Rabu, 18 Oktober 2017

Yang Tak Pernah Menjadi Kita

Kalau Aku dan Kamu takkan pernah jadi Kita, lalu kenapa Kau seenaknya saja mondar-mandir nggak jelas. Emangnya hati ini bandara, yang seenaknya saja pesawat datang dan pergi.

Kalau Aku dan Kamu tak pernah jadi.Kita, lalu kenapa kau seakan tak mau pergi dari hati. Untuk apa menghuni klo tidak tinggal selamanya.

Aku sudah lelah dengan orang yang hanya menetap sebentar. Mondar-mandir dipikiran. Lalu seenaknya saja pergi. Ini hati. Bukan rumah kosong yang tak berpenghuni.

Aku dan Kamu sudah sama-sama dewasa. Tak pantas untuk saling memainkan hati. Karna hati juga bisa lelah. Apa lagi yang musti kita cari, klo tidak keseriusan.

Sayangnya, Aku dan Kamu tak kan pernah bisa jadi kita. Entah....apakah Tuhan akan mempertemukan kita? Atau kau hanya tetap menjadi orang yang pengecut. Yang hanya berani muncul dalam angan.

Sudahlah....

Klo memang hanya seorang pengecut. Tolong secepatnya pergi. Jangan sembarangan menghuni hati yang hanya kau permainkan. Jika memang Aku dan Kamu tak kan pernah jadi kita, tolong pergi lah.


Aku sudah tak sanggup jika kau hanya muncul dalam angan. Klo memang bersedia menempati hatiku selamanya, kenapa harus jadi pengecut. Kau pikir menunggu itu asyik?

Tapi sepertinya memang tidak mungkin. Mau sampai kapan jadi pengecut? Lebih baik pergilah. Cari hati yang bisa Kau huni sesaat. Kemudian pergi seenaknya.

Segeralah angkat kaki dari hatiku. Karna mungkin, akan datang hati yang baru yang akan tinggal selamanya.

Sayangnya, ia masih ragu untuk masuk ke hatiku. Karna Kamu yang tak kunjung pergi. Jadi tolong, pergilah jika hanya ingin tinggal sebentar. Karna Aku hanya ingin membuka hati untuk yang serius.
#ByMissAnt

Minggu, 15 Oktober 2017

Kadang Nggak Semuanya Butuh Pengakuan



“Mah...anaknya Tante Tanti kok pucet banget sih. Nggak pernah dandan ya”
“Kok Kamu kucel banget. Nggak pakai bedak ya. Pantes nggak cantik”
“Itu kok kerjanya kayak gitu sih. Emang ada profesi kayak gitu”
“Kalau Cuma kerja di rumah itu namanya bukan profesi”
“Yang namanya kerja itu ya di Kantor atau di Bank”

Saya miris kalau denger kata-kata seperti itu. Bisa-bisanya nggak punya rem dalam berbicara. Tapi yah...namanya orang, wataknya emang beda-beda. Ada yang punya sopan santun tinggi. Ada yang bahkan nggak punya otak kalau ngomong. Keren pokoknya. Dan yang paling bikin kesel adalah debat sama orang yang “nggak tau apa-apa”. Lagipula, nggak ada habisnya kalau diladenin. Kalau kita diem, dikira kita bodoh . Giliran dijelasin panjang lebar, eee...susah nangkep. Yaelah.....Trus Kudu How?


Nggak semua orang butuh pengakuan. Misalnya, orang cantik nggak pernah butuh pujian kalau dirinya cantik. Nggak perlu posting close-up wajah biar dibilang cantik. Nggak perlu ngatain orang lain jelek biar dibilang cantik. Karna orang cantik itu apa adanya, dia tampil senatural mungkin tanpa “ngemis” orang lain biar dikatain cantik.


Beda sama orang yang Sok cantik. Mereka ingin dipuji cantik dengan ngatain orang lain jelek. Mereka suka mengkritik penampilan seseorang hanya karena ingin orang lain menganggapnya sempurna.Yah...namanya juga Sok cantik. Jadi ya masih butuh pengakuan. Beda sama orang cantik, mereka justru nggak butuh pengakuan.


Kenapa Saya bahas  hal beginian? Soalnya kemarin sempet denger obrolan. Awalnya obrolan biasa. Tapi lama-lama jadi nguping.  Jadi mereka bilang gini,


“Lo tau kan, di Yuyun, kok dia mukanya jerawatan gitu. Nggak pernah dirawat apa ya? Secara dia banyak duit? Kok nggak perawatan?”

“Iya ya. Mukanya keliatan jelek gitu. Kalau Gue udah nggak pede deh jadi dia. Jerawat satu aja udah males keluar rumah. Apalagi kek dia. Penuh gitu jerawatnya”

“Ho o bener. Kok dia bisa se-PD itu”


Yap. Bagaimana bisa mulutnya pedes gitu. Apa nggak ngaca dulu pas ngomong. Ya nggak salah sih kalau menilai seseorang dari face nya.  Saya akui kalau yang bilang begitu emang cantik. Wajahnya mulus. Tapi mendadak jadi terlihat jelek dimata Saya. Kenapa? Karna omongannya tadi, ngerasa sok cantik dengan merendahkan orang lain. Gimana penilaian cowok kalau ngeliat cewek ngomongin cewek lain dan ngrendahin kayak gitu?


Ayo yang cowok-cowok jawab donk?


Begini, Saya punya temen orangnya cantik. Yah...sebagai ukuran cewek, dia perfect banget. Tapi dia sama sekali ngga pernah ngrendahin fisik orang lain yang kurang sempurna. Dari sini Saya menilai kalau orang cantik memang tak butuh banyak pengakuan. Karna sudah banyak yang mengakui.


Kelebihan lain yang nggak butuh diakui adalah kemampuan. Kamu nggak perlu gembar-gembor ”Saya bisa ini Saya bisa itu Saya bisa segalanya”. Karna semua itu nggak butuh omongan belaka. Yang dibutuhkan adalah bukti. Percuma kalau komentar, “Ah...Saya juga bisa kalau Cuma kayak gitu” , “Ah...gitu aja bangga” tapi nggak ada bukti apa-apa. Kalau bisa ngomong kayak gitu seharusnya bisa membuktikan donk. Ya nggak?


Ketulusan juga seringkali tak butuh pengakuan. Kamu nggak perlu bilang. “Itu tadi yang nolongin Saya loh”, karna kalau sudah keluar semacam itu namanya nggak tulus. Kalau emang tulus nolongin ya tolong aja. Simple kan? Karna ketulusan yang nyata tak perlu butuh pengakuan.


Biasanya orang yang “real” emang nggak banyak gaya. Mereka selalu tampil apa adannya. Karna dengan kesederhanaan dan apa adanya itulah banyak orang yang sudah mengakui, sehingga tak perlu repot-repot nyari pengakuan. Iya nggak?


#ByMissAnt

Sabtu, 14 Oktober 2017

Agak Mengurangi Mainan Sosmed

Klo biasanya pas duduk-duduk santai selalu buka sosmed. Selesai buka twitter, buka IG, trus mampir FB bentar, kemudian balik lagi ke twitter. Udah gitu-gitu aja mpe capek duduk. Tapi kini udah nggak lagi.


Bukan, bukan ninggalin sosmed. Klo boleh jujur, sosmed penting bagi Saya. Hanya saja mengurangi yang sekiranya nggak asyik, mending di logout. Semudah itu? Nggak.


Saya pribadi cenderung gatel tangan klo ngga buka sosmed. Tapi makin kesini kontennya makin ngga asik. Iya, entah Saya yang sudah nggak sreg sama hal-hal nggak penting atau emang User nya yang ngga bisa memanfaatkan akun dengan baik.


Akhirnya Saya mutuskan "hengkang" dari fesbuk. Ya lumayan lah  kira-kira 2 minggu Saya logout. Awalnya ngga logout. Hanya saja "hide" status user yang ngga Saya suka. Kenapa? Mereka suka posting hal penebar kebencian. Saya main sosmed cuma nyari hiburan. Klo ada akun yang cuma nebar kebencian ya "hide" aja. Atau BLOCK sekalian.


Tapi semakin lama kok semakin banyak yang kayak gitu. Masa iya mau di hide semua. Hingga akhirnya Saya logout. Dulu sempat logout juga sih. Tahun 2014. Gila ya, hampir setahun nggak main FB. But...everything is okay. Trus aktif di FB lagi tahun 2015.


Tapi beberapa hari yang lalu emang mutusin buat hengkang dari FB lagi. I dunno the reason. But my life get better after this. Mungkin suatu hari nanti bakal buka FB lagi. Sekarang lebih pingin ngurangin main sosmed. Rasanya lebih hepi.


Ada lagi sosmed yang Saya logout. Yaitu IG. Padahal IG ini favorit Saya lho. Banyak akun yang suka bikin ngakak. Tapi entah lama-lama males. Ngga tau kenapa mendadak pingin logout semua sosmed. Kecuali twitter. Kenapa? Karna twitter asik. Simple banget alasannya.


Saya join twitter tahun 2009. Dan lama-kelamaan jadi nyaman. Meski tweet yang dulu-dulu alay banget. Wajarlah ya. Masih labil soalnya. Sekarang kadang juga labil kok. Haha....it's okay lah. As long as you happy, just do that.


Hingga saat ini twitter masih menjadi sosmed yang nggak tega untuk di logout. 
Just according to my own opinion sih. Klo dulu masih sering komen-komenan twit sama temen. Tapi seiring munculnya sosmed baru, twitter jadi ditinggalin mereka. Cuma Saya yang masih setia sampai sekarang. #ciyeeehh


Karna Saya bisa saja logout maupun ninggalin sosmed lain. Tapi ngga pernah bisa untuk ngga buka twitter. Berasa ngga tau info klo jauh dari twitter. Meski kadang kek orang gila juga sih. Bayangin aja klo per-tweet itu bersuara. Pasti udah kayak orang ngomong sendiri dan ngga ada yang ngegubris. But, its okay lah. 'Coz you just enjoy it.


Semakin lama Kita hanya butuh sesuatu yang bikin kita hepi. No drama No lebay No fake. We just need something real.


#ByMissAnt

Nanti juga Kamu Tau

Apa yang bikin orang berubah?

Sampai saat ini belum menemukan jawaban yang masuk akal. Palingan karna faktor "X". Kalau dipikir-pikir, datang dan pergi dalam hidup itu biasa. Awalnya memang rasanya kehilangan banget dan terus bertanya, " Kok dia mendadak berubah" "Ada apa sih". Yap, perasaan terbodoh yang pernah dirasakan.


Alasan kenapa bisa seperti itu ternyata simple. Kamu hanya bisa menemukan jawabannya saat sudah dewasa. Memang benar sih, kedewasaan seseorang tidak harus nunggu usia tua. Ada yang sudah dewasa diusia 25. Ya, normalnya dewasa itu saat Kamu berumur seperempat abad. Kata siapa Ta? Kataku sendiri. *Jiaaahhhh


Sayangnya, banyak orang yang sudah dewasa diumur segitu. Aku aja umur 25 masih alay banget. Baru akhir-akhir ini sadar akan satu tujuan. 

*Emang sekarang umur berapa Ta*
*Emh.....2.....*
*Masih 20-an kok*

Masalah umur nggak masalah. Yang jadi masalah cuma pertanyaan "Kapan Nikah dan Belum ada calon". Hah......oke kembali bahas yang tadi.


Akan ada saat dimana Kamu malas buat basa-basi. Yang dulunya Kamu bisa bikin topik menarik untuk memulai komunikasi, jadi masa bodo. Inget syukur, nggak inget ya bodo amat. Se simple ini ternyata.


Lantas apa yang bikin Kamu jadi kayak gini? Ternyata jawabannya cukup simple juga, "Sikap seseorang sama Kamu". Yap, that's the real answer. And now, I know. I feel it.


Jawaban ini hanya bisa Kamu temukan saat Kamu mulai "beranjak dewasa". Kenapa pakai tanda petik? Karna beranjak dewasa yang dimaksud bukanlah saat Kamu memasuki SMA. Yah..Nanti juga Kamu tau kok. Tunggu aja.


Pada akhirnya Kamu akan sadar, klo nggak semua orang baik itu baik. Dan itu jangan diambil hati. Salah banget klo diambil hati. Karna Kamu bakal ketemu sama orang-orang kayak gitu. Jadi, biasakanlah.


Awalnya Kamu sakit hati. Lama kelamaan akan terbiasa. Karna hatimu sudah terlalu sering diasah. Tunggu saja, klo Kamu masih sakit hati dengan ucapan orang, tandanya hatimu masih lembek.


Perlahan waktu akan membawamu pada kejadian yang justru menguatkanmu. Percaya deh. Nanti juga Kamu tau.



#MissAnt #NantiJugaKamuTau

(Bukan) Siti Nurbaya

"Pokoknya minggu depan Kamu kudu kawin"
"Surono kurang apalagi coba, udah kaya, ganteng. Punya kerjaan tetap"
"Tap..tap...tapi Mak"
"Eee....dibilangin orang tua kaga mau nurut"
"Aku nggak cinta Suroto, Mak"


Begitulah percakapan Siti dan Mamaknya malam itu. Suasana malam adem ayem mendadak berubah hujan deras saat Mamak mengenalkan Suroto pada Siti.


"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikum salam, eh Nak Suroto. Mari masuk Nak, duduk dulu. Mak panggilkan Siti Ya"
"Tapi klo Dek Siti udah tidur, nggak usah dibangunin aja Mak"
"Eh enggak kok, itu masih cuci piring"
"Sebentar ya, Nak Suroto"


Sang Ibu kemudian menghampiri Siti yang sedang cuci piring dan menyuruhnya untuk menemui Suroto. Tapi, Siti yang saat itu sedang menyelesaikan bilasan terakhir cuci piring akhirnya memecahkannya.


*Pyaaaaarrrrrrr*


Suroto pun kaget, ia langsung menghampiri asal suara tersebut. Ibunya pun cuma bisa diam.


"Dek Siti kenapa to"
"Kamu pulang aja, Mas. Aku nggak mau nikah sama Kamu"
"Sitiiiiii ngomong apa Kamu". 

Kata Ibunya dengan nada tinggi dan wajah yang memerah dan urat leher yang terlihat. Malam pun menjadi semakin mencekam.
Anehnya, Suroto malah justru meninggalkan rumah Siti dan bergegas pulang tanpa pamit.


"Wooooyyyyy mau kemana Kamu". Teriakan Ibunya Siti.


Suroto pun nyelonong seakan tak mendengar teriakan Ibu Siti.


"Lihat itu Mak, masa Siti mau dikawinin sama penakut kayak gitu"


Emakpun cuma diam. Dan saat itu juga Siti mencoba bicara baik-baik dengan Emaknya. Menenangkan Emak yang pupus harapan karna anak gadisnya ngga mau nikah.


Meski awalnya Emak sempat kesal, akhirnya mau mengalah demi kebahagiaan si anak gadis satu-satunya.


Karna jodoh sudah ada yang mengatur. Bukan karna terlambat atau terlalu cepat, tapi Tuhan selalu punya cara yang tepat untuk menghadirkannya.



#CerpenBanget #By #MissAnt

Popular Posts