Senin, 22 Oktober 2018

Makna Perayaan Sebaran Apem Jatinom Tahun 2018



Kamu pasti pernah mendengar Sebaran apem Jatinom bukan? Lantas apa yang terlintas dibenak ketika mendengar  kata apem. Enak? Lezat? Gurih? Mengenyangkan? Yap benar semua.  Tapi dibalik kelezatannya, ada sejarah mengapa ada sebaran apem di Jatinom.

Sebagai orang yang tinggal di Jatinom, nampaknya aku harus tau sejarahnya.  Biar kalau pas bawain apem, aku bisa jawab. Nah, dari pada aku bolak-balik jelasin, mending aku tulis aja deh. Tar kalau pada nanyak, langsung aja aku kasih link blog ini. Hahahahahaaaa~

Sejarah sebaran apem di Jatinom

Pada zaman dahulu kala (Cieee kayak orang mau ngedongeng aja ...) ada seorang ulama yang sedang melakukan syiar agama islam di Jatinom. Ulama tersebut bernama Ki Ageng Gribig. Konon katanya, Ki Ageng Gribig hanya membawa 3 buah apem dari Mekkah. Dengan 3 buah apem tersebut, Beliau membagi-bagikan apem ke penduduk Jatinom sambil berdakwah. Namun anehnya apem tersebut tidak habis meski dibagi rata dengan penduduk Jatinom.

Saat akan membagi-bagikan ke penduduk, apem tersebut masih dalam keadaan hangat. Sambil membagi-bagikan apem, Ki Ageng Gribig berkata, “Apem Yaa-qowiyyu” dan berdoa agar apem tersebut cukup untuk mencukupi anak cucu penduduk Jatinom.

Yaa-Qowiyyu sendiri memiliki arti “Ya Alloh mohon kekuatan”. Dengan harapan agar penduduk sekitar bisa lebih bertenaga dengan memakan sebutir apem. Dari situlah ada perayaan sebaran apem sebagai bentuk perayaan Ki Ageng Gribig dalam menyebarkan agama islam khususnya di Jatinom.

Makna Gunungan pada Apem

Sebelum apem di sebar pada hari Jum’at pada bulan Safar, ada 2 gunungan apem (lanang dan wadon) yang diarak pada hari Kamis, yang kemudian “dimalamkan” di Masjid Ageng Jatinom (Sekarang masjid besar Jatinom). Sebelum menuju Masjid Ageng Jatinom, gunungan apem diampirkan dulu ke Masjid alit Jatinom (Sekarang masjid kecil Jatinom) yang merupakan Masjid yang dibangun oleh Ki Ageng Gribig.

Ada perbedaan antara gunungan apem lanang (laki-laki) dan gunungan wadon (perempuan). Gunungan wadon lebih pendek dan berbentuk lebih bulat, smentara Gunungan lanang lebih tinggi dan di bawahnya terdapat kepala macan putih dan ular.

Konon, Kedua hewan itu adalah kelangenan Ki Ageng Gribig. Macan diibaratkan Kiai Kopek yakni macan putih kesayangan Ki Ageng Gribig, sedangkan ular adalah Nyai Kasur milik Ki Ageng Gribig. Selain itu, penyusunan gunungan apem juga tidak sembarangan.

Susunan apem memiliki arti. Penyusunannya dibuat  menurun dengan jumlah 4-2-4-4-3 yang berarti jumlah rakaat sholat dimulai dari Isya, Subuh, Zuhur, Asar, dan Magrib. Di antara susunan itu terdapat kacang panjang, tomat, dan wortel yang melambangkan masyarakat sekitarnya hidup daripertanian. Di puncak gunungan terdapat mustaka (seperti mustaka masjid) yang di dalamnya berisi
ratusan apem.

Puncak acara sebaran apem

Pada tahun ini, perayaan sebaran apem di Jatinom diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2018. Namun, untuk pembukaan sudah dilakukan pada hari Kamis tangga 18 Oktober 2018. Acara tahunan ini berlangsung satu minggu hingga puncak acara Sebaran apem.

Dalam seminggu tersebut, ada  banyak acara yang diadakan seperti, karnaval budaya, parade drumband,Gejog lesung, Jathilan, Kirab gunungan apem, hingga puncak sebaran apem pada tanggal 26 Oktober 2018.

Puncak acara biasanya dilangsungkan setelah Jumatan (Sholat Jumat), kurang lebih jam 1 siang. Gunungan apem nantinya akan dibawa oleh petugas menuju ke sendang plampeyan yang tak jauh dari masjid ageng. Para rombongan pembawa dan penyebar apem nantinya akan memakai pakaian putih lengkap dengan sorbannya.

Dari tahun ke tahun minat penonton sebaran apem Yaa-Qowiyyu selalu meningkat. Bahkan tak hanya dari penduduk lokal, banyak penonton yang berasal dari luar kota maupun wisatawan asing.

Yang Tak Boleh Dilakukan Saat Menonton Sebaran Apem

Menyaksikan sebaran apem langsung di lokasi memang menyenangkan. Hal ini karna antusiasme penonton yang ingin mendapatkan apem yang dianggap sebagai berkah. Mitos ini memang seringkali beredar karena banyaknya orang yang tidak benar-benar tau apa makna sebaran apem yang sebenarnya.

Ada yang beranggapan bahwa ketika kita mendapatkan sebaran apem, maka kita akan mendapatkan berkah. Tak heran jika di lokasi sangat sesak dan penuh dengan lautan manusia. Tapi sebenarnya tidaklah seperti itu karena rejeki hanya datang dari Alloh SWT, bukan dari apem yang kita dapat saat sebaran apem.

Adanya sebaran apem hanyalah sebagai perayaan atau mengenang kembali Ki Ageng Gribig dalam menyebarkan agama islam di Jatinom. Apem yang disebar bukan hanya berasal dari gunungan saja, tetapi juga berasal dari sumbangan apem warga sekitar.

Jadi, jangan mudah percaya akan mitos yang menyebutkan bahwa, jika mendapatkan apem saat sebaran akan mendapatkan  berkah. Yang penting ikut merayakan saja,  kalau nggak dapet apem  dari sebaran, Kamu juga bisa beli apem di aku, karna aku juga jualan apem. Kan lumayan. Banyak pendatang dari luar daerah yang juga ingin mencicipi kelezatan apem. So, manfaatkan jualan apem. Haha....

Begitulah sedikit tentang sejaran sebaran apem di Jatinom. Kalau kamu penasaran kayak gimana kemeriahannya bisa langsung datang ke acara Sebaran Apem Jatinom yang akan berlangsung 26 Oktober 2018.

Sumber : Berbagai sumber.

~MissAnt~

0 komentar:

Popular Posts