Sabtu, 14 Oktober 2017

Agak Mengurangi Mainan Sosmed

Klo biasanya pas duduk-duduk santai selalu buka sosmed. Selesai buka twitter, buka IG, trus mampir FB bentar, kemudian balik lagi ke twitter. Udah gitu-gitu aja mpe capek duduk. Tapi kini udah nggak lagi.


Bukan, bukan ninggalin sosmed. Klo boleh jujur, sosmed penting bagi Saya. Hanya saja mengurangi yang sekiranya nggak asyik, mending di logout. Semudah itu? Nggak.


Saya pribadi cenderung gatel tangan klo ngga buka sosmed. Tapi makin kesini kontennya makin ngga asik. Iya, entah Saya yang sudah nggak sreg sama hal-hal nggak penting atau emang User nya yang ngga bisa memanfaatkan akun dengan baik.


Akhirnya Saya mutuskan "hengkang" dari fesbuk. Ya lumayan lah  kira-kira 2 minggu Saya logout. Awalnya ngga logout. Hanya saja "hide" status user yang ngga Saya suka. Kenapa? Mereka suka posting hal penebar kebencian. Saya main sosmed cuma nyari hiburan. Klo ada akun yang cuma nebar kebencian ya "hide" aja. Atau BLOCK sekalian.


Tapi semakin lama kok semakin banyak yang kayak gitu. Masa iya mau di hide semua. Hingga akhirnya Saya logout. Dulu sempat logout juga sih. Tahun 2014. Gila ya, hampir setahun nggak main FB. But...everything is okay. Trus aktif di FB lagi tahun 2015.


Tapi beberapa hari yang lalu emang mutusin buat hengkang dari FB lagi. I dunno the reason. But my life get better after this. Mungkin suatu hari nanti bakal buka FB lagi. Sekarang lebih pingin ngurangin main sosmed. Rasanya lebih hepi.


Ada lagi sosmed yang Saya logout. Yaitu IG. Padahal IG ini favorit Saya lho. Banyak akun yang suka bikin ngakak. Tapi entah lama-lama males. Ngga tau kenapa mendadak pingin logout semua sosmed. Kecuali twitter. Kenapa? Karna twitter asik. Simple banget alasannya.


Saya join twitter tahun 2009. Dan lama-kelamaan jadi nyaman. Meski tweet yang dulu-dulu alay banget. Wajarlah ya. Masih labil soalnya. Sekarang kadang juga labil kok. Haha....it's okay lah. As long as you happy, just do that.


Hingga saat ini twitter masih menjadi sosmed yang nggak tega untuk di logout. 
Just according to my own opinion sih. Klo dulu masih sering komen-komenan twit sama temen. Tapi seiring munculnya sosmed baru, twitter jadi ditinggalin mereka. Cuma Saya yang masih setia sampai sekarang. #ciyeeehh


Karna Saya bisa saja logout maupun ninggalin sosmed lain. Tapi ngga pernah bisa untuk ngga buka twitter. Berasa ngga tau info klo jauh dari twitter. Meski kadang kek orang gila juga sih. Bayangin aja klo per-tweet itu bersuara. Pasti udah kayak orang ngomong sendiri dan ngga ada yang ngegubris. But, its okay lah. 'Coz you just enjoy it.


Semakin lama Kita hanya butuh sesuatu yang bikin kita hepi. No drama No lebay No fake. We just need something real.


#ByMissAnt

Nanti juga Kamu Tau

Apa yang bikin orang berubah?

Sampai saat ini belum menemukan jawaban yang masuk akal. Palingan karna faktor "X". Kalau dipikir-pikir, datang dan pergi dalam hidup itu biasa. Awalnya memang rasanya kehilangan banget dan terus bertanya, " Kok dia mendadak berubah" "Ada apa sih". Yap, perasaan terbodoh yang pernah dirasakan.


Alasan kenapa bisa seperti itu ternyata simple. Kamu hanya bisa menemukan jawabannya saat sudah dewasa. Memang benar sih, kedewasaan seseorang tidak harus nunggu usia tua. Ada yang sudah dewasa diusia 25. Ya, normalnya dewasa itu saat Kamu berumur seperempat abad. Kata siapa Ta? Kataku sendiri. *Jiaaahhhh


Sayangnya, banyak orang yang sudah dewasa diumur segitu. Aku aja umur 25 masih alay banget. Baru akhir-akhir ini sadar akan satu tujuan. 

*Emang sekarang umur berapa Ta*
*Emh.....2.....*
*Masih 20-an kok*

Masalah umur nggak masalah. Yang jadi masalah cuma pertanyaan "Kapan Nikah dan Belum ada calon". Hah......oke kembali bahas yang tadi.


Akan ada saat dimana Kamu malas buat basa-basi. Yang dulunya Kamu bisa bikin topik menarik untuk memulai komunikasi, jadi masa bodo. Inget syukur, nggak inget ya bodo amat. Se simple ini ternyata.


Lantas apa yang bikin Kamu jadi kayak gini? Ternyata jawabannya cukup simple juga, "Sikap seseorang sama Kamu". Yap, that's the real answer. And now, I know. I feel it.


Jawaban ini hanya bisa Kamu temukan saat Kamu mulai "beranjak dewasa". Kenapa pakai tanda petik? Karna beranjak dewasa yang dimaksud bukanlah saat Kamu memasuki SMA. Yah..Nanti juga Kamu tau kok. Tunggu aja.


Pada akhirnya Kamu akan sadar, klo nggak semua orang baik itu baik. Dan itu jangan diambil hati. Salah banget klo diambil hati. Karna Kamu bakal ketemu sama orang-orang kayak gitu. Jadi, biasakanlah.


Awalnya Kamu sakit hati. Lama kelamaan akan terbiasa. Karna hatimu sudah terlalu sering diasah. Tunggu saja, klo Kamu masih sakit hati dengan ucapan orang, tandanya hatimu masih lembek.


Perlahan waktu akan membawamu pada kejadian yang justru menguatkanmu. Percaya deh. Nanti juga Kamu tau.



#MissAnt #NantiJugaKamuTau

(Bukan) Siti Nurbaya

"Pokoknya minggu depan Kamu kudu kawin"
"Surono kurang apalagi coba, udah kaya, ganteng. Punya kerjaan tetap"
"Tap..tap...tapi Mak"
"Eee....dibilangin orang tua kaga mau nurut"
"Aku nggak cinta Suroto, Mak"


Begitulah percakapan Siti dan Mamaknya malam itu. Suasana malam adem ayem mendadak berubah hujan deras saat Mamak mengenalkan Suroto pada Siti.


"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikum salam, eh Nak Suroto. Mari masuk Nak, duduk dulu. Mak panggilkan Siti Ya"
"Tapi klo Dek Siti udah tidur, nggak usah dibangunin aja Mak"
"Eh enggak kok, itu masih cuci piring"
"Sebentar ya, Nak Suroto"


Sang Ibu kemudian menghampiri Siti yang sedang cuci piring dan menyuruhnya untuk menemui Suroto. Tapi, Siti yang saat itu sedang menyelesaikan bilasan terakhir cuci piring akhirnya memecahkannya.


*Pyaaaaarrrrrrr*


Suroto pun kaget, ia langsung menghampiri asal suara tersebut. Ibunya pun cuma bisa diam.


"Dek Siti kenapa to"
"Kamu pulang aja, Mas. Aku nggak mau nikah sama Kamu"
"Sitiiiiii ngomong apa Kamu". 

Kata Ibunya dengan nada tinggi dan wajah yang memerah dan urat leher yang terlihat. Malam pun menjadi semakin mencekam.
Anehnya, Suroto malah justru meninggalkan rumah Siti dan bergegas pulang tanpa pamit.


"Wooooyyyyy mau kemana Kamu". Teriakan Ibunya Siti.


Suroto pun nyelonong seakan tak mendengar teriakan Ibu Siti.


"Lihat itu Mak, masa Siti mau dikawinin sama penakut kayak gitu"


Emakpun cuma diam. Dan saat itu juga Siti mencoba bicara baik-baik dengan Emaknya. Menenangkan Emak yang pupus harapan karna anak gadisnya ngga mau nikah.


Meski awalnya Emak sempat kesal, akhirnya mau mengalah demi kebahagiaan si anak gadis satu-satunya.


Karna jodoh sudah ada yang mengatur. Bukan karna terlambat atau terlalu cepat, tapi Tuhan selalu punya cara yang tepat untuk menghadirkannya.



#CerpenBanget #By #MissAnt

Sabtu, 07 Oktober 2017

Mau Piknik Murah dan Liat yang Ijo-ijo? Ke Karang Lo Klaten Aja





Piknik murah sekarang ini sangatlah banyak. Kemunculan tempat wisata murah memiliki tujuan tersendiri, salah satunya untuk memenuhi kenarsisan kids jaman now, khususnya yang suka  posting di sosial media. Termasuk Aku....Hahahaha....

Tapi ada untungnya juga lho. Intinya, kalau kita posting tempat  bagus dan murah meriah di sosial media, berarti kita telah membantu mempromosikan. Kids zaman now selalu saja punya banyak cara buat nge-hitz di sosial media, seperti Instagram. Karna dari instagram, orang bisa tau dimana tempat wisata menarik. Tapi tergantung juga sih, dikasih tagar atau enggak. Kalau ada tagar kita tinggal tanya sama mbahgugel. And then...cuss kesana.

Oke kembali ke Los Mbako Karang Lo. Anak Klaten dan sekitarnya pasti nggak asing dengan tempat ini. Tempatnya mudah dicari. Cuma dipinggir sawah kok. Jadi kalau piknik kesini bisa dapet bonus, yaitu pemandangan sawah yang ijo. Nggak percaya? Begini nih penampakannya.


Jalan menuju kesini juga mudah banget kok. Kalau dari arah Jogja, pasti melewati Rumah Sakit Suradji Tirtinegoro. Nah, setelah itu ada lampu merah ke arah kiri. Lurus aja lewat situ. Nanti ada pertigaan kekanan. Lurus terus sampai nemu perempatan, ambil kiri. Tinggal lurus aja, pokoknya ngikutin jalan aspal. Atau pakai gugel maps aja lah. Nah....Los Mbako ini letaknya disebelah kanan dan kiri sepanjang jalan terus. Bisa milih nih, soalnya ada dua spot. Yang satu seperti diatas, dan yang satunya seperti ini.



Kalau kesini pas cuacanya cerah bagus banget. Awan biru dan rumput hijau akan mambuat hasil foto lebih bagus. Gimana? Tertarik kesini? Sok atuh. Nggak ada parkir dan nggak ada tiket masuk. Gratis-tis. Kalian bisa parkir dipinggir jalan. Udah deh, bisa foto sepuasnya. Foto-foto disini bisa kapan aja sih, mau pagi, siang atau sore. Asal jangan malam-malam aja, soalnya nggak keliatan. Hahaha...

Oke, selamat berpikinik murah dan kekinian banget buat dimasukin di Instagram.



#MissAntPikinikMurah #LosMbako #Karanglo #Klaten

Jumat, 06 Oktober 2017

Tanyakan Saja Pada Mbah Gugel, Beres Kan?


*Hadirnya teknologi yang semakin berkembang nyatanya tak selalu membawa dampak positif. Beberapa orang jadi cenderung egois. Why*

*Okay, Let me tell you something*


Mbah gugel  (Read : Google) memang sangat membantu. Iya, tak perlu tanya orang lagi. Kamu cukup tanya apa saja sama mbah gugel. Kecuali kalau mantan yang hilang,  sepertinya mbah gugel nggak tau soal ini. Eh...tapi siapa tau lho, mbah gugel bisa bantu. Kalian pernah coba tanya nggak? *Belum. Nah..berarti perlu dicoba tuh.

Seiring dengan kemunculan mbah gugel, tentu ini sangat memudahkan orang dalam menggali informasi. Aku juga heran, mbah gugel kenapa bisa secepat itu dalam mengumpulkan data-data yang kita cari. Entah apa yang bikin Aku pingin nulis tentang mbah gugel. Hal ini semua dari percakapan singkat dengan orang-orang. Kira-kira seperti ini,

“eh....Kamu tau nggak, ini maksudnya apaan sih? Trus cara mengaturnya gimana?”

“Lah....kan bisa gugling. Gampang kan”

Ada lagi kayak gini,

“Oiya, Kamu tau cara mengubah file ini nggak”

“Yaelah, cari aja di gugel. Kan banyak tuh.

Dan masih banyak pertanyaan yang jawabannya dilempar ke mbah gugel. Kan kasian si embah, udah tua dan lelah, masih aja ditanyain ini itu. Tapi salut sama mbah gugel,  dia selalu memberikan informasi yang akurat seperti apa yang kita inginkan. Ya pantas saja kalau apa-apa mengandalkan mbah gugel. Sehat terus ya mbah..... *PelukMbahGugel

Nggak ada salahnya sih, kita cari informasi yang kita inginkan dari gugel. Toh dia ada untuk memudahkan. Tapi sayangnya, beberapa orang terlalu lebay dalam memanfaatkannya. Contohnya kayak gimana? Ya seperti pernyataan diatas. Kalau sekiranya bisa menjelaskan kenapa harus dilempar ke Eyang gugel. Kan kasian Eyang. Biarkan dia istirahat sejenak lah.

Dan tanpa disadari, ini membawa dampak buruk, yaitu orang jadi kurang berinteraksi. Coba bayangkan, kalau kita tanya sesuatu ke orang, trus mereka jawabnya, “Tanya aja ke mbah gugel, beres kan”,  Kan mereka jadi enggan buat nanya-nanya. Yang ada langsung klik google.com dan menemukan apa yang mereka ingin ketahui.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih, jangan sampai salah memanfaatkan. Bukan  salah mbah gugel kok, hanya saja salah orang yang malas berinteraksi. Tapi bisa jadi, saat ditanya, mereka emang justru nggak tau. Tapi kalau pertanyaan sepele saja mereka tidak tau, jadi apakah mereka sudah memanfaatkan teknologi dengan benar?

Kita seharusnya bersyukur, hidup diera yang sangat “memudahkan” dalam mencari sesuatu.  Nggak tau deh, gimana orang-orang zaman dulu kalau mau nyari info. Apa mereka harus bertanya pada sang ahli? Yah...setidaknya sekarang ini kita lebih dipermudah.

Tapi, ada tapinya nih. Jangan asal menjawab dengan menyuruh kita tanya ke mbah gugel. Karna interaksi sesama orang juga penting. Mbah gugel mungkin bisa memberikan informasi  tentang apa yang kita inginkan, tapi apa bisa kita ngajak “ngobrol” mbah gugel.  Eh siapa tau bisa ding, coba deh, pas gugling Kamunya ngajak ngobrol, “Sehat mbah? Udah ngopi belum pagi ini”.


#MissAnt #TalkingAboutSomething




Ketika Following Lebih Banyak dari Follower



“Followers mu dikit amat sih?”
“Kamu nggak populer ya? Pantes follower nya dikit”
“Lah kamu kebanyakan follow, tapi sayang followernya Cuma dikit. Nggak banget deh”

 Dunia per-sosmed-an selalu memiliki sudut pandang tersendiri yang kadang bikin geleng-geleng. Loh kok bisa? Gimana enggak? Pernyataan diatas tentu saja sukses bikin pemilik followers sedikit naik daun, eh naik darah. Beberapa orang beranggapan bahwa yang follower nya dikit berarti “kasian amat”. Apalagi kalau ada yang berkomentar seperti diatas. *Sigh

Kalau kita kebanyakan follow dan followernya Cuma dikit, emangnya ada yang salah? Ada, artinya Kamu nggak gaul. Jadi kalau follower  nya udah banyak berarti gaul banget ya. Bagi sebagian orang, mungkin follower dikit sering bikin susah tidur. Followers dikit aja panik, ah....kids jaman now mah gitu.

Kalau Aku pribadi nggak masalah sih. Meski pandangan tiap orang berbeda-beda, tapi bagiku, semakin kamu follow akun-akun yang bermanfaat, maka semakin banyak hal yang akan kamu tau. Contoh nih, Kamu pingin tau banget tentang  satu hal. Nah...pastinya Kamu bakalan ngikutin akun-akun yang berkaitan dengan satu hal tersebut. Bukan begitu?

Dan, kalau Kamu butuh informasi, pastinya nggak ngarep di Folbek kan? Kasaran nya begini, “Aku butuh info tentang  hal itu, jadi kalau dia nggak folbek, Aku sih nggak masalah, karna Aku yang butuh”.  See? Jadi, nggak masalah kalau follower mu sedikit dan lebih banyak mengkuti akun-akun yang informatif.

Buat apa banyak follower dan minim following. Ini sosial media. Kalau kamu bisa memanfaatkan dengan baik, maka segalanya menjadi lebih mudah. Tapi kalau diperhatikan, biasanya follower selalu lebih banyak dari following. Khususnya buat public figure yang memberikan pengaruh positif. Mereka emang pantes punya followers banyak karena karya mereka yang bagus dan bisa menjadi contoh buat orang lain.

“Ah....tapi kan banyak orang biasa punya banyak followers meski nggak populer amat”. Ya mungkin mereka emang banyak temen, jadi wajarlah. Kalau nggak punya temen banyak, ya jangan ngarep punya followers banyak. Ini sosial media lho. Not everything you see is true. Benar begitu?

Aku pribadi juga Cuma punya sedikit follower di akun sosmed. Bahkan, yang Aku ikuti juga lebih banyak. Kenapa? Karena Aku ingin tau lebih dalam tentang akun yang Aku follow. Beda kalau folllow temen, kalau temen sendiri mah emang kudu di folbek. Untuk apa? Simpel Gaes. Untuk meningkatkan silaturahmi pertemanan.

Tapi kalau kita follow temen dan nggak di folbek. Ya...unfollow aja. Kok gitu? Iya. Kan ngikuitin dia karna ada maksud, yaitu KARNA TEMEN dan KARNA KENAL. Nah...begitulah sosial media Nak. Kamu kudu bisa mengendalikan. Dan nggak perlu minder kalau Cuma punya follower dikit. Asal Kamu ngikutin akun-akun informatif, maka timeline mu bakalan asyik banget.


#MissAnt #SerbaSerbiSosmed #TentangSosialMedia





Kamis, 05 Oktober 2017

3 Kebutuhan Pokok Jaman NOW

Sekarang ini apa-apa harus kekinian banget. Liat aja kids jaman now, pokoknya serba kekinian banget. Sebenere Aku geli pas pertama baca “Kids jaman now”. Kenapa? Lucu aja sih, bisa-bisanya mereka nyiptain kata-kata menggelikan ini. Btw, itu siapa yang nyiptain sih? #GarukGarukManjah.


Percaya nggak percaya nih, kebutuhan  pokok masa kini memang terdengar aneh. Loh kok? Iya, coba perhatikan. Orang sekarang suka jawab aneh kalau ditanyain tentang, lebih pilih ketinggalan dompet atau handphone? Lebih pilih ngerawat diri sendiri atau ngerawat motor? Lebih pilih leptop rusak apa ditinggalin temen? Nah loh. Jawab dengan jujur.


Dari jawabannya, tentu udah dapat ditebak, kira-kira apa aja kebutuhan pokok masa kini. Yah, meski nggak 100% sama. Tapi hal ini membuktikan kalau kebutuhan terpenting sekarang ini beda jauh sama beberapa tahun lalu. *Hah...Masa Sih...


Kids jaman old tentunya tau kalau kebutuhan penting jaman dulu masih wajar. Tunggu-tunggu, kids jaman old apa lagi Ta? Hahaha.....ini lebih ngeselin ya. Ada kids jaman now, pasti juga ada kids jaman old. Geleng-gelengm campur kesel pas pertama baca jata tersebut. Ah.....available available aja kids jaman now. *KATA APA LAGI INIH.......


Oke, berhubung jaman old sama jaman now udah beda, maka nggak ada salahnya kalau kita bahas dari segi kebutuhan terpenting saat ini. Setelah Aku telusuri ternyata kebutuhan paling penting jaman now adalah sebagai berikut,

1.Handphone

Yap. Apalagi sekarang udah banyak telepon pintar. Tak heran jika banyak orang yang “mati gaya” ketika  nggak bawa handphone. Betul begitu? Iyaaaaap. Kalau udah gini, pastinya Kamu lebih milih ketinggalan dompet daripada handphone kan? Apalagi kalau handphone rusak. Bisa guling-guling dijalan deh. Saking sudah menjadi kebutuhan yang wajib di jaman now.

2.Leptop.

Dunia per-sosmed-an tentu menjadi angin segar buat mereka yang ingin menyalurkan bakat. Lah kok bisa? Iya dong. Sekarang ini banyak orang berpenghasilan dari memanfaatkan sosial media. Masa sih? Yee....dibilangin juga. Dan Kamu hanya modal leptop aja. Wow...sesimple itu? No. Kamu musti pinter mengelolanya. Dan dibutuhkan passion buat utak-atik. Makanya, beberapa orang lebih milih asyik berdua sama leptop daripada harus berdua sama orang yang nggak pernah ngasih kepastian. #Elah....

3.Alat Transportasi Pribadi.

Hidup di jaman now memang harus dituntut mandiri. Kalau manja mah, nggak bakalan bisa maju. Yah, minimal kamu harus jalan kaki jika belum punya motor maupun  mobil. Kalau masih bisa dijangkau dengan jalan kaki mah nggak masalah. Nah, kalau mengharuskan naik motor atau mobil, artinya Kamu kudu punya transportasi pribadi supaya lebih gampang pergi kemana-mana.

Kalau ada yang mau nambahin kebutuhan penting jaman now, boleh kok. Tapi sejauh ini Aku Cuma nemuin 3 itu aja. Soalnya paling sering dipakai dan kalau salah satunya ilang, berasa ada yang pergi dari hati. #eelaaahhh.



#MissAnt #KebutuhanPeopleJamanNow


Rabu, 04 Oktober 2017

Review Film Dear Nathan

Dear Nanta....eh....Dear Nathan merupakan film yang cocok ditonton untuk mengenang masa-masa putih abu-abu. Iya mengenang, karena bagi Aku masa SMA udah beberapa tahun lalu. Yah....jadi ketauan kalau udah tua deh. Belum kok, masih muda. Usia masih 20-an. Hahahahaa......*BisaAjaNgelesNya.

Oke kembali ke film Dear Nathan.  Awalnya sih, nggak begitu kenal sama pemainnya. Maklum lah, pemainnya pendatang baru semua. Aku sih taunya Cuma Aliando sama Ji Chang Wook. Wooooooyyy.....Ji Chang wook mah Oppa Korea kali Ta. Eh iya ding, maklum lah ya. Secara Pemeran Nathan disini sekilas mirip Ji Chang Wook. Hah? Masa sih? Iya, makanya Aku nonton. 

Yaelah...nonton Cuma gara-gara mirip sama Ji Chang Wook. Enggak lah, becanda kali. Tapi sekilas emang mirip kok. Selain itu, ceritanya bagus. Sekelas cerita SMA, Nathan merupakan cowok yang nggak mau bertele-tele dalam urusan asmara.

Masa sih? Iya bener. Aku awalnya mikir kalau film ini bakal nyeritain kisah cinta monyet yang gitu-gitu. Ternyata salah. Makanya jangan asal menilai sebelum melihat kebenarannya donk. *NgomongSamaKaca.

Film ini menceritakan tentang kisah cinta dua insan dengan karakter yang bertolak belakang. Yang berperan sebagai Nathan disini adalah Jefri Nichol yang merupakan pendatang baru. Dan dia juga ganteng. Oke fix. Dia ganteng. Meski tampan, sayangnya Nathan adalah remaja yang nakal dan suka berkelahi. Yah....intinya dia Badboy gitu.

Suatu hari Nathan bertemu dengan seorang gadis cantik, lugu dan merupakan anak perempuan yang nggak neko-neko bernama Salma yang diperankan oleh Amanda Rawles. Masa-masa SMA memang mengisahkan tentang percintaan dari pandangan pertama. Karna masa itulah biasanya orang-orang menemukan jodohnya. Apa benar begitu? Au ah.....Aku nggak nemuin. *LahMalahCurhat.

Menurutku, cerita SMA ini memiliki keunikan tersendiri. Bukan karena keduanya memiliki karakter yang bertolak belakang. Tapi karena keberanian mencintai seseorang yang harus dikejar. Tak seperti cerita SMA yang hanya bertele-tele. Nathan membuktikan bahwa kita harus memperjuangkan cinta meski awalnya sangat menyakitkan. Bahkan disisi lain, ia memiliki kehidupan yang berantakan.

Tak hanya ceritanya yang menarik, setiap film  tentu menghadirkan berbagai pesan moral. Aku pun juga begitu, punya pandangan tersendiri dari film ini. 

Bahkan setelah nonton  udah gatel banget pingin ketik-ketik dan share di blog, soalnya Nathan ganteng banget. #LohKok.....

Nah.....berikut beberapa pesan moral yang dapat diambil dari film ini, khususnya buat para remaja nih.

1.Perjuangan Cinta.

Jika diperhatikan dan dihayati, Perjuangan Nathan sangat dewasa untuk sekelas SMA, dimana dia juga mengalami masalah keluarga yang tidak semua orang bisa melewatinya. Apalagi usianya masih labil. Tapi dia berani memperjuangkan cintanya.  Duh...Kids jaman Now kayak gini juga nggak sih?

2.Jangan Terlalu Cepat Menilai.

Bagi beberapa teman yang nggak kenal banget sama Nathan, mereka hanya tau kalau Nathan adalah anak bandel yang suka bikin onar. Bahkan, beberapa mereka menganggap Nathan adalah sampah yang membawa dampak buruk. Nyatanya, bisa dilihat sendiri kan? Kenapa Nathan bisa sebandel itu. Karna apa? Kurang kasih sayang aja. Untungnya ada Salma yang bisa mengerti posisinya.

3.Orang Dimasa Lalu yang Sadar Diri.

Kalau Kamu udah nonton, pasti nggeh kan sama karakter Selly yang diperankan oleh Denira Wiraguna. Selly merupakan seseorang yang pernah ada dimasa lalu Nathan. Tapi dia hadir lagi sebagai orang ketiga yang akhirnya bisa mengalah. Yah, kadang memang orang yang dari masa lalu belum tentu sama menempati posisi yang sama seperti dulu. Karna dihati Nathan hanya ada Salma.

4.Teman yang Mendukung dan Tidak Mendukung.

Ya namanya anak-anak, ada temen yang sependapat dan tidak sependapat. Seperti halnya Salma yang punya temen yang mendukung dia berhubungan dengan Nathan. Tapi ada juga yang meminta Salma menjauhi Nathan karena hanya akan menganggu konsentrasi. Tapi semua tergantung kata hart Salma yang akhirnya percaya dengan kesungguhan hati Nathan. Ciyeeeh.

5.Jangan melihat orang dari masa lalu nya yang buruk.

Walaupun dulunya Nathan bandel, tapi dia bisa berubah menjadi lebih baik. Karna masa lalu yang buruk bukan berarti bakal buruk selamanya. Semua bisa berubah menjadi lebih baik asal ada kemauan.

Yah...pokoknya karakter badboy belum tentu buruk kok. Coba deh nonton film lain yang karakter pemeran utamanya badboy, nggak selalu buruk kan? Selalu ada sesuatu yang membuat seseorang menjadi bandel. Tapi ada alasan seseorang bisa berubah lebih baik.

Begitulah pesan moral yang Aku dapetin dari film Dear Nathan. Kenapa suka banget ngambil pesan moralnya gitu? Karna pesan moral bisa jadi pelajaran. Nonton film bukan dilihat dari seberapa populernya film itu, tapi seberapa kamu bisa  mengambil “sesuatu” dari film yang sudah Kamu tonton.



#ReviewByMissAnt  #ReviewFilmDearNathan


Popular Posts