Sabtu, 05 Januari 2019

7 Pelajaran Berharga Dari Film Keluarga Cemara




Harta yang paling berharga adalah KELUARGA

Puisi yang paling bermakna adalah KELUARGA



Hayoloh siapa yang bacanya sambil nyanyi? Btw maap banget kalau liriknya kebolak-balik. Nggak papalah ya, yang jelas maknanya Cuma satu yaitu Keluarga adalah segalanya.

Yang dulu waktu kecil pernah liat film Keluarga Cemara, pastinya nggak sabar buat nonton yang ini donk? Dulu pas masih SD, aku sempat ngikutin Keluarga Cemara. Kalau nggak salah waktu itu tayang di RCTI. Nah, waktu ada kabar bahwa film Keluarga Cemara bakal diangkat ke layar lebar, tentu makin penasaran donk? Secara itu tontonan pas masih kecil. Ya kangen aja sih, secara sekarang tontonan kayak gitu sekarang udah jarang banget. Iya nggak? Iya pokoknya. *SerahLoDehTa

Keluarga Cemara tayang perdana pada tanggal 03 Januari 2019 kemarin. Meski baru sempet nonton hari ini, tapi kemarin-kamarin Dunia maya khususnya twitter udah ramai banget bahas film ini. Jadinya kan aku makin penasaran.

Para pemain di Keluarga Cemara tentu tidak asing lagi, antara lain Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubir (Emak), Adhisty Zara JKT48 (Euis), Widuri Putri Sasono (Ara), Asri Welas (Ceu Salma), Gading Marten (Pak Guru) dan masih banyak lagi. Oiya, Aku baru tau kalau pemeran Ara ternyata adalah anak dari Widi Mulia dan Dwi Sasongko, pantes aja wajahnya kayak nggak asing, eee ternyata perpaduan antara Tante Widi Mulia dan Om Dwi Sasongko.

Dalam film yang bertemakan keluarga, akan selalu ada moment-moment yang bikin sedih. Seperti halnya film Kaluarga Cemara ini. Benar sekali apa yang dikatakan oleh para netizen yang ramai di twitter, yaitu jangan lupa bawa tisu. Oke, ini nggak lebay sih. Kalau nggak percaya, mending kamu langsung nonton sendiri aja, pasti bakalan mewek deh. Kalau enggak ya minimal nyesek dikit.

Tak hanya menghadirkan kisah yang menyentuh hingga membuatmu mbrebes mili, film ini juga dibumbui dengan komedi. Kalau menurutku ya, sesedih sedihnya film atau sehoror-horonya film, kalau ada Budhe Asri Welas tentu bakal bikin cekikikan. Penasaran kayak gimana? Buruan nonton gih. Aku kalau diajak nonton lagi masih mauk kok. Asal dibayarin. Hahaaa~

Bagiku, setiap film selalu memberikan pelajaran penting. Apalagi ini film bagus banget buat semua kalangan. Tadi aku pas nonton, studionya juga penuh dengan anak-anak juga. Pokoknya film ini wajib masuk daftar list film Indonesia yang wajib ditonton. Mumpung masih awal tahun lho. Siapa tau besok-besok ada film baru lagi yang nggak kalah bagus.

Jadi, ada beberapa pelajaran berharga yang aku ambil dari film Keluarga Cemara ini. Di antaranya adalah

1.Jatuh bukan akhir dari segalanya.

Awalnya memang Keluarga ini tergolong berkecukupan. Namun karna suatu hal jatuh miskin dan harus hidup yang sangat kekurangan. Jauh dari kata mewah seperti dulu. Tapi hal itu nggak membuat Abah patah semangat. Selalu ada jalan bagi orang-orang yang mau berusaha. Selalu ada cobaan ketika dirinya sedang bangkit menghidupi keluarga. Dari seorang Bos yang kemudian “jatuh” menjadi kuli bangunan, dan perlahan bangkit menjadi Ojek Online.

Dari semua itu kita belajar bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya. Selagi mau berusaha, maka selalu ada jalan. Saat kita jatuh, Tuhan hanya “mengetes” apakah kita masih bisa sabar atau justru mengeluh. Begitulah kira-kira. *WedyanTumBenAkuBisaBijak.

2.Dukungan seorang Ibu yang sabar.

Karakter Emak di sini sangatlah sabar. Ia tak pernah mengeluh apapun yang dialami si Abah. Ia selalu berusaha memberikan dukungan dan tidak pernah menyalahkan apa yang dialami keluarganya. Emak di sini juga sosok yang tegar. Ia bahkan membantu jualan opak demi mencukupi kebutuhan keluarga ketika kaki abah sedang sakit. Sungguh luar biasa. Memang bener yak, dibalik lelaki yang tegas selalu ada wanita yang tegar. Josssss

3.Jangan pernah menyimpan dendam pada siapapun.

Meski Abah ditipu oleh Kakak iparnya (Diperankan oleh Ario Wahab), namun tidak sedikitpun ia menyimpan dendam bahkan marah-marah. Kecewa pasti ada, namun tidak perlu harus disikapi dengan marah-marah. Bahkan di saat-saat yang sudah bangkrut sekalipun, Abah masih memberikan pesangon untuk karyawannya.

4.Tidak semua keinginan harus dipenuhi.

Buat yang sudah nonton film ini, pastinya ingat adegan di mana Teh Euis ingin bertemu teman-temannya di Kota, namun Abah tidak memeberikan izin karena keadaan sedang tidak memungkinkan untuk bermain-main. Yang Abah fokuskan saat itu adalah bagaimana memenuhi kebutuhan harian dan pendidikan Euis dan Ara. Hal ini dilakukan Abah agar Euis bisa belajar bahwa tidak semua keinginan harus terpenuhi. Semua harus dilihat dari situasi dan kondisi.

5.Kebaikan akan selalu dikenang.

Saat-saat sulit tidak membuat Abah dan Emak menyerah. Inget nggak saat Keluarga Cemara memutuskan untuk pindah ke kampung dan tinggal di rumah Aki dan Nininya. Beberapa tetangganya memberikan beberapa bantuan lantaran mengingat kebaikan Aki dan Nininya yang selalu menolong orang susah saat mereka masih hidup.

Jadi orang baik memang nggak gampang. Tapi percayalah, kebaikan akan selalu dikenang. Biarlah orang jahat sama kita. Jangan sekali-kali balas dengan kejahatan. Karna semua itu nantinya sudah ada balasannya. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat. Berbuat baiklah, karna kebaikan juga akan menyelimutimu.

6.Semua masalah pasti ada hikmahnya.

Dulu saat masih hidup berkecukupan, mereka memang jarang sekali berkumpul. Apalagi Abah dengan kesibukannya, sampai-sampai tidak hadir di acara lomba dancenya Euis. Tapi saat mereka sedang dalam masa-masa sulit justru lebih bisa berkumpul bersama. Karna Tuhan selalu memberikan hikmah pada setiap musibah.  Hal yang penting kamu lakukan saat sedang terkena musibah adalah tetap berusaha. Karna dari situ terlihat jelas bahwa kamu adalah pribadi yang kuat.

7.Keluarga adalah segala-galanya.

Meski sosok Abah sangat tegas pada anak-anaknya, namun sangat sayang dengan keluargaya. Bahkan saat ulang tahun Euis, Abah memberikan sepotong kue ulang tahun mungil apa adanya. Hal ini membuat Euis sangat terharu. Aku juga, pas adegan ini bisa mewek. Lebay yak.

Dalam adegan ini, teman yang dulunya sangat berarti mendadak jadi Nothing karena perubahan. Waktu masih di Jakarta, Euis memiliki teman sesama dancer yang terlihat akrab karna sering bertemu. Namun setelah pindah ke Bogor, mereka jarang bertemu dan perlahan sudah beda. Dari situ Euis sadar kalau yang diperjuangkan kadang bukan pilihan terbaik. Tetap keluarga tempatnya pulang.

Bukan gemerlap harta yang membuat seseorang bahagia. Karna bagaimanapun keadaanya, Keluarga lebih berharga dari apapun. Meski tidak munafik, di dunia ini kita juga butuh uang, namun keluarga tetap segalanya.

Pokoknya film ini mengajarkan banyak hal. Rating untuk film ini menurutku 8 dari 10. Sangat cocok untuk ditonton bareng keluarga atau orang terdekat. Komplit banget. Sedinya dapet, komedinya dapet dan juga gemes banget sama akting si Ara.

Buat yang penasaran, mending langsung nonton deh. Lalu, tulis apa yang kamu dapat. Okay? Nggak ditulis juga nggak papa ding. Seenaknya kamu aja maunya gimana. Hahaa~

~MissAnt~

Popular Posts