Jumat, 28 Oktober 2016

Manfaatkan Sosial Media Untuk Menyampaikan Aspirasi, Bukan Untuk Mencaci Maki

Dalam rangka menyambut sumpah pemuda, kira-kira kalian masih ingat nggak, apa isi sumpah pemuda? Pasti yang muncul dalam benak adalah “kami putra dan putri Indonesia, mengaku_ _ _ _ _ _” Cukup sampai disitu saja ingatnya. Aduh…inikah yang dinamakan warga negara Indonesia yang baik? Kadang hal seperti ini masih banyak ditemui dikalangan anak muda zaman sekarang. Tapi hal yang paling menyedihkan adalah ketika kita justru lebih paham tentang budaya asing dan menjadikan Indonesai menjadi yang kedua. Sungguh miris sekali jika hal ini dibiarkan begitu saja. Cukup dia saja yang kamu jadikan menjadi yang kedua, Indonesia jangan ya? *NgegombalBolehLhoYa
Setiap tahun, perkembangan teknologi di Indonesia semakin canggih. Tentunya banyak cara untuk menyampaikan apa yang akan kita sampaikan, salah satunya adalah memanfaatkan sosial media. Untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik, seharusnya semua orang bisa mneyampaikan apa yang mereka inginkan untuk Negeri ini. Sebagai orang yang aktif di sosial media, setiap orang sebenarnya bisa menyampaikan lewat pesan yang ingin mereka tulis. Di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, pastinya setiap orang memiliki akun sosial media. Bahkan beberapa walikota yang ada diIndonesia kini juga telah aktif di sosial media untuk memantau bahkan menjawab secara langsung apa yang dikeluhkan oleh orang-orang. Misalnya saja, Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Beliau – beliau ini sangat aktif di sosial media bahkan menjawab langsung apa yang dikeluhkan warganya. Dengan adanya pejabat yang aktif ini, kenapa kita tidak mencoba menyampaikan apa yang ingin kita lakukan untuk kemajuan Indonesia.
Pemuda Indonesia merupakan pendukung yang sangat penting untuk membuat Indonesia menjadi lebih maju dan berkembang. Kemajuan negara ini tegantung dari bagaimana cara pandang pemuda Indonesia dalam menciptakan kesejahteraan bangsanya sendiri. Jangan hanya saling ejek di sosial media. Jika para pemuda - pemudi saling menjelek-jelekkan pemimpin suatu negara, bagaiamana Indonesia bisa maju? Adanya sosial media bukan digunakan sebagai ajang saling ejek terhahap pemimpin yang kurang berhasil dalam memimpin suatu bangsa. Sebagai anak mudah yang berpendidikan, hendaknya kita jangan terlalu fokus untuk menyalahkan orang yang gagal dalam membangun bangsa, tapi seharusnya mencari solusi bagaimana untuk membuat bangsa ini jauh dari kekacauan yang diakibatkan oleh peran pemuda yang kurang dalam memperhatikan kemajuan bangsa.
Generasi muda seharusnya punya prinsip tersendiri dalam menjadikan bangsa yang maju dan mampu bersaing dengan Negara lainnya. Jangan menjadi pamuda yang hanya bisa mencaci dan menyalahkan apa yang sudah terjadi di negara ini. Perbaikilah apa yang kurang dari negara ini. Karena nasib suatu bangsa tergantung dari pola pikir generasi muda. Jangan jadi orang pengecut yang hanya koar-koar di sosial media tanpa bertindak. Manfaatkan sosial media untuk hal positif, jadilah pemuda-pemudi yang cerdas dalam menggunakan sosial media.
Dalam rangka memperingati sumpah pemuda 28 Okober 2016, marilah kita sebagai generasi muda agar selalu bijak dalam mengatasi hal-hal yang ingin menjatuhkan negeri ini. Jangan saling menyalahkan karena menyalahkan tidak akan membuat bangsa ini semakin maju. Jadilah generasi muda yang cerdas dan tidak mudah diadu domba. Adanya sosial media seharusnya dipakai untuk ajang penyampaian asprirasi positif untuk kemajuan Indonesia.
*****



0 komentar:

Popular Posts