiap malam minggu. Lucunya, yang ditonton adalah filmnya Almarhum Suzzana zaman dulu. Ya serem tapi lucu aja sih.

Apalagi ya? Aku nemunya Cuma itu.  Kalau kalian nemu yang lain, tambahin ke kolom komentar ya. Nilai tentang film ini aku kasih nilai 8 deh. Kemiripan karakter utamanya sempurna banget. Logatnya juga dapet banget. Komedinya juga dapet. Ya pantas aja kalau penontonnya sampai hari ini udah 2 juta lebih penonton.

Begitulah sedikit review tentang film Suzzanna. Yang belum nonton, buruan nonton gih. Ini  merupakan film horror Indonesia yang beda dari yang lain. lalu apa bedanya? Tonton sendiri aja ya? Biar makin penasaran.

~MissAnt~

Jumat, 09 November 2018

6 Pelajaran Yang Diambil Dari Film A Man Called Ahok


Sumber Gambar : Google 

A Man Called Ahok kini memang sedang menjadi perbincangan di jagad sosmed. Sejak kemunculan trailernya, aku udah penasaran dan pingin banget nonton. Hingga akhirnya kemarin, 08 November 2018 aku nonton. Sebelumnya aku beli tiket pas jam makan siang, kirain bakalan ada jam yang lebih awal gitu, nggak taunya hari pertama tanyangnya Cuma jam 18.30 aja. Oiya, aku nontonnya di CGV Hartono Mall Yogya (Harus banget disebutin yak ) karena yang paling dekat ya di situ. 

Dalam film ini, pak Ahok diperankan oleh Daniel Mananta. Film ini bercerita tentang masa kecil Pak Ahok hingga dirinya menjadi seorang pejabat. Jadi nggak ada hubungannya dengan isu yang lagi ramai di jagad sosmed. ( Anak twitter pasti taulah ya ).



Yang menarik dari film ini adalah bagaimana cara ayahnya pak Ahok mendidik anak-anaknya. Sejak kecil pak Ahok sudah didik sangat baik oleh ayahnya. Hal tersebut ternyata membuahkan hasil dengan yang membuat pak Ahok menjadi sosok yang punya prinsip. Tak hanya itu, dalam film ini, kamu bakal disuguhkan dengan keindahan laut Belitung yang bikin pingin main ke sana. Maklumlah, Aku emang suka salfok sama tempatnya.

Selain Daniel Mananta, ada beberapa artis yang yang juga main di film ini, diantaranya adalah :

Eric Febrian sebagai Ahok remaja

Denny Sumargo sebagai Kim Nam (ayah Ahok) masa muda

Chew Kin Wah sebagai Kim Nam masa tua

Jill Gladys sebagai Fifi Lety Tjahaya Purnama (adik Ahok)

Eriska Rein sebagai Ibu Ahok Muda

Sita Nursanti Sebagai Ibu Ahok tua

Edward Akbar sebagai Musyono  (Sahabat Ahok )

Ferry Salim, dan Donny Damara.

Dalam setiap film memang selalu ada nilai pelajaran yang diambil untuk kehidupan sehari-hari. Begitu juga film A man called Ahok. Aku mengambil beberapa pelajaran yang mungkin bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1.Jadilah orang yang Dermawan.

Film ini mengajarkan bahwa menjadi orang dermawan tidak harus menjadi kaya raya. Seperti ayahnya pak Ahok yang selalu membantu siapa saja yang butuh bantuan. Aku di sini salut sama ayahnya pak Ahok yang tanpa pikir panjang membantu orang yang butuh bantuan. 

"Kalau keluarga kita tercukupi, nggak ada salahnya kita membantu orang yang membutuhkan". Begitulah kira-kira yang diucapkan ayah pak Ahok.

2.Jadilah orang baik.

Tak hanya menjadi orang yang dermawan. Menjadi orang baik juga penting. Meski kita tau sendiri bahwa orang baik tidaklah mudah, ada saja orang yang selalu menjatuhkan. Tapi salut banget sama ayah Ahok yang akhirnya kebaikannya itu turun ke anak-anaknya.

Kalau kita baik sama orang, pada akhirnya orang itu akan selalu ingat kebaikan kita. Seperti dua orang pegawai ayahnya pak Ahok yang selalu ada saat bisnis tambangnya hampir jatuh.

3.Keras kepala belum tentu jahat.

Kalau kamu bener-bener nyimak filnya dari awal sampai akhir, pasti kamu lihat “perang dingin” antara pak Ahok dan ayahnya yang beda pendapat. Meski banyak yang beranggapan kalau karakter Ahok keras kepala, namun dibalik itu semua, beliau berkeinginan untuk menjadi orang yang bisa membanggakan ayahnya dan mengabdi untuk tanah kelahirannya.

4.Jadi pemimpin harus jujur.

Ini nih yang wajib paling dicontoh dalam film ini. Bahwa menjadi pemimpin haruslah jujur. Bisa dilihat sendiri kan, waktu pak Ahok sudah menjadi pejabat, kemudian dimintai tanda tangan serah terima uang perjalanan, padahal kenyataannya tidak ada dinas perjalanan. Itu sama saja sudah mencerminakan pemimpin yang jujur dan tidak korupsi. Patut dicontoh tuh.

5.Tidak lupa teman.

Scene ini muncul saat Ahok kecil sedang bermain dengan teman sebayanya yang bernama Musyono. Saat itu mereka sedang membicarakan cita-cita, kemudian si Musyono berkata, “Ah…nanti pasti kau lupa kalau kau sudah jadi orang besar”. Lalu Ahok kecilpun menjawab, “Ah…dak mungkinlah aku lupa sama kau”.

Pada waktu itu, Musyono kecil juga berkeinginan kalau ia ingin melihat Monas di Jakarta. Akhirnya saat pak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ia benar-benar mengajak Musyono melihat Monas. Itu membuktikan kalau kekuasan tidak membuat beliau lupa dengan orang terdekatnya.

6.Hidup harus punya prinsip.

Dalam film tersebut, atas permintaan ayahnya, pak Ahok harus menjadi Dokter. Namun hal itu ternyata tidak terjadi lantaran Ahok sudah punya prinsip mau menjadi seperti apa. Dengan prinsip itu akhirnya Ahok sukses berkarir menjadi politikus yang tegas dan jujur.

Yang bikin sedih pada film ini adalah pada saat sebelum film dimulai,  diperlihatkan ketika pak Ahok dinyatakan bersalah pada penistaan agama pada tahun 2017.Masih inget nggak? Ketika para pendukung pak Ahok menyalakan lilin dan itu bikin trenyuh banget.Syediiiiih....

Pada bagian akhir juga ada suara Ibu Veronika yang membacakan surat yang ditulis pak Ahok dari balik jeruji besi. Pokoknya buat kamu yang penasaran dengan kisah masa kecil pak Ahok hingga menjadi politikus yang jujur, mending langsung tonton film ini deh. Mungkin kisahnya akan menjadi inspirasi buat kita.

Kalau kalian sudah nonton dan punya pandangan lain tentang pelajaran yang diambil, boleh langsung share di kolom komentar ya, siapa tau akan semakin membuat banyak orang penasaran untuk melihat sendiri film A man Called Ahok.


~MissAnt~

Selasa, 24 Juli 2018

5 Nilai Yang Diambil Dari Film 22 Menit



Apa yang bakal kamu lakukan kalau kamu lakukan kalau hanya diberi sisa waktu 22 menit?

Sekilas melihat layar bioskop pas nonton film 22 menit, seakan kembali ke Jakarta. Rasanya kangen dengan suasana Jakarta. Sempat nyari duit di Ibu kota ternyata aku bisa kangen juga setelah nggak  di sana? Kenapa? Yah…namanya juga kangen, datengnya suka dadakan. *Hallaaaaaa……

Sejak kemunculan trailernya emang bikin penasaran banget. Apalagi pas filmnya udah tayang perdana tanggal 19 Juli kemarin, banyak banget tweet-tweet yang membahas soal ini dna aku cuma bengong penasaran. AKhirnya kemarin baru nonton dan WOW…..

Ya memang sih, tiap orang punya pandangan yang berbeda tentang sebuah film. Kalau aku pribadi lebih suka mengambil nilai dalam sebuah film. Berdasarkan pengamatan pribadiku, film ini memiliki beberapa nilai yang patut diacungi jempol.

Nilai-nilai yang dapat diambil dari film 22 menit

1.Kesigapan anggota  POLRI dalam melawan Terosisme.

Ini yang penting banget buat diacungi jempol. Dalam film tersebut menunjukkan kinerja polisi Indonesia yang cepat tanggap. Saat ,mendengar terjadinya BOM, mereka langsung turun tangan dengan pasukannya melaui darat laut dan udara. Bahkan mereka menangkap tersangka dalam waktu  yang cukup singkat selama 22 menit.

2.kekhawatiran Menjalani LDR.

Lah kenapa sampai ngebahas LDR? Kalau ngeh sama film ini, pasti kalian bakalan nyimak percakapan Shinta (Taskya Namya) dengan teman sekantornya. Begitu juga dengan Firman (Ade Firman Hakim) dengan sesama Polisi saat di Pos Polisi. Yang aku inget, Shinta khawatir memanjalani LDR karena Firman akan dipindah tugaskan ke Sulawesi. Bahkan Shinta sampai mengurungkan niat pernikahannya.

LDR bukanlah masalah besar asal keduanya memiliki kepercayaan yang tinggi. Hubungan jarak jauh yang dialami di sini adalah tentang Polisi dan Karyawati. Cara Shinta menghindar ternyata tidak benar-benar menghindar, dia hanya ingin menyelamatkan kisah cintanya seperti apa yang dialami Ayah dan Almarhum Ibunya.

3.Hargai kebersamaan yang sederhana.

Kalau menurutku, scene yang bikin ternyuh di film ini adalah ketika Anas (Ence Bagus) lagi ngobrol sama Ibunya. Saat itu Anas mau berangkat kerja dan Ibunya nyamperin. Eh,,,nggak taunya itu adalah moment terakhir sebelum Anas menjadi korban ledakan Bom Thamrin di hari itu. Dari sini bisa diambil hikmah bahwa kita nggak tau kapan orang tersayang akan pergi. Sedih banget pas scene ini. Apalagi pas Ibunya nyamperin ke Jenazah Anas ke rumah sakit. Mpe netes air mata. Hihihi….serius sih nggak lebay.

4.Akan selalu ada orang yang khawatir dengan keadaanmu.

Secuek-cueknya cewek kalau dihubungin, tapi ia tetap punya rasa peduli tinggi. Meski Shinta selalu cuek dengan Firman, namun ia tetap menjadi orang yang berada disisinya. Yang udah nonton pasti tau donk adegan ini.
Jangan pernah berfikir Kamu tak berarti apa-apa. Karna hanya orang yang benar-benar peduli dan sayang sama kamu yang khawatir saat bencana berada dekat denganmu. Seperti saat terjadi ledakan dan berita sudah tersebar. Lihat kan betapa khawatirnya Ibu Anas dan Istrinya AKBP Ardi (Ario Bayu)  saat tau ada Bom.

5.Lebih  berani melawan teroris.

Dalam film ini juga menunjukkan betapa beraninya warga Jakarta dalam meengatasi aksi terror. Semua akan baik-baik saja jika ada kerjasama antara POLRI dan masyarakat dalam mengatasi aksi terror, dengan begitu akan tercipta suasana yang lebih nyaman.

22 Menit emang keren banget. Efek ledakannya total. Apalagi pas ada peluru tembus gedung dan ada pasukan Jibom  yang langsung terjun mausk ke dalam gedung dan menangkat teroris yang bersembunyi di dalam gedung tersebut. Itu keren banget. Pokoknya film 22 menit harus masuk daftar film yang harus kamu tonton deh. Penasaran kan? Ayok nonton mumpung masih tayang di Bioskop.

~MissAnt~

Senin, 05 Maret 2018

Efek Film Dilan 1990



Kamu jangan nonton Dilan. Berat. Biar aku aja. Dibayarin nonton lagi juga aku mau kok. 

Yap, akhirnya aku nonton Dilan. Masa sih? Nggak percaya? Mana foto tiketnya?
Hah????

Jadi, kalau mau nonton film harus moto tiket kemudian dishare ya? No pic hoax ya? Serah deh ya. Yang jelas aku nonton Dilan. Titik. *PasangMukaManyun.

Oke fine, jadi awalnya cuma ngobrol sama temen soal film Dilan. Kemudian liat-liat di youtube dan akhirnya penasaran banget buat nonton.

Berhubung pulang kerja jam 5 sore, jadi ngambil jamnya setelah jam 5. Demi mau liat Iqbal gitu loh. Mpe rela pulang malem. *Cieee segitunya.

Sejak awal muncul pemeran utama Dilan adalah Iqbal coboy junior,  kayaknya banyak yang komplen karena kurang pas. Katanya lho ya. Soalnya aku cuma baca- baca komentar.#Yaelah.

Kalau boleh jujur, aku belum baca novel karya Pidi Baiq, jadi pas pada heboh ngebandingin kemarin aku nggak ngerti. Mau komen takut salah. Mending diam dan nonton filmnya.

Dan akhirnya Jumat 23 Februari kemarin baru bisa nonton filmnya. Udah penasaran banget sampai nggak mau ketinggalan. Kebetulan lokasi paling deket adalah Hartono mall, jadi langsung deh cuss ke CGV nya.

Tau nggak apa yang terjadi setelah duduk manis di bioskop? Yap ini penting banget. Aku kaget lihat Iqbal. Dia udah tumbuh besar dan ganteng. Secara dulu aku suka banget sama Coboy Junior. Terutama yang lagunya "Kamu".

Sepertinya sepanjang film, aku sukses dibikin cengar-cengir oleh sosok Dilan yang diperakan oleh Iqbal. Yap, gombalannya receh banget. Sukses bikin aku kangen sama seseorang yang pernah singgah. Iya singgah doang. *Sigh

Settingnya juga menggambarkan zaman dulu banget. Nelpon aja masih   pake telpon umum pinggir jalan. Jadi kalau suaranya hampir tut...tut..tut...gitu, kita harus masukin koin 100 rupiah.

Lha kok aku bisa tau? Iya soalnya aku hidup di zaman itu. Wah berarti kamu udah tua Ta? WOY beloomm. *TeriakSambilBawaKemoceng. #MauMukulOrangYangNgatainTua

Hahaha...gini amat. Tapi emang udah tak muda lagi sih. *AkhirnyaMengakui
Jadi pas liat film Dilan berasa nostalgia. Apalagi pas liat roti udel. Tau nggak roti udel? Iti loh, roti yang ada gula warna- warni dibagian atas. Ukurannya kecil banget. Sekali lahap gitu.

Kalau menurutku, roti udel memang hits di zaman ku. Yap, aku kalau makan cuma tak ambilin gulanya aja. Itu loh, gulanya yg warna-warni merah ijo kuning.

Karakter Dilan disini emang receh banget. Aku ngga tau karakter novel aslinya gimana. Soalnya belum pernah baca novelnya. Tapi denger-denger sih begitu. Tukang gombal juga.

Sekarang aku tau kenapa banyak yang demam Dilan. Bahkan tante- tante aja  banyak yang kecantol Dilan. Ya memang menggemaskan sih. Apalagi yang meranin Iqbal, cocok banget sama mukanya, suaranya dan style nya.

Pertengahan nonton udah kepikiran banget mau komen panjang lebar. Jujur ya, selama nonton cuma ngakak, geleng-geleng dan cengar-cengir. Yah, berasa balik ke masa SMA. Oiya, pas aku SMA, handphone belum se-nge-hits sekarang.

Katrok banget deh. Iya emang. Tapi bener deh. SMA zamanku masi menyenangkan banget. Dan film ini sukses bikin aku Kengen sama masa- masa SMA. And I dunno why.



~MissAnt~

Rabu, 04 Oktober 2017

Review Film Dear Nathan

Dear Nanta....eh....Dear Nathan merupakan film yang cocok ditonton untuk mengenang masa-masa putih abu-abu. Iya mengenang, karena bagi Aku masa SMA udah beberapa tahun lalu. Yah....jadi ketauan kalau udah tua deh. Belum kok, masih muda. Usia masih 20-an. Hahahahaa......*BisaAjaNgelesNya.

Oke kembali ke film Dear Nathan.  Awalnya sih, nggak begitu kenal sama pemainnya. Maklum lah, pemainnya pendatang baru semua. Aku sih taunya Cuma Aliando sama Ji Chang Wook. Wooooooyyy.....Ji Chang wook mah Oppa Korea kali Ta. Eh iya ding, maklum lah ya. Secara Pemeran Nathan disini sekilas mirip Ji Chang Wook. Hah? Masa sih? Iya, makanya Aku nonton. 

Yaelah...nonton Cuma gara-gara mirip sama Ji Chang Wook. Enggak lah, becanda kali. Tapi sekilas emang mirip kok. Selain itu, ceritanya bagus. Sekelas cerita SMA, Nathan merupakan cowok yang nggak mau bertele-tele dalam urusan asmara.

Masa sih? Iya bener. Aku awalnya mikir kalau film ini bakal nyeritain kisah cinta monyet yang gitu-gitu. Ternyata salah. Makanya jangan asal menilai sebelum melihat kebenarannya donk. *NgomongSamaKaca.

Film ini menceritakan tentang kisah cinta dua insan dengan karakter yang bertolak belakang. Yang berperan sebagai Nathan disini adalah Jefri Nichol yang merupakan pendatang baru. Dan dia juga ganteng. Oke fix. Dia ganteng. Meski tampan, sayangnya Nathan adalah remaja yang nakal dan suka berkelahi. Yah....intinya dia Badboy gitu.

Suatu hari Nathan bertemu dengan seorang gadis cantik, lugu dan merupakan anak perempuan yang nggak neko-neko bernama Salma yang diperankan oleh Amanda Rawles. Masa-masa SMA memang mengisahkan tentang percintaan dari pandangan pertama. Karna masa itulah biasanya orang-orang menemukan jodohnya. Apa benar begitu? Au ah.....Aku nggak nemuin. *LahMalahCurhat.

Menurutku, cerita SMA ini memiliki keunikan tersendiri. Bukan karena keduanya memiliki karakter yang bertolak belakang. Tapi karena keberanian mencintai seseorang yang harus dikejar. Tak seperti cerita SMA yang hanya bertele-tele. Nathan membuktikan bahwa kita harus memperjuangkan cinta meski awalnya sangat menyakitkan. Bahkan disisi lain, ia memiliki kehidupan yang berantakan.

Tak hanya ceritanya yang menarik, setiap film  tentu menghadirkan berbagai pesan moral. Aku pun juga begitu, punya pandangan tersendiri dari film ini. 

Bahkan setelah nonton  udah gatel banget pingin ketik-ketik dan share di blog, soalnya Nathan ganteng banget. #LohKok.....

Nah.....berikut beberapa pesan moral yang dapat diambil dari film ini, khususnya buat para remaja nih.

1.Perjuangan Cinta.

Jika diperhatikan dan dihayati, Perjuangan Nathan sangat dewasa untuk sekelas SMA, dimana dia juga mengalami masalah keluarga yang tidak semua orang bisa melewatinya. Apalagi usianya masih labil. Tapi dia berani memperjuangkan cintanya.  Duh...Kids jaman Now kayak gini juga nggak sih?

2.Jangan Terlalu Cepat Menilai.

Bagi beberapa teman yang nggak kenal banget sama Nathan, mereka hanya tau kalau Nathan adalah anak bandel yang suka bikin onar. Bahkan, beberapa mereka menganggap Nathan adalah sampah yang membawa dampak buruk. Nyatanya, bisa dilihat sendiri kan? Kenapa Nathan bisa sebandel itu. Karna apa? Kurang kasih sayang aja. Untungnya ada Salma yang bisa mengerti posisinya.

3.Orang Dimasa Lalu yang Sadar Diri.

Kalau Kamu udah nonton, pasti nggeh kan sama karakter Selly yang diperankan oleh Denira Wiraguna. Selly merupakan seseorang yang pernah ada dimasa lalu Nathan. Tapi dia hadir lagi sebagai orang ketiga yang akhirnya bisa mengalah. Yah, kadang memang orang yang dari masa lalu belum tentu sama menempati posisi yang sama seperti dulu. Karna dihati Nathan hanya ada Salma.

4.Teman yang Mendukung dan Tidak Mendukung.

Ya namanya anak-anak, ada temen yang sependapat dan tidak sependapat. Seperti halnya Salma yang punya temen yang mendukung dia berhubungan dengan Nathan. Tapi ada juga yang meminta Salma menjauhi Nathan karena hanya akan menganggu konsentrasi. Tapi semua tergantung kata hart Salma yang akhirnya percaya dengan kesungguhan hati Nathan. Ciyeeeh.

5.Jangan melihat orang dari masa lalu nya yang buruk.

Walaupun dulunya Nathan bandel, tapi dia bisa berubah menjadi lebih baik. Karna masa lalu yang buruk bukan berarti bakal buruk selamanya. Semua bisa berubah menjadi lebih baik asal ada kemauan.

Yah...pokoknya karakter badboy belum tentu buruk kok. Coba deh nonton film lain yang karakter pemeran utamanya badboy, nggak selalu buruk kan? Selalu ada sesuatu yang membuat seseorang menjadi bandel. Tapi ada alasan seseorang bisa berubah lebih baik.

Begitulah pesan moral yang Aku dapetin dari film Dear Nathan. Kenapa suka banget ngambil pesan moralnya gitu? Karna pesan moral bisa jadi pelajaran. Nonton film bukan dilihat dari seberapa populernya film itu, tapi seberapa kamu bisa  mengambil “sesuatu” dari film yang sudah Kamu tonton.



#ReviewByMissAnt  #ReviewFilmDearNathan


Sabtu, 10 September 2016

Review Film #WARKOP DKI REBORN #Jangkrik Boss

“Bocah kok ra nana pendidikane babar blas...
“Gile lu Ndroo....
“Jangkrik Boss.....

Dialognya udah legend banget dan sampai sekarang masih terngiang-ngiang. Dulu pas kecil, aku suka banget nonton Warkop DKI. Ngga tau awal mulanya gimana, lama-lama bisa kecanduan sama lelucon konyol yang dibawakan oleh para legend. Warkop DKI yang beranggotakan (alm) Dono, (alm) Kasino dan Indro ini memang pandai bikin orang ngakak-ngakak Ngga jelas. Walaupun kini yang masih sehat hanyalah Om Indro, tapi aku masih punya film-film warkop ketika zaman dulu. Biasanya film ini selalu di putar ulang saat libur panjang lebaran. Seru banget. Ngga mau keinggalan nonton film ini. Semenjak cocok sama guyonannya, aku jadi semakin suka dan akhirnya suka banget. Beberapa orang berfikir aku aneh. Iya memang sih...Soalnya aku sempat beli DVD WARKOP zaman dulu lengkap banget dan kemudian aku tonton sampai ketawa-ketawa sendiri. Ahahahaha....memang sih, konyol banget aku bisa suka banget sama guyonan konyol mereka. Tapi memang guyonan mereka alami banget. Mungkin beberapa komedi sekarang ini “agak-agak” dibuat-buat. Tapi bukan berarti komedi yang sekarang ini jelek. Karena memang ngga bisa yang menggantikan the legend WARKOP DKI dengan guyonannya yang khas.

Beberapa bulan lalu sempat excited banget waktu denger mau ada film “WARKOP DKI REBORN”. Iyaa....waktu itum, seneng banget, pingin buru-buru nonton. Ngga sabar pingin cepet-cepet nonton. Pingin tau banget siapa yang bakal menjadi Dono, Kasino dan Indro. Dulu pas baca beritanya, Warkop DKI Reborn akan ditanyangkan pada tanggal 08 September 2016. Hmm....rasanya pingin buru-buru loncat ke tanggal itu. Dono akan diperankan oleh Abimana, Kasino oleh Vino dan Indo oleh Tora Sudiro. Tora Sudiro memang pernah main di Extravaganza yang pernah diselenggarakan di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia. Orangnya juga tergolong Kocak. Jadi kemungkinan cocok untuk sosok Om Indro yang juga kocak. Awalnya aku berfikir kalau Abimana dan Vino akan merasa sulit untuk membawakan komedi. Secara ya, yang akau tau mereka seringnya memainkan karakter yang cukup serius. Tapi ternyata.........penilaianku salah banget. Iyaa salah banget pokoknya.*MaapinYaUdahSuuzonDuluan*hahahaha*. Abimana dan Vino ternyata sukses memerankan tokoh Kasino dan Indro.  Nggak nyangka banget mereka berusaha sebaik mungkin demi peran sosok legenda yang populer di tahun 90-an.

Demi mendapatkan tiket, aku rela ngantri berjam-jam. Sebenernya pesen online sih bisa, tapi lebih “nendang” kalau ikutan ngantri dan akhirnya dapet walaupun hampir habis. Ngos-ngosan campur deg-degan pas hampir sampai di depan tapi sisa kursi kosong tinggal beberapa. Daan......Yess....I’ve got the ticket. Plong rasanya walaupun dapet jam yang agak sore. Tapi ngga nyesel nontonnya deh. Lucu banget, ngga garing. Aku udah nonton 2 kali lho. Nggak bosen nontonnya dan tetepa aja ngakak-ngakak. Kalau menurutku, Vino cocok banget pas memerankan karakter (alm) Kasino. Di akhir film ini juga menampilkan adegan-adegan salah. Yang paling banyak nahan tawa emang si Vino sih. Mungkin ngga bisa nahan konyolnya Abimana yang memerankan karakter (alm) Dono. Pokoknya menarik banget deh. Puas nontonnya. Apalagi, Om Indro juga selalu muncul dengan kostum-kostum yang “aneh”. Warkop memang selalu idendik dengan cewek-cewek seksi, nah...di Film Warkop DKI Reborn juga menampilkan cewek-cewek seksi seperti Nikita Mirzani Lho. Tentunya kostum cewek-cewek seksi disini juga tidak seperti film Warkop dahulu. Seksi tapi masih wajar kok. Makanya, buat kamu-kamu penggemar Warkop DKI yang belum nonton, buruan nonton deh, mumpung masih anget. Pastinya kamu bakalan pingin nonton lagi lho. Serius deh...Aku juga kalau ada yang ngajakin nonton lagi, mauk banget deh. Film ini bukan bermaksud menggantikan , kita semua tau, tak ada yang bisa menggantikan lawakan (alm) Dono, (alm) Kasino dan Om Indro. Menurutku, film ini hanya mengobati rasa kangen terhadap WARKOP DKI yang bermaksud melestarikan komedi legenda yang populer pada tahun 90-an, karna Warkop DKI memang selalu di hati yang selalu menghadirkan kekonyolan yang unik.
*****



Minggu, 16 Agustus 2015

#ReviewFilmKeluargaSomat




Ditulis pada tanggal 20-06-2014


Tadinya pas pertama kali nonton acara ini, terlihat agak aneh. Memang biasa kalau nonton TV dan sedang Iklan, mulai deh gonta ganti acaranya. Kebiasaan sejak masih kecil kebawa sampai sekarang. Aku memang dari dulu penggemar kartun. Tapi kalau di liat liat, anak anak sekarang lebih suka sinetron dari pada kartun. Kalau aku dulu pas kecil, belum ada sinetron deh kayaknya. Maksudnya sinetron anak anak sekolah gitu. 

Kalau tersanjung udah ada. Yang episode nya puanjaaaaaang banget itu. Entah itu ending nya gimana. Hmm....kembali ke pokok bahasan. Jadi keluarga Pak Somat ini adalah kartun yang bahasanya jawa banget. Seperti baju ibuk inah yang masih pakai jarit. Jadi keluarga Somat ini adaah keluarga yang adem ayem dan jauh dari masalah. Hanya saja banyak kekonyolan yang terjadi dalam keluarga mereka maupun tetangga mereka. 

Pak Somat mempunyai seorang Istri namanya Bu Inah, dan dua Anak yang namanya Dudung dan Ninung. Bu Inah adalah Ibu rumah tangga yang kesehariannya jualan di sepan rumah. Seperti toko kelontong gitu. Dudung dan Ninung adalah kakak beradik yang duduk di bangku sekolah dasar. Entah mengapa kakak beradik itu satu kelas, aku juga nggak tau. Kehidupan mereka jauh dari keributan. Pokoknya adem ayem. 

Keributan yang ada di antara mereka paling hanya soal ibu ibu kampung yang suka ngutang di warung Bu Inah. Namanya juga Ibu ibu, wajarlah kalau hal tersebut suka menjadi ribut ribut kecil. Dudung dan Ninung punya banyak teman di sekolahnya yang juga tetangga nya. Mereka adalah, Aling, masih keturunan cina, ada Nippon, buka keturunan jepang lho. *apa hubungannya Ta. Kemudian ada Aldo, anaknya Pak RT. 

Pertemanan mereka masih pure banget. Mereka juga sangat setia kawan walaupun ada kejahilan kejahilan kecil di antara mereka. Kadang aku menilai film ini dengan membandingkan sinetron sinetron yang penuh dengan kebohongan. *Loh....pecinta sinetron ya Ta. Enggak sih, dulu emang suka nonton Film yang bertemakan Hidayah gitu. 

Jadi banyak banget orang jahat yang akhirnya dapat kutukan atau sejenisnya gitu kemudian Tobat. Kadang juga ada perasaan iri antara tetangga 1 dengan tetangga yang lain. Dan ini akan menimpulkan perang batin. *Lahh...nanta mulai lebay. Hihihiii...iya sih, menurut yang aku tonton kebanyakan gitu. 

Kalau nonton Keluarga Somat ini rasanya adem banget. Kehidupa mereka rukun dan nggak saling menjelek jelekkan satu sama lain. Anak anaknya juga terlihat rukun. Nggak seperti anak anak yang sudah sibuk sama gadget mereka masing masing. Kemajuan teknologi sebenarnya bagus banget dampaknya bagi mereka yang “pas” dalam pemakaiannya. 

Sekarang anak anak lebih sering bermain dengan gadget mereka dari pada main dengan teman teman nya. Ada juga yang main bersama teman teman nya tapi masih sibuk dengan gadget masing masing. Tapi ya mau gimana lagi. Tergantung cara orang tua juga, bagaimana caranya mengajarkan kepada anak anak mereka, memakai gadget yang baik dan yang salah. *Loh....topiknya kok jadi ke gadget tu gimana Ta. Hihihii..nggak papa juga kali ya. 

Yah...kira kira seperti itu lah gambaran keluarga Pak Somat. Hidup rukun dengan tetangga dan sifat pure anak anaknya. Gitu deh Pokoknya, kalau penasaran pingin liat, Tonton aja di Indosiar kalau pagi. Nah aku lupa jam berapa, soalnya kalau pagi banyak kartun. Ada upin ipin, ada masha and bear, Spongebob, Tom and jerry dan kadang juga ada barbie kalau pas liburan sekolah.

Popular Posts