Tampilkan postingan dengan label Sebuah Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sebuah Cerita. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Juli 2017

Yang Tak Muat Di Tweet-kan (Bagian 1)

Emang bener, yang bukan siapa-siapa emang tak bisa mendapatkan apa-apa. *EntahKataSiapaPokoknyaPernahDenger
Temenan—like semua postingan sosmed walau jelek—udah nggak barengan lagi—nggak pernah like postingan sosmed---jadi jauh—kemudian nggak kenal. *SiklusPertemananKampret
Nggak ada orang yang mau “memandang” dengan mata normal ketika kita sedang jatuh. Tapi jika memang benar-benar ada, pertahankan karena mereka adalah orang-orang yang tulus. Meski hanya 5 % saja. *TheKampretMoment
Sahabatan dari kecil—pisah—nggak ada komunikasi karena dia makin kaya—dan akhirnya jadi orang asing. *PersahabatanKampret
Temenan—dikomporin mulut ember—percaya sama mulut ember—mendadak musuhan—nggak ada komunikasi—udah saling nggak kenal. *PertemananBusukYangSeringDitemui
Mulut tetangga emang lebih hijau.
Bedanya, orang yang tinggal dikampung dan belum pernah lihat kota emang kelihatan banget. Mereka lebih norak dan terlalu membesar-besarkan. Lain halnya dengan orang kota asli, mereka lebih natural dan cenderung bersikap biasa saja.
Orang kaya baru emang begitu, ingin menunjukan pada semua orang kalau mereka emang benar-banar orang yang mampu. Beda dengan banyak uang yang dicapai dengan penuh pengorbanan, maka tidak perlu posting apa yang mereka miliki.
Semenjak status whatsapp bisa dibaca banyak orang, pemakainya jadi makin lebay. Dikit-dikit cekrek trus dijadikan status. Dikit0dikit upload video dijadiin status. What the......

Pas lagi banyak duit, dipuja-puja. Sok-sok perhatian. Ee giliran lagi jatuh dicuekin, pura-pura nggak kenal. Bahkan dipandang sinis. Oh....thats human. 

Temenan--udah lama nggak saling sapa--gengsi nyapa duluan--akhirnya semakin jauh--kemudian nggak kenal. That's life.


Sebelah mata

Dunia selalu punya cara pandang tersendiri. Kadang emang terkesan kejam, khususnya bagi orang-orang yang sedang jatuh. Mereka yang selalu dipandang sebelah mata adalah orang-orang yang kuat. 

Bagaimana tidak? Mereka sudah biasa dengan naik turunnya kehidupan sehingga memiliki hati yang tidak mudah kecewa.

Dimana-mana orang sama saja. Mereka selalu mengunggulkan orang-orang yang berduit. Meski bukan siapa-siapa, orang berduit emang lebih menarik. 

Entah apa yang bikin menarik. Akupun heran. Kadang emang lucu. Pas masih "kere" aja dicuekin setengah mati, eee. . . . giliran "kantong tebel" pada muji-muji. Ada yang deket-deket. Sok akrab dan sok ngasih perhatian. 

Duh..

Dizaman seperti sekarang ini, jangan mudah percaya sama orang. Apalagi pas lagi "diatas", perlu ati-ati. Nyari orang yang beneran tulus itu nggak gampang. Banyak topeng-topeng yang musti diwaspadai. 

Klo mau nyari aman, carilah temen saat kamu sedang "dibawah". Dengan begitu, km akan tau, mana yang tulus dan bertopeng.

Yah..begitulah...zaman sekarang, yang nggak punya banyak uang memang bukan apa-apa.


#MissAnt

Jumat, 23 Juni 2017

Tunjangan atau Tunangan Hari Raya?

"THR belum turun nih"

"Ho oh...jadi kaga bisa belanja"

"Pinginnya dapet tunangan aja deh, Tunjangan sepertinya ngga dapet"


Boro-boro dapet THR, lebaran megang duit aja udah bahagia banget. Kalu buat orang yang punya pekerjaan tetap mah, pasti ngarepin ama yang namanya THR. Yekan...

Kalau ada yang nggak ngarepin, mending kasihin Aku aja. Dengan senang hati mau menerimanya kok. Tapi THR nggak melulu harus tunjangan hari raya, ada juga yang lebih spesial. Khususnya buat para single nih, apalagi kalau bukan TUNANGAN. Aseeek....


Moment lebaran kadang emang seringkali ditodong dengan pertanyaan "kapan". Belom juga lebaran, tapi udah kepikiran pertanyaan "wajib" yang terlontar dari orang-orang yang jarang bertemu. Huft.....enak ya? Tanya kayak gitu. Sesekali Aku juga mau donk, nanya kayak gitu. Pingin liat, seperti apa mimik mukanya ketika ditanya kayak gitu.

Daripada nanya kapan-kapan terus. Mendingan ngasih tunangan aja deh. Meski tunjangan juga penting, tapi adanya tunangan dihari raya juga penting, paling nggak ya mengurangi pertanyaan "kapan kawin".

Eh tapi jangan seneng dulu, karna tunangan belum tentu bisa naik ke pelaminan lho.

*DuhGawat..

Sekarang gini, menurut penelitian ( kesoktauan), pacaran lama aja belum tentu jodoh. Bisa jadi cuma jagain jodoh orang. Tapi ini tergantung komitmennya juga. Karna beberapa laki-laki masih takut berkomitmen, dan inilah yang bikin hubungan suka gitu-gitu aja dan ngga (bakal) melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Ketika hati udah merasa "klik", mending jangan berlama-lama deh. Temui orang tuanya dan katakan kamu serius ingin menjadikannya pendamping hidup. #Aseeekk..

Jadi, tunangan saja belum pasti. Tapi setidaknya ada jalan untuk menuju "kesana", ASAL keduanya punya komitmen yang kuat dan saling percaya.

#MissAnt

Kamis, 22 Juni 2017

Yang Pernah (ada) Dihati

Masih pantas nggak kalau ngomongin cinta diusia yang sudah tidak ABG. Ya memang akan terkesan sedikit lebay sih, tapi apa boleh buat. Bukankah lebay itu nggak kenal umur. Apalagi kalau kaitannya dengan hati. Perasaan labil tak hanya dirasakan bagi mereka yang baru pertama kali mengenal yang namanya cinta. Karna ada rasa yang lebih menarik setelah mengalami masa-masa labil. Meski orang yang dititipi hati tidak peduli, bahkan tidak sedikitpun hatinya tersisa ruang.
Hati memang tak bisa dipaksa untuk memilih siapa. Jadi jangan heran jika merasa tersakiti karena pilhan seseorang. Karna orang yang seringkali kita pikirkan belum tentu hatinya menyisihkan ruangan kosong yang untuk menyediakan para pemuja rahasia. Biarpun ia tetap ada dalam lamunanmu, tapi ia tak pernah peduli. Yang ada hanyalah hati yang tercabik setiap harinya.

Seseorang yang sekilas tidak pernah terlintas dipikiran, bisa menjadi orang yang paling sering “nyamber” dalam lamunan. Lalu, rasa yang seperti ini disebut apa? Cinta? Pemuja rahasia? Hanya labil semata?. Mulut kadang tak bisa menjawab apa yang dirasakan hati. Jiwa hanyalah menjadi korban, yang salah adalah hati, karna ia yang mencoba masuk dikehidupan orang yang salah. 

Awalnya saling nge-LIKE, akhirnya....

Semenjak banyaknya social media memang memudahkan orang untuk punya banyak teman. Ya...PUNYA BANYAK TEMAN. Sosmed bisa jdi ajang nyari temen sebanyak-banyaknya. Sekarang ini modelnya beda. Beda gimana coba? Ya beda aja. Kalau si A temenan sama si B harus selalu nge-like postingan yang ada di sosmed. Kalau enggak ya, timbal balik gitu lah. Kalau kamu LIKE, aku juga bakalan LIKE. Semudah itu kah?
Siklus pertemanan semakin lama semakin mudah ditebak. Salah satunya, nggak bertahan lama. Selagi udah nggak bersama, ya berarti udah berasa “nggak penting” lagi. Miris sih. Tapi apa boleh buat, kalau mereka menilai pertemanan hanya sebatas kenal dan saling melupakan, ya apa boleh buat. Nggak mungkin donk, kita memohon-mohon biar mereka tetep temenan sama kita.
Akhirnya semakin kita jarang LIKE, maka hubungan pertemanan semakin jauh. Sekarang lagi zaman begini, walaupun postingannya jelek, pokoknya harus tetep di LIKE. Dengan begitu pertemanan akan berlangsung di jagad dunia maya. Iya di jagad dunia maya doang. Nggak tau aslinya kayak gimana.
Kalau dipikir-pikir, sosmed emang asyik sih. Tapi nggak semua teman yang ditemukan disosmed bisa bertahan lama. Percaya deh, tar kalau udah bosen nge-LIKE postingan ujung-ujungnya juga lost contact, terus ilang entah kemana dan tergantikan sama temen sosmed yang baru. Siklusnya sudah bisa ditebak.

Nyari temen yang tulus emang nggak gampang. Begitu juga dengan mempertahankannya. Kalau kita niat mempertahankan teman sedangkan mereka enggak, ya sama saja. Yang perlu dilakukan adalah bertemanlah dengan siapa saja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya. Bisa saja pertemanan itu hanya waktu itu saja. Bisa saja pertemanan itu akan berlangsung selamanya. Who knows?

Sabtu, 17 Juni 2017

Still Available




“Sudah dipesan”
Apanya yang dipesan?orangnya? Bukan. Orangnya belum ada yang meminang kok (Eciee....jujur banget). Ini hanya soal memesan makanan. Tapi ada sedikit kaitannya dengan hati. Cieh....apa-apa dikaitkan dengan hati. Enggak sih, tapi lagi pas banget bahas pemilik hati. Seperti lagunya Armada Band yang selalu “ngena” banget sampai ke hati. Meskipun menurut orang lain biasa saja, tapi bagiku agak “mak jleb” aja. Misalnya saja yang judulnya, “pemilik hati”, “apa kabar sayang”, dan “asal kau bahagia”. Nah....itu paling ngena banget. Kadang emang suka muter lagu berulang-ulang kalau pas banget sama suasana hati. Ini pasti juga dilakukan banyak orang. Iya kan? Ngaku saja.
Oke baiklah, kenapa jadi bahas lagunya Armada? Balik lagi ke topik “sudah dipesan”. Pakai foto profil dengan tulisan “sudah dipesan” seringkali dinilai sudah ada yang punya. Nyatanya belum kok.
Jadi maksudnya begini,
Hati itu kadang ibarat tempat makan, siapa yang memesan duluan, pasti akan mendapatkan apa yang ia mau, dengan catatan, memesan tempat makan yang nyaman juga susah, apalagi kalau tempatnya ramai, menarik dan banyak yang menginginkan tempat itu.  Memiliki apa yang kita mau harus dengan pengorbanan, nggak bisa instan begitu saja. Karena segala hal yang instan juga bisa hilang dengan mudah.
Misalnya, saat kita mendapatkan apa yang kita mau dengan “merebut” tempat orang, kita juga akan diusir balik oleh security ditempat tersebut karena telah merebut apa yang bukan milik kita. Beda kalau kita memperjuangkan tempat tersebut dan memilih sendiri, hasilnya pasti lebih lega dan nyaman saat berada ditempat tersebut.
Berjuang untuk “memilih tempat” tak hanya berlaku pada pekerjaan yang kita inginkan, bisa juga berkaitan dengan hati lho (Cieh hati lagi hati lagi ). Ketika seseorang sedang memperjuangkan orang yang mereka sayangi, jangan terlalu lama dibiarkan. Ibaratnya, kalau udah “sreg” banget sama tempat itu, segera datangi saja. Pesan terlebih dahulu, sebelum ada orang lain yang mengambilnya. Yakin deh, kalau kita udah memesan tempat terlebih dahulu, maka orang lain juga akan mundur.
Hahahahaha.....begitu lah pokoknya. 


~MissANT~

Senin, 12 Juni 2017

Tak segampang itu....

Tidak semua yang dilontarkan orang lain bisa dengan mudah kita terima. Ya, memang lebih mudah “menyuruh” daripada harus bertindak sebagai pelaku. Bisa saja ia berkata padamu, “kenapa nggak kesana saja? Kenapa nggak mencoba kayak dia” kenapa dan kenapa?”. Andai saja bisa tukar posisi, belum tentu mereka bisa sekuat kita. Sesabar kita. Karna tak segampang itu. . . .

Disatu sisi, kita tak bisa memilih mau bernasib seperti apa? Kalau boleh memilih, sepertinya banyak orang yang lebih milih banyak uang tanpa harus repot-repot banting tulang buat dapetin uang. Orang tak perlu repot lagi berfikir kreatif bagaimana supaya karyanya terjual dan lebih cepat menghasilkan uang. Nyatanya, tak segampang itu. . . .

Mencari seorang teman yang bisa “ngertiin banget” itu nggak mudah. Adakalanya mereka justru khawatir dengan apa yang akan membuat kita maju. Adakalanya kita nggak harus “terlalu” percaya sama temen. Jangan terlalu banyak mencurahkan apa yang kita mau sama temen, walaupun beberapa ada yang mendukung, namun sebagian juga ada yang justru menjegal. Tidak semua orang bisa “mengerti” apa yang kita mau. Emang sih, tak segampang itu. . . .

Orang bisa saja dengan mudah berkata, “Mereka bisa berada di tempat itu, kenapa kamu tidak bisa?”. Menjawab pertanyaan seperti ini tidaklah sulit, hanya saja utuh waktu untuk menata hati. Karna hati yang sedang kacau tak mampu menjawab dengan baik. Sekilas sih, merupakan pertanyaan paling simple, tapi jawabannya butuh kesabaran supaya tidak emosi dan tak segampang itu. . . .


Jangan remehkan seseorang dengan pertanyaan yang seolah menyamakan dengan orang lain. Karna setiap orang sudah dianugerahi kemampuan yang berbeda-beda. Untuk itu jangan beri mereka pertanyaan yang menyudutkan, karna menjawabnya tak semudah itu....


~MissANT~

Si Semut Merah

Awalnya hanya ingin jadi orang yang nggak ribet, masa bodo sama perkataan orang yang suka nyakitin. Sampai pada akhirnya ia berubah menjadi orang yang benar-benar masa bodoh, cuek dan nggak peduli dengan orang sekitar. Hatinya sudah membatu. Ia hanya peduli dengan orang yang paling ia sayang, yang tak lain adalah keluarganya sendiri.


Sejak kecil Meta sudah diajarkan bagaimana bersikap yang baik pada orang lain. Tak heran jika Ia tumbuh jadi anak yang punya respect tinggi terhadap orang lain. Rasa pedulinya pada teman-temannya seringkali membuat banyak orang selalu ingin berteman baik dengan Meta. Ia juga punya banyak teman dari suku yang berbeda-beda sehingga membuatnya lebih mudah mengetahui karakter masing-masing orang.


Yang selalu dijadikan pedoman dalam hidupnya adalah selalu berbuat baik. Walau kadang berbuat baik itu menyakitkan, mengecewakan bahkan membahayakan diri sendiri. Akan tetapi, meta begitu cuek dengan hal itu. Prinsipnya ialah, yang penting dia baik sama orang, urusan sakit hati dan segala macam, itu belakangan.


Sekarang nyari orang baik yang beneran tulus emang ngga gampang. Kalau kebanyakan ngarep sama orang, jatuhnya kita sendiri yang sakit hati. Karna apa yang kita anggap baik belum tentu baik. Meta pun juga kerap mengalami hal itu, hanya saja ia terlalu cuek. Ia pernah punya teman baik. Bahkan sudah dianggap seperti saudara.


Ia tak segan memberi bantuan pada teman yang selalu membutuhkan. Segala keluhan kesah teman selalu ia layani. Walau kadang ia sendiri punya masalah yang seharusnya butuh teman curhat. Tapi hal itu sudah biasa. Meta memang pandai menyembunyikan sesuatu.  Sampai pada suatu hari ia merasa down dan ingin curhat. 

Tapi temannya selalu menolak punya waktu. Yah...manusia memang begitu. Saat butuh saja merangkak-rangkak. Giliran udah seneng aja kabur. Ini juga tak hanya sekali dua kali ia dikecewain temennya. Akhirnya kesabarannya pun habis. 

Meta berubah menjadi orang yang berbeda. Ia tak lagi peduli dengan orang sekitar. Bagai seekor semut merah, kini ia bisa sangat menyakitkan jika diinjak. Bahkan bisa menyakiti siapapun yang mengganggunya.


~MissANT~

Jumat, 09 Juni 2017

Ada apa dengan Facebook

Facebook yang sekarang emang beda. Bukan beda warnanya. Klo soal warna masih sama kok, biru tua. Hanya saja penghuninya yang nggak kayak dulu. Seingatku saat pertama maian facebook hanya untuk lucu-lucuan. Update status alay. Main wall to wall sama temen satu kosan. Padahal sih, klo ngobrol juga masih sebelahan gitu. Eee...lha kok ini mainan wall to wall dan komen-komenan. 

Duh....parahnya. Tapi itu justru yang bikin kangen. Kenapa? Penghuni facebook sekarang berubah. Jadi makin gaol. Jadi makin "pinter". Ya..pinter ngomentarin orang.

Facebook tak hanya sosmed yang biasa dipakai buat seneng-seneng. Kamu bisa jualan online, share info menarik, dan.....nyinyir. Yap, nyinyir soal apa? Klo yang paling ramai itu menjelang pilpres, cagub, pokoknya pemilihan pemimpin gitu deh. Emang sih, pilihan tiap orang beda-beda. Dan itu nggak papa. Hak asasi. Asal tidak saling nyinyir menyinyir aja sih.

Tapi kadang heran, beda pilihan kemudian dikait-kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya gini, "eh kok kamu pakai baju itu sih, pendukungnya si anu ya". Pernah denger kayak gin kan? Suka dikait-kaitkan gitu. Padahal emang suka motif kayak gitu dari dulu.

Kalau udah kayak gitu emang susah. Mainam facebook jadi nggak seru. Temen yang dulu asik jadi nggak asik. Masalahnya apa? Sepele. Cuma masalah beda pilihan. Ngerasa pilihannya yang paling bener. Si anu tersinggung dengan apa yang di share si itu. Kemudian terjadi perang sengit. Hello...segitukah ujian pertemanan? Kesannya jadi lebay banget.

Kalau udah begini, yang salah bukan facebook nya. Hanya saja penggunanya lagi labil. Kalau facebook udah nggak asik, maka"depak" saja orang yang bikin nggak asik. Alasan orang main facebook kan buat seneng-seneng, klo ada "penghalang" dan bikin nggak seneng, "depak" saja. It's okay.

Ada apa dengan facebook?

Dia nggak kenapa-napa.


Penggunanya yang kini sedang kenapa-napa.


~MissANT~

Sayangi Para Mulut Golok

Jangan Cuma sayang sama mantan aja. Sesekali kau boleh kok sayang sama si mulut golok. Sebelumnya, udah pada ngerti kan? Apa itu mulut golok? Mulut pisau ataupun mulut silet? Nah...kalau belum, sini tak jelaskan dulu.

Mulut golok itu ibarat mulut tetangga yang enak banget kalau ngomong dan hasilnya pedes banget. Bahkan lebih pedes dari bon cabe level 30. Kedengarannya sih tidak berdarah, tapi bisa sangat menyakiti telinga. Begitulah kira-kira penjelasannya.

Jadi, apakah kamu pernah mengalami sakit yang diakibatkan oleh mulut golok? Mustahil kalau belum. Setiap apa yang kita lakukan pasti selalu saja ada kejelekan dimata orang lain. Terlebih yang nggak suka sama kita. Saat kita punya kesalahan masa lalu, akan selalu diungkit-ungkit hingga sekarang. Tiap manusia pasti punya kesalahan kecil dimasa lalu. Tapi nggak ada salahnya jika ia berusaha memperbaiki kesalahannya.

Saat seseorang mencoba untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu, pasti ada saja komentar pedas yang akan dihadapinya, Seperti dari perkumpulan mulut golok misalnya. Mereka akan selalu muncul saat seseorang berusaha menjadi orang yang lebih baik. Yah,,,namanya juga hidup. Akan selalu ada orang yang nggak suka dengan apa yang kita lakukan. Mencari kesalahan emang gampang, tapi yang sulit adalah berkaca pada diri sendiri.

Hidup emang keras, tapi nggak kejam. Hidup yang kejam kebanyakan hanya dirasakan oleh orang yang cengeng dan lemah. Hal yang paling ampuh untuk melawan kerasnya hidup adalah dengan melawan, terutama melawan kaum mulut golok. Kalau kita hanya diem saja dalam menghadapi kaum ini, maka kita akan semakin diinjek-injek.

Tapi seringkali ada pengecualian akan hal ini. Bagi orang yang banyak uang mungkin tidak akan banyak penyerangan dari mulut golok. Karena kaum mulut golok hanya takut sama orang yang banyak duit, tapi sekalinya bangkrut juga akan diserang habis-habisan. Heran sama orang model kayak gitu. Pas lagi diatas dipuja bagai dewa elang, giliran jatuh dicaci maki.

Sudahlah....yang paling penting kita harus punya telinga yang kuat. Jangan lemah untuk mendengarkan “gonggongan hewan”. Karna setiap orang sama saja, akan selalu membuat telinga kita terasa sakit. Pokoknya, stay strong. This is life. Sayangi para mulut golok. Setajem-tajemnya, jangan benci mereka. Kamu masih butuh dia saat berada diatas. 



~MissANT~
                                                                      


Selasa, 06 Juni 2017

Darurat Nyinyir

Ngelakuin hal yang bener, dikira pencitraan....

Tak sengaja melakukan kesalahan, dibully habis-habisan....

Lha terus maunya apa?

*GelengGelengMpePusingPalanya

Kalau baca-baca komentar sosmed, kadang suka merinding. Kadang orang yang suka nyinyir itu ibarat nonton film horor Indonesia, Cuma backsound nya aja yang serem, setannya mah nggak serem sama sekali. Sama seperti orang nyinyir, beraninya Cuma ngandelin “jari”, giliran ditanggepin ujung-ujungnya minta maaf. Yah...begitulah. 

Sekarang ini zamannya sudah semakin aneh moderen. Salah dikit aja bisa dihujat berhari-hari. Misalnya aja, kasus yang lagi anget banget. TOP Bigbang yang lagi wamil tiba-tiba ketauan ngisep ganja. Kemudian komentar pun berdatangan disalah satu media yang mempublikasikannya. Kalau baca komennya kadang mikir, kenapa mereka bisa melontarkan kata-kata semacam itu tanpa mikir panjang. Bukankah hujatan akan semakin membuat si TOP terpuruk. Ceilee....ini Aku sok bijak banget sih nulisnya.

Emang orang kalau lagi nyinyir suka gitu, kadang menyakitkan walau mereka sendiri tak merasakannya. Kalau emang ngetik seenak jidat mah enak, tapi apa nggak mikir perasaan orang yang dihujat. Udah setres, dihujat dan akhirnya malah tambah stres stres stres dan setres. Tuh kan, stres nya jadi berlipat. Tapi darurat nyinyir tenyata tidak hanya dialami oleh kalangan artis. 

Orang biasa saja banyak yang kena nyinyir karna hal sepele. Tapi mau gimana lagi. Manusia emang nggak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain (Kata Emak), jadi kalau ada orang yang nyinyir sama kamu, cuekin aja, jangan kemudian membenci semua manusia. Beberapa manusia memang diciptakan peduli dan sebagian lagi merupakan golongan nyinyir yang selalu ingin menjatuhkan.

Tak hanya kasus buruk saja yang selalu di nyinyirin, pakai baju nggak bener atau alis nggak simetris aja bisa jadi bahan nyinyiran. Meskipun nggak secara langsung ke orangnya, tapi kini ada sosmed yang memudahkan seseorang untuk “menyerang” orang yang nggak mereka suka.

Untuk menjadi pemain sosmed yang cerdas, sebaiknya kita musti hati-hati ngasih komen. Kalau sekiranya ada akun temen yang nggak suka posting hal-hal yang bikin “geger” mendingan buru-buru unfollow aja deh. Bahaya. Takutnya malah ikutan kebawa emosi.


Pokoknya jangan biarkan jempolmu menari sembarangan. Sosial media bisa saja membuatmu populer, tapi juga bisa “membunuh” karirmu selamanya jika melakukan kesalahan sedikit saja dan dihujat banyak orang. 


#MissAnt

Rabu, 31 Mei 2017

Perbedaan Antara Sombong, Cuek, dan Jutek


 
Sumber gambar : Google


Kadang ketiga kata tersebut memang seringkali disalahartikan. Yang sebenarnya cuek, justru dibilang sombong. Yang sebenarnya jutek, seringkali dikira cuek. Salah kaprah kayak gitu kalau dibiarkan terlalu lama bisa fatal. Supaya tidak menimbuklan kesalahpahaman, berikut Saya jelaskan perbedaannya. Tapi ini hanya berdasarkan kesoktauan sedikit pengetahuan Saya. Soalnya heran aja sih, beberapa orang masih salah kaprah soal hal ini.

Sombong

Pada dasarnya orang bersikap sombong baisanya merasa kalau dia punya segalanya. Tapi bukan berarti orang sombong itu selalu cuek. Nggak juga sih. Banyak kok, orang sombong yang ramah banget. Catet ya, orang sombong tidak selalu cuek. Mereka cenderung malah menyombongkan diri dengan sikap yang lemah lembut. Catet ya....

Cuek

Cuek tak hanya dilakukan oleh orang sombong. Bahkan orang yang hidup serba kekurangan saja bisa saja cuek. Cuek tidak selalu identik dengan sombong. Hanya saja, orang yang cuek emang bawaan dari sono. Jadi nggak ada hubungannya kalau orang cuek itu sombong. Banyak juga kok, yang awalnya cuek, setelah kenal jadi ilang kesan cueknya. Makanya bedakin eh bedain yaaa.

Jutek

Lain lagi dengan Jutek. Jutek itu biasanya langsung dari keliatan dari raut wajah seseorang. Tapi orang jutek belum tentu sombong maupun cuek. Kadang orang terlihat jutek, tapi sebenarnya ia enak diajak ngobrol. Ada juga orang jutek yang care banget sama teman-teman nya.


E tapi ada juga orang yang cuek, sombong dan jutek. Kadang emang kita bisa nemuin sifat orang dengan “paket komplit” seperti itu. Tapi inget ya, ketiganya memiliki makna yang berbeda. So...jangan hanya melihat dari satu sisi saja. 

Senin, 22 Mei 2017

Menunggu atau Menjemput Jodoh?




“Jodoh Nggak Bakal Dateng Kalau Nggak Dijemput”

Sekilas memang terdengar aneh. Kebetulah kata-kata ini Aku dapet setelah nonton film “Koala Kumal” karya Raditya Dika. Kalau dibilang ngefans sama Raditya Dika, ya emang suka banget. Dari film dan bukunya selalu ada moral value yang dapat diambil. Salah satunya “Koala Kumal”. E..tapi ini bukan tentang binatang Koala lho. 

Menurutku, Radit emang cerdas ngambil dari sisi hewan buat jadi perumpamaan, seperti kambing jantan, manusia setengah salmon, cinta brontosaurus hingga marmut merah jambu. Ah...ini Aku jadi bingung, mau nulis tentang buku-buku Raditya Dika atau nulis perkara jodoh. Ceilee....ngomongin jodoh. 

Ya kadang kita musti mikirin  siapa yang bakal jadi temen hidup kita nantinya. Bagi beberapa orang, jodoh emang masih misteri. Iya...misteri....serem banget...nggak tau kapan datengnya. Walau udah banyak pertanyaan “Kapan Kawin” tiap hari taun.

Pas pertama nonton, udah tertarik sama kata-kata yang kurang lebih seperti ini, “Kalau patah hati sampai nangis, berarti itu bukan cinta yang tulus, karna cinta yang tulus itu patah hatinya justru hanya diam saja”. Intinya gitu lah. Dari situ udah bisa ditebak. Kalau emang kita sayang sama seseorang dan berakhir, kita tidak perlu larut dalam keputusasaan. 

Seolah paling sakit hati sedunia. Seolah enggan membuka hati. Enggan membuka hati biasanya identik dengan susah move on. Kadang emang kita terlalu sakit hati banget karena ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya, tapi salah besar kalau kita membenci orangnya. 

Ya emang benar sih, saat hubungan berakhir, yang kita benci adalah orangnya, bukan perpisahannnya. Karena yang salah adalah perpisahannya.

Orang yang sudah lama sendiri atau single, biasanya selalu dikait-kaitkan dengan susah move on, susah pindah kelain hati, udah tau dia udah bahagia sama yang lain, kitanya masih aja sendiri. Omongan orang emang macem-macem, tanpa tau apa yang sebenarnya ada dihati.  

Saat orang belum menemukan pasangan yang cocok, bukan berarti ia pilih-pilih. Ketika ia masih asyik sendiri, bukan berarti juga ia nggak ada niat buat menikah. Siapa sih yang nggak kepingin nikah? Bukankah manusia diciptakan berpasang-pasangan? 

Yang paling penting bagaimana kita menyikapinya. Emang banyak yang bilang sih, kalau jodoh itu dijemput, bukan hanya ditunggu. Jodoh emang sudah diatur Tuhan, tapi kalau kita nggak berusaha membuka hati, tentu juga akan sulit bukan?

Tapi yang nggak tau juga sih, “Jodoh harus dijemput dan nggak Cuma ditunggu” ini berlaku untuk cowok-cowok doang atau cewek juga. Serba salah salah emang jadi cewek, minta kepastian dikira terburu-buru, nggak ada kepastian juga nyesek juga. 

Eh tapi ini tergantung cowoknya sih, banyak juga cowok yang peka yang tidak mau membiarkan hubungan terlalu lama. Karena intinya Cuma satu, keseriusan. Ah...elah deh...(sok) bijak banget kata-katanya. Lagipula (menurut survey entah siapa) hubungan yang terlalu lama juga tidak menjamin ke hubungan yang lebih serius, buktinya Raisa sama Babang Hamish baru beberapa hubungan menjalin hubungan saja udah berani melangkah ke jenjang yang lebih serius. 

Dan ini karena Babang Hamish yang keren abis, nggak mau berlama-lama pacaran karena sudah merasa cocok dan nyaman. Duh.....Beneran Relationship Goal. 


Okay baiklah. Pantes saja ada trending topic #HariPatahHatiNasional. Secara cowok ganteng sama cewek cantik yang nggak terlalu lebay dalam menjalin hubungan. Suka banget pasangan kayak gini.

Jodoh emang udah ada yang ngatur, pacaran sama siapa, ke pelaminan sama siapa. Dan yang harus diingat adalah, jangan pernah menutup hati untuk siapapun. Walaupun kamu pernah kecewa berat soal cinta. Karna jodoh bisa dateng dengan cara apapun, jangan sepelekan pertemuan kecil karena bisa menjadi sangat berarti dalam hidup. Duileee......sok bijak abezzz.



~MissAnt~

Jumat, 19 Mei 2017

Petasan Korek dan Awal Pertemuan Kita


*Sahuurrrr....Sahhuuurrrrr
*Sahur......Sahuuuurrrr

“Jandi...Jandi....ini sudah jam berapa nak? Mau sampai kapan kamu  dibangunin tiap sahur”

“Jandi.....Geum Jandi.....kamu puasa ndak?

*SambilNarik SelimutJandiBerwarnaPinkBermotifBunga

“Iya Bu, 5 menit lagi”

Geum Jandi merupakan anak gadis yang mandiri walaupun ia susah bangun saat sahur. Yang paling nggak bisa hilang saat makan sahur adalah, selalu minta disuapin Ibunya. Walau begitu, tapi ia bukan anak yang manja.

“Telor ceplok sama teh manis udah Ibu bawakan Nak, ayo bangun  bentar biar Ibu suapin. Keburu imsyak”

*Geum Jandi pun bangun sambil ucek-ucek matanya.

“Jandi, mau sampai kapan kamu disuapin terus. Udah lulus jadi mahasiswa juga”. Kata Ayahnya dari ruang makan yang telah selesai menghabiskan makan sahur.

“Nggak papa, Yah. Daripada dia nggak sahur”. Balas Ibunya sampin nyuapin Jandi.

“Tuh...kan kata Ibu nggak papa Yah”

“Hmm....emang kamunya aja yang malas”.

*Imsyaaakkkk.....
*Imsyaaakkkk.....
*Imsyaaakkkk....

“Itu teh nya cepetan diminum, masih ada waktu”, Kata Ibunya sambil menyingkirkan piring yang dipakai untuk menyuapinya.

*Jandi pun terburu-buru minum. kemudian membaca niat puasa.
Hal yang paling menyenangkan di bulan puasa adalah jalan-jalan pagi usai sholat shubuh. Masa kecil Jandi memang sangat menyenangkan. Bahkan, sosial media pun juga belum banyak seperti sekarang.  Rumah Jandi yang kebetulan hanya belakang masjid membuatnya rajin sholat berjamaah, walau hanya pas bulan puasa doang.  Bersama dengan teman kecilnya, Sim Chung, Ia selalu menyempatkan untuk jalan-jalan pagi usai jamaah sholat shubuh.

“Chung, tar ku samperin ke rumahmu ya, Aku balikin mukena dulu”. Kata Jandi sambil belok kearah rumahnya.
“Oke, jangan lama-lama lho...tar keburu siang”

Jandi dan Chung merupakan sahabat baik sejak taman kanak-kanak. Saat bulan ramadhan tiba, mereka selalu taraweh bersama sampai jalan-jalan pagi yang selalu bikin kangen. Yang paling berkesan di bulan puasa adalah pertemuan dengan Lee dong wook dan kini menjadi kekasih Geum Jandi. Jodoh memang nggak kemana. Buktinya, ini dialami sendiri oleh Jandi. Tak heran jika bulan ramadhan selalu menjadi bulan yang paling dinantikan karena ada kenangan tersendiri bagi Jandi.

“Ayo Chung, jangan lupa bawa korek ya....Tar kita beliu petasan di deket Jalan raya”. Ajak Jandi sambil berjalan menuju Kampung sebelah.

Mereka pun akhirnya menuju seberang Desa yang masih banyak anak-anak bermain petasan. Jandi dan Chung seringkali patungan beli petasan korek. Petasan korek gampang banget dipakai dan hasil ledakannya juga lumayan bangunin orang tidur.

“Wah....udah ramai aja nih...” Kata Jandi yang udah tak sabar ingin beli petasan.

*Dorr.....pletok...pletok....

Suara petasan korek yang meledak spontan membuat kedua gadis itu kaget.
“Eh,,,iseng banget sih nyalain petasan di belakang kita”. Bentak Jandi sedikit emosi karena sedikit kaget

“Ah....gitu aja kaget. Huuuuuu...puasa marah-marah batal lho”.Sahut pria bertubuh jangkung dan bergigi gingsul tersebut.

“Loh...kam...kamu bukannya Lee dong wook ya? Anak kelas 1D SMP 1, iya kan? Iya kan?”. Tanya Jandi dengan terbata-bata.

Rupanya Lee dong wook adalah cowok yang selama ini mencuru perhatian Jandi. Walaupun beda kelas, tapi selalu ada jendela belakang kelas yang dipakai Jandi untuk sekedar curi-curi pandang.

“Kok tau sih? Kamu anak SMP 1 juga ya?”. Jawab Dong wook sambil memasukkan kembali petasan yang akan dinyalakannya.

“Ya sering banget liat kamu pas mau ke kantin, Aku anak kelas 1F yang deket kantin itu loh”. Kata Jandi sambil sesekali mengibaskan rambutnya yang terkena angin.

“Pantesan aja, eh iya nanti sekolah masuk jam berapa sih? Ini hari pertama masuk sekolah pas bukan puasa kan?”. Tanya Dong wook.

“Iya nanti masuknya jam 8”. Jawab Jandi dengan nada lirih dan gemetaran karena sedikit grogi.

“Oiya, nama kamu siapa”. Tanya Dong wook sambil memainkan korek api.
Yaelah masa satu sekolah nggak tau namanya sih?”. Sahut chung dengan anda mengejek.

“Ya kamu tau lah, secara Aku ini anaknya pemalu banget jadi nggak banyak dikenal”. Jawab Jandi dengan nada yang penuh pembelaan.

“Uhm...nama Aku, Geum Jandi. Panggil aja Jandi”

“Ooh....eh btw, kamu mau nyebrang ke toko depan mau beli apaan Jan”?. Tanya Lee dong wook.

“Itu...Aku mau cari petasan korek. Bentar ya. Yuk...chung kita beli petasan bentar”

“Eh...nggak usah beli aja, ni aku ada banyak. Butuhnya berapa sih”. Kata Dong wook sambil membuka wadah kecil yang berisi petasan.

“Haa....yang bener nih? Nggak banyak kok, Cuma beberapa aja. Buat seru-seruan aja kok”. Jawab Jandi dengan malu-malu.

“Yaudah nih....”. Sambil menyodorkan sekantong plastik petasan korek miliknya.

Merekapun sangat menikmati bermain petasan dipinggir sawah dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang bagus. Hingga mereka lupa, waktu sudah hampir menunjukkan pukul 06.30.

“Eh iya, udah jam setengah tujuh nih. Pulang yuk Jan, tar Aku takut ketinggalan angkot”. Ajak Chung yang jarak sekolahnya lebih jauh hingga harus naik angkot.

“Wah...iya ya. Nggak terasa kalau mainan gini. Yaudah yuk. Doong wook, kita duluan ya. Makasih buat petasannya”. Kata Jandi sembari mengakhiri jalan-jalan pagi itu.

“Santai aja lagi, Aku punya banyak petasan kok”. Kata Dong wook.

Dalam perjalanan pulang, Jandi terus-terusan bercerita tentang Lee dong wook yang ternyata adalah pria yang disukainya dan sering diceritakan pada Chung. Pertemuan pagi itu membuat Jandi berbunga-bunga kerena bisa ngobrol bareng dengan laki-laki yang selama ini ia sukai. Ia pun tak sabar untuk sampai ke sekolah hanya karena ingin melihat Lee dong wook.

Sesampainya di rumah, kemudian Jandi mandi dan beres-beres lalu berangkat sekolah naik sepeda onthel warna merah hadiah dari Ayahnya waktu dia menang baca puisi. Tepat jam 07.45, Ia berangkat menuju sekolah yang tak jauh dari rumahnya.

Pelajaran di sekolah saat bulan puasa biasanya tidak full. Kalau biasanya 1 jam pelajaran memakan waktu 90 menit, nah...kalau pas puasa 1 jam pelajaran hanya 30 menit saja. Lumayan kan, ini juga yang paling ditunggu-tunggu saat puasa.

Saat istirahan Jandi mulai tengak-tengok di jendela pojok kelas. Ia menunggu Lee dong wook lewat. Tapi Dong wook pun tak kunjung lewat. Bahkan dalam hati dia bergumam. “Jangan-jangan Dong wook  nggak masuk. Apa dia ketiduran ya”. Berhubung bulan puasa, jadinya pulang sekolah juga lebih awal. Jandi kemudian pulang. Lee dong wook pun tak terlihat batang hidungnya.

“Jam segini udah pulang Nak”.Tanya Ibu Jandi sambil mengangkat jemuran.
“Iya Bu, berhubung bulan puasa ada pengurangan jam gitu”. Jawabnya sambil memasukkan sepeda onthel merah kesayangannya.

Sesampainya di kamar, ia hanya baca komik sisa kemarin yang belum selesai. Kadang, waktu memang terasa lebih cepat sata bulan puasa. Hingga tak terasa ia ketiduran saking terlalu banyak komik yang sudah dibacanya.

*Ibu Jandi berulang kali mengetuk pintu kamar Jandi

“Jandi.....sholat ashar dulu Nak, udah jam 17.00 itu, bentar lagi persiapan bantuin Ibu ya”

“Hah...udah jam 5 aja nih”

*Jandi pun akhirnya lari ke kamar mandi untuk ngambil air wudhu dan sholat ashar.

“Ibu kok nggak bangunin Jandi dari tadi?”. Tanya Jandi sambil mengambil pisau dan membantu Ibunya memotong tempe yang akan dibuat mendoan untuk Buka puasa.

“Tadinya Ibu pikir kamu masih asyik baca komik, eee...nggak taunya komiknya udah berserakan kemana-mana dan kamu ketiduran”.

Rutinitas Jandi sore hari menjelang buka puasa adalah membantu Ibunya menyiapkan menu buka puasa. Berbagai menu khas saat bulan puasa pun selalu tersaji di meja makan mungil itu. Dan menu wajib yang nggak pernah terlewat adalah kolak pisang.  Selain itu ada mendoan anget kesukaannya.

*Allahu akbar.....Allahu akbar.....

Akhirnya adzan magrib pun tiba. Jandi pun segera mengambil teh manis yang dibuatkan oleh Ibunya. Sambil berdoa, ia menyeruput teh manis dari gelas mini kesayangan yang merupakan kado ulang tahun dari sahabatnya, Chung.

Kemudian Jandi segera mandi dan persiapan sholat magrib. Sambil menunggu sholat taraweh, ia menikmati kolak pisang bersama dengan keluarganya. Moment yang paling menyenangkan setelah buka puasa adalah ngumpul bareng keluarga sambil menunggu taraweh di masjid. Nggak terasa asyik bercanda dengan anggota keluarga sambil menikmati kolak pisang, akhirnya adzan isyak pun berkumandang. Mereka pun bersiap untuk wudhu dan berangkat ke masjid.
Sesampainya di masjid, Jandi bertemu dengan Chung. Seperti biasa mereka selalu ikut sholat isya doang. Kemudian mereka diam-diam meninggalkan taraweh dan pergi ke rumah Chung untuk cerita-cerita. Memang terlihat aneh sih, tapi masa-masa itu sangat menyenangkan.

“Psst....pstt...ayo kita pergi sekarang aja”. Ajak Jandi secara diam-diam supaya tidak ketahuan Ibunya yang duduk tepat didepannya.

“Bentar lagi deh....”. Bisik Chung dengan lirih.

Lalu mereka pun mengambil sandal dengan perlahan dan jalan pelan-pelan menuju rumah Chung yang tak  jauh dari masjid. Dan akhirnya sampai ke rumah Chung dan mereka saling curhat.

“Eh..gimana tadi ketemu Lee dong wook kan? Trus dia gimana?”.Tanya Chung sambil melepas mukena dan melipatnya.

“Tau nggak sih? Tadi Dong wook nggak masuk. Biasanya tu dia lewat depan kelas. Nah...tadi kutungguin nggak ada”. Jawab Jandi dengan nada kecewa.

“Lah...ini kan puasa, ya jelas aja dia nggak ke kantin. Paling di kelas aja tu anak”. Sahut Chung memberi hiburan pada Jandi.

“Ah...masa iya. Tapi kan.....”. Jelas Jandi dengan wajah manyun yang kemudian pembicaraannya disela oleh Chung.

“Udah positif thinking aja. Paling dia males keluar kelas biar nggak kelaperan kali. Hemat energi gitu.” Hibur Chung.

“Iya sih....tapi...ah...kenapa...ih...sebel deh. Kenapa juga aku seharian nungguin dia lewat.” Sahut Jandi kesal dengan dirinya sendiri.

“Yah...gitu lah nama nya juga orang kasmaran. Gini deh jadinya. Nggak keliatan sehari aja udah kayak nggak ketemu setahun”. Goda Chung.

“Ah...apaan sih Chung”. Jawab Jandi sambil melempar boneka doraemon kewajah Chung.

“Besok jalan-jalan lagi yuk. Ke tempat biasa. Main petasan lagi”. Ajak Jandi penuh semangat.

“Mau main petasan apa mau ketemu Lee dong wook nih”. Lagi-lagi Chung menggoda Jandi.

“ehmmm....dua-duanya...”. Ahahahhahaa...

*Keduanya kemudian tertawa kencang.

Enaknya bulan puasa memang gitu. Sesekali mereka “bolos” taraweh hanya untuk curhat-curhat hal-hal yang mereka alami di sekolah. Ini semakin asyik karena sekolah mereka berbeda. Jadi lebih asyik berbagi cerita. Tak terasa obrolan tersebut berlangsung lama hingga jam menunjukkan jam 21.30. Kemudian Jandi segera pulang.

“What??? Udah hampir jam 10 aja nih. Aku balik dulu Chung. Inget ya, besok ku samperin abis shubuh”.

“Siap Boss”

Sesampainya di Rumah, Jandi langsung ke kamar. Ibunya kemudian memanggilnya.

“Jandi! Darimana kamu? Tadi nggak ke masjid taraweh kan?”.Tanya Ibunya dengan wajah marah.

“Ke...ke....ke...Masjid kok Bu. Beneran deh”. Jawab Jandi gemetar.
“Bohong, tadi pas kultum kamu nggak ada. Chung juga nggak ada. Jangan bohong sama Ibu”.

“Tadi Aku abis sholat isya ke rumah Chung Bu..”.

“Nah...kan? kamu nggak boleh gitu Jandi. Selesaikan dulu tarawehnya baru ngobrol. Taraweh setahun sekali lho. Kalau ngobrol kan kapan saja bisa”. Jelas Ibu Jandi dengan penuh nasehat.

“Iya..Bu...Iya...besok nggak kabur lagi deh. Besok Jandi selesaikan tarawehnya baru ngobrol”. Jawab Jandi sambil meyakinkan Ibunya.

“Awas kalau bohong lagi ya. Yasudah sana tidur. Biar besok bisa bangun sahur lebih awal”.

Jandi kemudian masuk kamar dan tidur. Tak sabar menunggu pagi dan jalan-jalan untuk bertemu Lee dong wook. Bagi Geum Jandi, Lee dong wook adalah cinta pertamanya. Dia pun nggak nyangka kalau bulan puasa justru membuatnya semakin mengenal Dong wook. Bahkan mereka semakin akrab dan rasa cinta itu tumbuh semakin besar.

*tok...tok...tok....

“Woe...lama banget datengnya. Kirain ketiduran abis shubuh”. Kata Chung sambil membuka pintu dan siap-siap untuk jalan.

“Ya enggak lah...kan kita main petasan. Eh iya jangan lupa bawa korek”. Pinta Jandi setiap pagi.

“Iya...deh..iya....nih...”. Jawab Chung sambil menunjukkan korek gas warna merah dari saku nya.

Mereka pun berjalan dengan tergesa-gesa karena Jandi ingin segera bertemu dengan Lee dong wook.

“Jandi....pelan-pelan donk jalannya. Buru-buru amat sih”. Pinta chung sambil ngos-ngosan.

“Iya..ya. perasaan tadi pelan deh. Bisa buru-buru gini sih”. Ujar Jandi sambil memelankan langkahnya.

Dan akhirnya sampai ke tempat tujuan. Jandi melihat sekitar.

“Aku beli petasan dulu ya”. Kata Chung sambil meninggalkan Jandi.

Sementara itu Jandi masih sibuk melihat sekitar dan mencari Lee dong wook. Dan tiba-tiba...

*Doorr...pletok..pletok....

“Hah..ngaketin aja sih”. Kata Jandi dengan kaget dan jantung berdebar kencang. Dia grogi jika bertemu dengan orang yang dicintainya.

“Lagian kamu pagi-pagi gini melamun. Mikir apa sih?”.Tanya Lee dong wook sambil mengeluarkan petasan korek dari wadah kecil yang dia bawa.

“Heh...disini kalian rupanya ya. Eh iya, petasannya abis Jan. Di toko sebelahnya juga abis nih”. Sahut Chung sambil ngos-ngosan karena muter-muter nyari petasan.

“Kenapa musti beli sih. Ini aku ada banyak kok. Nih ambil aja”. Kata Dong wook sambil menyodorkan petasan korek.

Mereka akhirnya bermain petasan bertiga. Seru banget. Rasanya detik itu nggak pengen cepet berlalu. Terlebih untuk Jandi yang lagi kasmaran. Siapa sangka berbagi petasan saat jalan-jalan pagi ketika bulan puasa justru menjadi waktu yang paling indah.

Awalnya memang nggak mikir terlalu jauh. Dua gadis yang suka jalan-jalan usai sholat shubuh sambil main petasan, kemudian bertemu dengan lelaki yang memberinya petasan, kemudian main bersama-sama. Kejadian tersebut berlangsung setiap puasa. Hingga akhirnya mereka beranjak dewasa. Siapa sangka sekarang mereka menjalin hubungan yang serius. Pasalnya, sejak saat itu mereka menyempatkan untuk berkomunikasi lewat smartphone.

Dan, kisah itu sekarang tinggal menunggu kabar baik. Geum Jandi kini sudah bekerja di perusahaan swasta. Begitu juga Lee dong wook yang juga menjadi teman satu kantornya. Kenangan saat awal bertemu Lee dong wook di bulan puasa selalu membuat Jandi berpikir positif. Ia berharap ramadhan tahun ini akan menjadi kabar baik bagi dirinya dan Lee dong wook. Karna keduanya akan memutuskan naik ke pelamainan usai lebaran tahun ini. Nggak nyangka banget ya, dari petasan korek bisa berujung ke pelaminan. Jodoh emang nggak kemana.


#MissAnt

Minggu, 14 Mei 2017

Rindu pada siapa

Cinta memang kadang aneh.
Yang tak pernah terbayang seringkali terlitas.
Yang paling diharapkan justru tak pernah mengganggu dipikiran.
Entah...
Ini sejenis rasa sayang atau hanya pengalihan semata.
Konyol...
Tiba-tiba saja kamu sudah berada dihati.
Tanpa bilang permisi.
Bukankah ini suatu kecurangan.
Kamu seenaknya menghantui.
Sementara Aku hanya linglung.
Tidakkah kamu ingin tau.
Tidakkah kamu ingin mengerti.
Atau kamu sengaja membuatku seperti ini.
Yang menahan rindu pada seseorang.
Tanpa bisa menjelaskannya.
Kadang ada rindu yang sulit dijelaskan.
Bahkan lebih sulit dari soal matematika.
Karna kita tak pernah bisa menjelaslannya.
Karna kita sulit mengungkapkan segalanya.
Lantas....
Perasaan apa ini?
Kerinduan macam apa ini?
Tolong...
Jangan menyiksaku seperti ini.
Bukankah cinta tau kapan menunjukkannya?
Jangan hanya sembunyi dalam bayangan.
Karna ini hanya akan membuatku semakin tersiksa.
Hadirlah.....
Tunjukkan siapa kamu...
Agar kita bisa menikmati secangkir kopi pagi sambil membicarakan masa depan kita.
Bukankah ini asyik?










~MissAnt~

Kamis, 04 Mei 2017

Bakpia Untuk Bapak


….Yang masih selalu terlintas adalah ketika aku pulang ke rumah, beliau selalu duduk di teras depat rumah. Setelah aku sampai depan rumah dan memasukkan motor ke dalam, seketika juga beliau masuk kedalam dan terlihat jelas dari wajahnya yang seolah lega, anak perempuannya sudah sampai dengan selamat…

Moment yang langka, bahkan aku sekarang sudah tidak bisa lagi mendapatkan perhatian seperti itu. Beliau terlalu cepat meninggalkan kita. Sedikit yang aku sesalkan adalah, saat aku aku belum bisa menghasilkan uang untuk membelikan sesuatu untuk beliau. Kata yang selalu kuingat saat aku pulang dari kos adalah, “sesekali mbok bawa bakpia to Nak, Bapak pingin makan bakpia anget”, dengan wajah yang penuh harapan beliau berkata, entah waktu itu hanya sekedar bercanda atau memang benar menginginkannya. Aku yang waktu itu belum berpenghasilan dan masih kuliah. Dan yang membuatku nyesek adalah, aku nggak kepikiran untuk menyisihkan uang jajan karena waktu itu aku masih jadi anak yang boros. Kalau inget juga rasanya kepingin toyorin kepala sendiri. Huh...*JedotinKepalaKetembok

Sekarang aku tau, kenapa kebanyakan orang bilang kalau cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Karena memang benar, tak ada lelaki yang tulus menyayangi selain Bapak. Namun, ini bukan berarti kamu nantinya bakalan pacaran sama Bapak-bapak. Hanya saja memang benar kalau kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya sangat tulus. Walau kini sudah tidak kudapatkan kasih sayangmu, namun Bapak tetaplah Bapak yang sayang banget sama Aku.

Papa, I need you here....

Lisa memang kerap kali disebut-sebuts ebagai anak lebay yang selalu curhat betapa sayangnya ia dengan ayahnya. Tapi rasa sayang ini memang tidak biasa. Lisa merupakan seorang gadis malang yang belum pernah melihat rupa Ayah kandungnya. Saat usia kandungan Ibunya berumur 7 bulan, Ayah Lisa pamit ke Ibu dan Neneknya untuk meninggalkan rumah karena ingin mencari nafkah. Karena ini untuk kebaikan bayi yang ada dalam kandungannya, Ibu dan Nenek Lisa mengizinkan untuk pergi tapi dengan selalu memberi kabar dimanapun dia berada. Saat ditinggal oleh Ayahnya, Ibu Lisa yang masih dalam keadaan hamil muda tak kuasa menahan rasa sakit kepala karena mual. Tapi tetap saja sang Ayah justru pergi. Entah karena ingin mencari nafkah atau ingin meninggalkan karena suatu hal. Sampai saat ini kepergian ayahnya masih menjadi misteri. Bahkan masih hidup atau tidaknya, hanya Tuhan yang tau.

Dengan mengalami berbagai hal yang tidak mudah, akhirnya lahir seorang bayi perempuan bermata bulat dan berambut ikal bernama Lisa. Sejak kecil Lisa hidup penuh dengan kasih sayang yang ia dapat dari Ibu dan Neneknya. Hingga akhirnya ia tumbuh menjadi Anak yang sehat walau belum pernah sekalipun melihat sosok Ayah kandungnya. Lisa yang tumbuh sebagai seorang Anak pasti selalu menanyakan keberadaan sang Ayah. Walau sudah bermacam cara dilakukan, Ayahnya bagai menghilang yang tak seorangpun tau dimana keberadaannya. Sejak itu juga, Ibunya menikah lagi dengan lelaki paruh baya yang sangat menyayangi Lisa, bahkan memberi Adik untuk Lisa dan tidak membuatnya kesepian.

Waktu berlalu sangat cepat, hingga Lisa tumbuh menjadi anak remaja yang punya orang tua lengkap dengan kehadiran Adik dan Neneknya yang selalu menyayanginya. Bahkan keluarga Ayah “barunya” juga tidak sekalipun membedakan tentang status lisa.
Akan tetapi kebahagiaan Lisa yang telah memiliki Ayah tak berlangsung lama. Karena penyakit yang diderita, Ayahnya harus meninggalkanya. Ini tak hanya menjadi duka mendalam bagi Lisa, tetapi juga sang Ibu yang terasa baru saja memiliki seorang pendamping yang sangat menyayanginya. Ibunya Lisa adalah sosok Ibu yang kuat, ia bahkan tidak mendapat kasih sayang dari suami yang harus selalu ada saat mengandung Lisa. Setelah memiliki kesempatan hiduo bahagia dengan seorang lelaki yang juga membuat Lisa menjadi anak yang memiliki Ayah, akhirnya Tuhan punya rencana lain. Keputusan Tuhan adalah yang terbaik, pasti akan ada hikmah dibalik semua ini. Seorang Ibu yang selalu tegar dan menjadi Ibu yang terbaik untuk Lisa dan Sang Adik. Seorang Ibu yang rela membanting tulang diusianya yang sudah senja.

Lisa yang dilahirkan dari seorang Ibu yang kuat kini tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tidak mudah menyerah pada keadaan. Banyak remaja usianya yang hidupnya penuh kemewahan. Apa-apa tinggal minta. Sementara Lisa harus berusaha keras sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Apakah Lisa merasa iri dengan anak lain seusianya? Iya, rasa cemburu seperti itu memang wajar. Tapi apa boleh buat. Bukankalh Tuhan sudah memberikan jalan masing-masing bagi setiap manusia. Walaupun kamu tidak mendapatkan apa yang dimiliki orang lain, tapi Tuhan selalu menyiapkan apa yang kamu perlukan. Hal ini juga membuat Lisa menjadi orang yang tidak mudah menyerah.












Popular Posts