Minggu, 21 April 2019

4 Alasan Mengapa Orang Jakarta Nggak Butuh Teman


Diambil dari Blok M Plaza 


Coba gambarkan karakter orang Jakarta dalam satu kata, 

“EGOIS”

Tunggu....tunggu....yang aku maksud di sini bukan penduduk Jakarta lho, gila aja.....secara punya sodara di sana, bisa-bisa aku nggak dianggap sodara lagi.Hahaha....

Egois yang aku maksud lebih ke perantau yang tinggal di sana. Meski begitu, tapi tidak semua perantau yang tinggal di Jakarta egois semua, beberapa teman yang merantau di sana masih baek-baek aja. Yah...namanya juga bikin judul, harus yang kontroversial donk, kali aja viral. *PasangEmotSenyumJahat

Mengapa aku ngasih judul “Orang Jakarta nggak butuh teman?”. Karena cukup menarik hanya dengan berteman dengan Smartphone masing-masing. Jadi, kalau ada orang Jakarta yang nggak punya Smartphone, maka kelar hidup Lo. Tau sendiri kan, kemacetan Jakarta dan padatnya transportrasi umum seolah membuat orang-orang bete hingga akhirnya “lari” ke Smartphone.

Btw,  dulu aku pernah stay di Jakarta, walaupun hanya 9 bulanan tapi cukup tau banget bagaimana suka duka hidup di Metropolitan. Hal itu cukup membuat mentalku kuat dan jadi orang yang bodoamatan. Awal bulan April kemarin akhirnya ada kesempatan buat balik ke Jakarta, bukan....bukan kerja di sana kok (Tapi kalau emang ada rejeki di sana lagi, ya it’s okey lah, mungkin akan mendapatkan pelajaran baru lagi, WHO KNOWS), aku ke Jakarta karna ada seminar dan ngambil hadiah yang udah lama aku tunggu-tunggu (tenang....tenaaaaaang.....nanti bakalan aku tulis di blog kok, sabar yak yang penasaran) *KayakPunyaPembacaSetiaAja.


Kalibata City 


Daaaaaaaaaaaaaaaaan...dari situlah aku kepikiran buat bikin judul ini. Kenapa aku bisa bilang begitu? Apakah orang Jakarta benar-benar nggak butuh teman? Apakah orang-orang Jakarta semua Egois? Mari kita simak bareng-bareng. Yukkk.....cusss....... Hih....kenapa bahasanya jadi lebay gini sih....

Alasan orang Jakarta Nggak butuh teman

1.Nggak ada yang mau temenan.

Hahaha.....kasian banget kalau sampai alasan ini beneran ada. Ya mana sempet cari teman, ujung-ujungnya Cuma teman sekantor atau teman kost, itupun kalau cocok, kalau nggak cocok ya paling temenan sama teman luar Jakarta yang dulunya merupakan teman kuliah, teman kenalan traveling, temen ketemu main game Hago dan bla..bla,,,bla,,,,bla....

2.Sudah punya Smarphone yang super canggih.

Waini nih,,,,yang bikin enggan cari teman. Buat apa cobak? Kamu hanya butuh Smartphone. Iya....rata-rata sekarang fitur Smartphone canggih semua. Kalau bosen pas naik bis tinggal mainan henpon, kelamaan nunggu tinggal buka sosmed, bosen sama kerjaan tinggal main game, lalu apa lagi coba? Bagi warga Jakarta seolah-olah, teman sudah tergantikan dengan Smartphone. Setuju? Yes....maybe.

3.Sibuk sama Game online.

Yang aku liat pas naik transportasi umum di Jakarta kemarin, banyak orang yang main game online, sambil bawa headset, pokoknya asyik banget. Udah gitu nggak peduli sama kanan kiri, ya pates aja kaga butuh temen. Tapi ya emang wajar sih, secara orang sekitar juga bodoamatan semua.
Tapi kadang juga heran sih, sama teman yang udah lama kenal, sekalinya didatengin malah sibuk sama henpon, sibuk main game lah ini lah itu lah. Dari situ jadi mikir, apakah semakin lama tinggal di sana malah makin egois? Kalau memang iya ya, It’s your choice.

4.Lebih nyaman dengan kesendirian.

Ingat ya, kesendirian itu beda sama kesepian lho. Kesepian adalah orang yang meskipun punya buanyak teman tetap merasa kesepian. Sedangkan nyaman dengan kesendirian artinya sudah nyaman dengan apa yang dikerjakan, seperti ke mana-mana sendiri. Kenapa bisa seperti itu? Ya nyaman aja.

Ya memang sih, orang kalau sudah merasa nyaman seringkali sulit dialihkan. Ada atau tidaknya kehadiran seseroang menjadi tidak penting maupun tidak ada artinya lagi. Hidup itu pilihan, kamu mau peduli sekitar atau enggak itu urusan kamu. Tapi yang perlu diingat adalah sikap yang kamu tunjukan ke orang lain suatu saat akan berbalik padamu. Boleh jadi kamu sekarang meremehkan seseorang, tapi siapa tahu besok orang yang kamu remehkan bisa lebih “tinggi” darimu. Takdir manusia nggak ada yang tahu.

So...be a good one and spread the love.



~MissAnt~

Minggu, 17 Maret 2019

Tata Cara Naik MRT Jakarta




Kehadiran MRT  kini sudah ditunggu-tunggu oleh semua warga Jakarta dan sekitarnya. MRT atau Mass Rapid Transit, Moda Raya Terpadu atau Angkutan cepat terpadu di Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik yang sedang dibangun di Jakarta. Rencananya, MRT yang sudah dibangun sejak tanggal 10 Oktober 2013 tersebut akan mulai beroperasi pada tanggal 1 Maret 2019

Banyak warga yang sudah tidak sabar menjajal MRT. Maklumlah, transportasi tersebut sudah ditunggu selama lebih dari 20 tahun dan akhirnya terwujud. Kesiapan operasi MRT Jakarta sidah mencapai 99% dan pihaknya telah melakukan uji coba hingga tanggal 24 Maret 2019 lho.

Buat kamu yang ingin mencobanya, berikut tata cara naik MRT Jakarta






















Adapun informasi uji coba operasinya, yaitu

  • Lama waktu uji coba 13 hari
  • Jumlah kuota penumpang : 4000 / hari
  • Jumlah  perjalanan 98 trip / hari
  • Waktu beroperasi : Jam 08.00 – 16.00 WIB
  • Jumlah kereta : 7 Rangkaian + 1 kereta cadangan
  • Waktu tunggu kereta : 10 Menit


Sudah tau cara-caranya kan? Jadi, kapan kamu mau coba naikMRT?

~MissAnt~

5 Alasan Mengapa Kamu Harus Keluar Dari Zona Nyaman




Ahh....kenapa aku harus nyari tempat lain kalau di sini saja sudah menyenangkan.

Kenapa harus pergi sih, di luar sana belum tentu ada yang seenak di sini lho


See ? Betapa bahayanya zona nyaman. Iya bahaya banget. Kalau kamu berlama-lama stay di zona nyaman, kreatifitasmu bisa terbunuh. Nah kan? Ngeri banget. Makanya kamu jangan terlalu nyaman dengan zona nyaman, bisa-bisa kamu “terbunuh”. *Loh

Tidak banyak orang yang sadar kalau mereka sedang berada di zona nyaman. Kenapa begitu? Karena mereka baru mulai mikir kalau ada orang lain yang bilang, “Makanya kamu tuh keluar dari zona nyaman donk?”. Nah....begitulah kira-kira. Ada yang pernah merasa begitu nggak?

Zona nyaman merupakan kondisi yang selalu membuatmu enggan untuk melakukan hal lain selain apa yang sedang kamu sukai (CMIIW). Tentu semua orang pernah mengalaminya, jika dibiarkan terlalu lama, yang kasihan bukan orang lain, tapi diri kamu sendiri.

Meski semua pernah mengalami keenakan di zona nyaman, tapi tidak semua orang cepat sadar, yang ada malah makin menjadi-jadi. “Ah...ntar dulu deh aku udah nyaman. Nanti aja deh kalau udah bosan baru keluar dari zona nyaman”. Nah loh siapa yang pernah bergumam seperti itu.

Oke baiklah, buat kamu yang baru saja lulus kuliah ataupun sedang dalam masa-masa dilema dan bingung mau kemana, jangan sampai kamu kejebak sama zona nyaman. Orang-orang yang paling mudah menjadi incaran di zona nyaman adalah mereka yang sedang memasuki usia labil, yaitu antara 17-25 tahun (Ini Cuma menurut pengamatan aku pribai sih...hahaaa).

Lalu, apakah Zona nyaman itu berbahaya? Yess....bahaya banget. Dan berikut mengapa kamu harus cepat-cepat meninggalkan dirinya yang tak pantas untukmu eh meninggalkan zona nyaman;

1.Kamu bisa lebih berkembang.

Kalau kamu hanya nyaman  dengan apa yang kamu kerjakan, itu artinya kamu melewatkan banyak peluang. Bisa saja kamu bisa lebih melakukan hal yang kamu pikir tidak bisa. Bisa saja kamu akan menemukan sesuatu yang baru dan membuatmu akan semakin berkembang. Kalau kamu terus-terusan merasa nyaman dengan yang kamu lakukan, apa tidak sayang dengan peluang yang menghampirimu. Ingat ya, kesempatan EMAS tidak datag dua kali, kalaupun ada pastinya tidak SEMENARIK kesempatan pertama.

2.Lebih bisa mengenal diri sendiri.

Memutuskan keluar dari zona nyaman memang tidak mudah karena yang pertama kali kamu lakukan adalah berkompromi dengan diri sendiri. Jangan dipikir mudah saat berkompromi dengan diri sendiri. Setelah mengalaminya, kamu baru tau kalau ternyata pemenang bukanlah orang yang menang adu mulut dengan orang  lain melainkan orang yang dapat mengendalikan diri sendiri.

Ketika kamu berani keluar dari zona nyaman, kamu akan lebih bisa mengenal diri sendiri. Kamu tidak lagi berpacu dengan satu keinginan saja. Dengan begitu kamu akan tahu apa yang ingin kamu lakukan ke depan.

3.Memiliki pandangan baru terhadap sesuatu.

Tidak ada orang yang hanya ingin mengerjakan apa yang mereka sukai karna akan bosan dengan sendirinya. Mungkin sekarang kamu belum merasa bosan karena kamu masih nyaman. Coba liat beberapa tahun ketika kamu merasa bosan dan nggak tau harus ngapain, dari situlah kamu menyesal karena terbuai dengan zona nyaman.

Jika kamu berani keluar dari zona nyaman lebih cepat, maka kamu akan punya banyak pandangan baru terhadap sesuatu. Percayalah, setiap orang dikaruniai imajinasi yang mampu mengantarkan terhadap apa yang mereka sukai. Namun semua itu butuh waktu dan tidak ditemui di zona nyaman. Paham kan sekarang kamu kudu ngapain?

4.Lebih bisa menghargai orang lain.

Saat seseorang sudah nyaman untuk melakukan apa yang mereka sukai, maka kecil kemungkinan untuk bisa menghargai orang lain. Mengapa begitu? Karena terlalu percaya diri dengan apa yang dia kerjakan dan tidak mau menerima masukan dari orang lain.

Cobalah untuk melihat potensi lain yang kamu miliki, kalau kamu terus-terusan mengandalkan “sesuatu” dari zona nyaman, itu hanya akan membunuhmu. Dengan meninggalkan zona nyaman kamu akan lebih bisa menghargai orang lain karena banyak hal yang kamu pelajari sehingga kamu tidak sok paling oke terhadap apa yang kamu kerjakan.

5.Hidup akan semakin bermakna.

Buat kamu yang sampai sekarang masih menetap di zona nyaman, bukan berarti hidupmu tidak bermakna. Kamu hanya akan menjalani kehidupan yang biasa saja sampai kamu berani memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Meski terasa nyaman, tapi lama kelamaan kamu menjadi enggan bergerak dan hidupmu jadi membosankan karna Cuma begitu-begitu saja. Udah merasa kayak gitu belum?

Jadi, kamu mau pillh yang kayak gimana? Hidup dengan zona nyaman yang akan membuatnu semakin nyaman atau keluar dari zona nyaman karena lebih menantang? Ingat ya, hidup Cuma sekali. Jangan hanya berdiam lantaran kamu sudah merasa nyaman terhadap sesuatu. NOTE THAT!!!

~MissAnt~

7 Perbedaan Antara Introvert Dengan Anti Sosial




Ya namanya juga Introvert, pantes  aja dia Ansos

Lah bukannya keduanya beda ya?

Ahh...sama aja sih

Bedalah...

Samalah

Ya bedalah

Sama aja kalik


*GituAjaTerusSampaiKucingPacaranSamaKebo




Dari pertikaian di atas bisa disimpulkan bahwa tidak semua orang bisa membedakan Introvert dan Anti sosial (Ansos). Beberapa orang mengangap keduanya sama, padahal bedanya ssngat jauh. Berdasarkan banyak artikel yang aku baca, Introvert merupakan jenis kepribadian sedangkan Ansos adalah suatu penyakit mental (CMIIW).

Di antara keduanya, yang lebih parah adalah Anti sosial. Hanya karena seseorang Ansos, bukan berati ia masuk dalam golongan Introvert.  Untuk lebih jelasnya, berikut ada beberapa hal yang membedakan antara Ansos dan Introvert.

Coba pahami, berikut ada beberapa hal yang membedakan antara Ansos dan Introvert;

1.Ansos : Tidak suka bersosialisasi

Introvert : Kurang bisa bersosialisasi.

Udah terlihat bedanya kan? Ansos itu benar-benar tidak suka bersosialisasi. Lebih tepatnya enggan bertemu orang lain. Beda dengan Introvert, mereka adalah orang-orang yang kurang bisa  bersosialisasi meskipun ada keinginan berkumpul dengan orang sekitar.

Akan tetapi , dalam situasi tertentu, seorang Introvert bisa menjadi anti sosial kalau lingkungan sosialnya memang sudah “tidak wajar”. Iya tidak wajar. Nah, yang dimaksud tidak wajar itu seperti apa?  Jawabanya hanya Introvert sendiri yang tahu. Penasaran? Coba tanyakan pada Introvert di sekitarmu.

2.Ansos : Menghabiskan waktu untuk cari masalah sama orang lain.

Introvert : Lebih suka menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang mereka sukai.

Seorang Anti sosial cenderung suka mencari berbagai cara untuk mencari masalah dengan orang lain. Mengapa begitu? Karena ia bermasalah dengan dirinya sendiri sehingga selalu berfikir bagaimana caranya agar orang lain terganggu. Jadi bisa disimpulkan bahwa orang yang suka cari-cari masalah dengan orang lain adalah seorang anti sosial.

Hal ini berbeda dengan Introvert. Orang dengan kepribadian Introvert lebih suka menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang mereka sukai, sesuatu yang membuatnya nyaman dan sebagainya. Intinya, ia lebih suka menyendiri dengan hal-hal yang menurut ia  nyaman. Mungkin inilah yang membuat Introvert seringkali dikaitkan dengan Ansos.


Mitos tentang Introvert yang masih dipercaya



3.Ansos : Selalu menganggap orang lain sebagai musuh.

Introvert : Bisa bersikap ramah dengan orang lain.

Ada orang yang bilang kalau Introvert itu susah bergaul. Siapa yang pernah mikir kayak gitu? Sayangnya pemikiran seperti itu salah. Introvert bisa bergaul dengan orang lain, hanya saja dengan cara mereka sendiri. Bahkan orang dengan kepribadian Introvert cenderung ramah dengan orang lain, apalagi untuk orang yang baru pertama kali bertemu. Perlahan akan menjalin hubungan baik jika memang merasa nyaman.

Nah, hal ini beda lagi dengan Ansos. Seorang Anti sosial cenderung menganggap orang lain atau orang yang baru ia kenal sebagai musuh. Yang ia rasakan adalah rasa tidak suka yang berlebihan. Entah apa yang membuatnya seperti itu, yang jelas Ansos tidak suka menjalin kedekatan dengan orang lain.

4.Ansos : Membutuhkan pengobatan atau seseorang yang bisa mengubahnya.

Introvert : Tidak bisa disembuhkan karena tidak berbahaya.

Jika masih ada yang sulit membedakannya, maka di sinilah perbedaan yang paling mencolok. Ansos merupakan jenis penyakit yang membutuhkan kesembuhan karena jika dibiarkan terlalu lama akan membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Jika kamu punya teman yang tergolong anti sosial, maka jangan dijauhi. Sebaiknya dekati ia secara perlahan, meski sulit namun cara tersebut mampu menyembuhkan sifat Ansosnya.

Berbeda dengan Introvert, ini merupakan jenis kepribadian yang tidak berbahaya. Kita tidak bisa mengubah atau menyembuhkan orang Introvert karena mereka punya cara tersendiri untuk bersosialisasi, tentu saja dengan cara yang unik.

Dari sini bisa dilihat perbedaannya kan? Jadi, mana yang lebih berbahaya?

5.Ansos : Sulit menjalin kedekatan dengan orang lain.

Introvert : Bisa menjalin kedekatan dengan orang yang dianggapnya nyaman.

Siapa bilang kalau Introvert adalah sosok yang tidak mau berteman dengan siapa saja? Justru mereka adalah orang yang suka berteman dengan orang-orang baru meskipun nantinya menjadi sosok yang paling pendiam. Tapi jika orang Introvert bertemu dengan orang baru dan membuatnya nyaman, maka ia bisa berteman baik.

Ansos tentu beda jauh dengan Intovert karena termasuk orang yang  sulit menjalin kedekatan dengan orang lain. Meski banyak orang yang mendekatinya, orang yang Anti sosial cenderung lebih suka menjauh karena yang dipikirkan hanyalah kebencian sehingga sulit menjalin hubungan dengan orang lain, kecuali ada hal-hal tertentu.

Pekerjaan yang cocok untuk Introvert

6.Ansos : Bisa menjadi ekstrovert.

Introvert : Sulit menjadi ekstrovert.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak Introvert yang masuk dalam golongan Ekstrovert. Hal itu bisa membuatnya seakan tenggelam karna ia tidak mampu menyamai mereka yang tergolong Ekstrovert. Jika orang yang berkepribadian Ekstrovert memaksa Introvert untuk tidak banyak diam dan harus seperti mereka, maka hal itu salah besar karna Ekstrovert dan Introvert adalah dua kepribadian yang berbeda.

Lalu apakah ada kemungkinan seorang anti sosial menjadi ekstrovert? Sangat mungkin sekali. Bukankah anti sosial sulit bersosialisasi, mengapa mendadak bisa ekstrovert? Itu merupakan suatu taktik yang akan dilakukan untuk melancarkan keinginnanya, misalnya rasa bencinya terhadap seseorang atau aksi balas dendam dari sakit hatinya.

Anti sosial lebih berbahaya dari pada Introvert. Jika sudah menemukan taktik untuk kebetuhan pribadinya, maka tak segan-segan mereka menjelma menjadi seorang Ekstrovert.

7.Ansos : Penyakit mental.

Introvert : Kepribadian.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Introvert dan Ansos itu beda banget. Yang satu adalah penyakit mental dan yang satunya adalah kepribadian. Sayangnya masih banyak yang menyamakannya. Terlebih soal  sosok Introvert yang banyak diam dan lebih asyik dengan apa yang dia lakukan ketimbang harus ngobrol dengan orang sekitar.

Bahkan ada yang menganggap kalau orang yang lebih suka melakukan apa yang mereka sukai dan tidak mau bersosialisasi dengan sekitar adalah Anti sosial. Ya menurutku wajar, terutama kalau sosialnya dipenuhi orang-orang yang tidak mau berfikir maju, suka mengeluh dan suka menjelek-jelekkan orang lain. Kalau kamu berada pada situasi tersebut, lebih baik dibilang ansos dari pada harus terjebak dengan sosial yang nggak berfaedah. Yekan?

Yang perlu diingat adalah tidak semua  Ansos adalah Introvert dan sebaliknya. Tapi dalam hal tertentu Introvert bisa menjadi Ansos kalau sosialnya memang benar-benar tidak bagus untuk kesehatan mental. Semuanya tergantungn sosial sekitar. Dan yang paling berbahaya adalah Anti sosial yang menyamar sebagai Ekstrovert, karna itu adalah sebuah penyamaran yang akan melancarkan aksinya.

~MissAnt~

6 Tanda Kalau Kamu Belum Bisa Berdamai Dengan Diri Sendiri




Seberapa penting berdamai dengan diri sendiri?

Nah, pertanyaan itu pasti seringkali muncul di benak kita. Apalagi kalau suasana hati sedang tidak bagus. Tapi hal itu wajar kok, apalagi kalau kamu masih berada di usia yang labil. Ingat ya, benyaknya usia tidak menjamin kedewasaan seseorang karna kita tidak tau kapan kita bisa berdamai dengan diri sendiri.

Kapan kita dikatakan bisa berdamai dengan diri sendiri? Jawabannya hanya kita sendiri yang tau. Kita hanya bisa melihat tanda-tanda kalau seseorang belum bisa berdamai dengan diri sendiri.

Lalu, apa saja tanda kalau kamu belum bisa berdamai dengan diri sendiri?

1.Emosi tidak stabil.

Pernah nggak ngerasain uring-uringan nggak jelas? Padahal Cuma masalah sepele, tapi hal ini justru membuatmu uring-uringan sepanjang hari. Jika sering mengalami hal ini, berarti kamu belum menyatu dengan diri sendiri. Masih harus banyak belajar bagaimana memahami diri sendiri dulu. Okay?

2.Mudah merasa bete.

Dikit-dikit merasa bete...bete...dan bete.....adalah tanda bahwa kamu kurang menyatu dengan diri sendiri. Sebenarnya nggak ada hal yang menuntun kamu merasa bete, hanya saja kamu kurang memanfaatkan situasi sekitar.
Sekarang sudah zaman yang paling enak dan apa-apa bisa kamu cari. 

Maksudnya kan sekarang Internetan udah kenceng dan fitur pada smartphone udah macem-macem, jadi nggak ada alasan bete,donk. Berdamai dengan diri sendiri itu penting, salah satunya menjauhkan diri sendiri dari bete.

Ketika kamu sudah bisa mengelabuhi rasa bete yang datang dadakan, itu artinya kamu sudah bisa berdamai dengan diri sendiri. Nah, jadi kamu udah bisa mengatasi kebeteanmu sendiri belum?

3.Terlalu ikut campur dengan urusan orang lain.

Pernah nggak, kamu merasa pingin ikut campur terhadap urusan orang lain. Padahal orang itu nggak terlalu penting buat kamu. Begini ya, orang yang masa bodo dengan urusan orang lain itu bukan karna egois, tapi karna mereka justru memberi “ruang” untuk orang lain. Toh tidak semua orang ingin urusannya dicampuri orang lain.

Orang yang sudah mampu berdamai dengan diri sendiri cenderung bersikap bodo amat. Mengapa? Karna setiap orang punya urusan masing-masing dan tidak seharusnya kita ikut campur. Berdamai dengan diri sendiri akan membuatmu lebih fokus dengan apa yang menurut kamu penting.

4.Kepo berlebih.

Sebenarnya orang kepo bukanlah orang yang kurang kerjaan melainkan orang yang tidak percaya terhadap diri sendiri. Meski sepele, kepo termasuk jenis penyakit yang membahayakan, baik buat diri sendiri dan orang lain. Mengapa begitu? Karna kebanyakan kepo akan membuatmu membanding-bandingkan hidup kamu dengan orang lain.

Kepo juga merupakan tanda kalau kamu belum bisa berdamai dengan diri kamu sendiri. Apa untungnya kepo? Apa bikin kamu tambah kaya? Hahaa....enggak kan? Makanya untungnya apa? Kepo berlebih juga bikin kamu nggak bahagia lho. Kalau nggak percaya, liat aja tu orang-orang yang suka ngepoin orang lalu dijadikan bahan gosip, even bukan orang yang populer sekalipun. Tujuannya apa? Ya itu tadi, hidupnya nggak menarik, makanya ngepoin orang.

5.Meremehkan orang lain.

Pernah nemuin nggak, seseorang yang hobi banget merendahkan orang lain? Merasa dirinya paling OKE di antara yang lain, padahal sebenarnya nothing special in their own self. Ya memang sih, karakter seseorang memang berbeda-beda,  hanya beberapa orang yang bisa menghargai orang lain.

Cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri dulu, dengan begitu kamu lebih punya empati terhadap orang lain. Yang terlihat ...Haha...hihi....di depan orang lain juga belum tentu punya empati. Di dunia ini tidak semua orang bisa membedakan antara gula dan garam. That’s why, berdamai dengan diri sendiri itu penting.

6.Gampang mengeluh.

Kesel nggak sih, kalau kamu denger orang sekitar dikit-dikit mengeluh. Udah banyak ngeluh dan hanya mengeluhkan hal-hal sepele. Orang dengan tipe seperti itu biasanya belum berdamai dengan diri sendiri.  Makanya gampang sekali mengeluhkan hal-hal yang sebenarnya tak layak untuk dikeluhkan.

Jangan dikira melawan diri sendiri itu mudah. Buktinya, masih banyak orang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Kalaupun ada, itu hanya beberapa saja. Kalau aku pribadi sekarang sudah mulai terbiasa berdamai dengan diri sendiri dan efeknya sangat luar biasa.

Jika di antara kalian sampai sekarang belum bisa berdamai dengan diri sendiri, ya itu derita lo tunggu saja waktnya, pasti akan datang dan hidupmu akan semakin bermakna. Elah dah.....


~MissAnt~

Popular Posts