Jumat, 17 November 2017

The Worst Year Ever


 Hello SAMPAH, how are you??


“4102”


Tahun tersebut menjadi tahun terbaik Saya untuk tau kebusukan tentang sesuatu. Yang orang katakan tentang banyak orang bermuka dua ternyata terbukti pada tahun tersebut. Sebenarnya udah malas ngungkit-ngungkit lagi, toh sekarang saya sudah jauh lebih bahagia dibandingkan dengan pekerjaan yang dulu, Shit job, No...lebih tepatnya Shit people. Halah...apalah itu pokoknya. Tapi terima kasih banyak lho, berkat semua itu, saya punya banyak cerita untuk diceritakan. Jadi punya pandangan berbeda tentang “seorang teman”.


Pandangan berbeda maksudnya gimana? Awalnya saya anggap semua teman itu baik, nyatanya salah 1000000000000000000000000000000000000000000000%. Nggak Cuma ada di sinetron aja sih. Dunia nyata aja juga. Keren yak. Waktu itu terlalu muda untuk saya, ya waktu itu usia masih mudah banget. Lah.....emang sekarang udah tua? No......sekarang tambah muda. #Loh.


Setiap akhir tahun, Saya selalu berpikir apa yang bikin hepi dan jengkel. Alhamdulillah banyak hepinya. Hanya saja, teringat sesuatu yang bikin muak sama mereka. Who are they? Yap. Sebut saja, mereka makhluk-makhluk yang tak pantas disebutkan namanya. Kok aku jahat banget nyebutnya ya. Nggak papa sih, toh sikap mereka justu lebih jahat dari saya. 


Wahahahahhahaaaaa...balas dendam membenci itu norak banget Ta. You Should not do that.


Bodohnya saya, kenapa setelah sakit hati atas  sikap mereka, saya justru block akun sosmed mereka. How stupid I am. Bodoh banget sih. Seharusnya nggak usah di block, biar mereka tau kalau saya yang sekarang lebih bahagia. Eh tapi ada yang nggak diblock, Cuma unfollow kok. Nggak temenan sama mereka juga lebih hepi. Justru saya lebih tau banyak hal setelah nggak temenan sama mereka. Keren ya. Semua memang ada hikmahnya.


Entah kenapa, mendadak pingin nulis hal ini. Mungkin karna sedang nggak ada topik buat nge-blog. Lagi buntu nih otaknya. Lah emang kesumpelan apa Ta? Entah. Kayakanya kurang piknik. Akhir-akhir ini emang kurang jalan-jalan, iya seringnya naik motor soalya. Lah........


Sebenarnya sudah males bahas ini, Cuma geli aja sama sikap mereka. Dulu kalau bahas ini, rasanya pingin lempar taik sapi ke muka orang-orangnya. Hahaha...biar yang busuk ngga Cuma hatinya. Tapi juga muke nye. Tapi itu dulu ye. Sekarang bodo amat. 


Dulu mungkin saya bego banget buat gampang percaya sama omongan orang yang udah kita kenal, sekarang No. Butuh waktu sebulan saya untuk bangkit dan menemukan teman-teman baru dengan pemikiran yang lebih “terbuka”. Nggak kayak mereka yang otaknya Cuma mikir bagaimana cara menjatuhkan orang. Yah....that’s why, mereka memang pantas disebut sampah.


Loh...berarti kamu gampang banget ngelupain temen donk Ta? No. Saya bukan orang seperti itu. Capricorn kan paling setia kawan (ciyeh......bawa-bawa bintang segala). Hanya saja, liat dulu orangnya kayak apa. Kalau jahat sama kita, ngapain musti diingat sih. Sampah kayak mereka memang pantes buat dibuang jauh-jauh. Sampah. Ya, sekarang saya menyebutnya sampah. Udah kayak dikebon tuh, enaknya dibakar, tinggal abu dan kemudian ilang tanpa jejak. Bye.


Kenapa mereka layak disebut sampah? Karena sikap berikut inilah yang bikin mereka layak disebut sampah.

Pertama, Si sampah ini mengenal kita dengan baik. Tapi karna suatu hal demi popularitas, mereka justru memilih pura-pura nggak kenal. Popularitas? Lo pikir lo selebritis. Prestasi kamu apa sih? Cuma “kayak gitu’ aja bangga. Yang lain yang lebih berprestasi dari kamu juga banyak. Dan mereka nggak ngorbanin temen juga.


Kedua, kepo abis. Yap, ngedeketin hanya karna ingin tau lebih banyak. BUT, jangan kira saya bego ya. Karna saya nggak bego-bego amat soal ini. Dari sorot matanya aja udah keliatan mata-mata sampah yang mau cari bahan untuk memperngaruhi sampah lain yang percaya sama omongan sampah. Gila ya. Tu sampah keterlaluan, udah tau sampah, tapi dipercaya. Hahaha.....*ThumbsDownForThem


Ketiga, empati yang dibuat-buat. Pura-puranya care, padahal Cuma fake. Cerdas banget ya. Tapi, sayangnya saya nggak mudah terbuai. Sok nggak tau apa-apa padahal tau segalanya. Emangnya saya bego. Semuanya sudah terpancar sejak awal masuk ke kandang sampah waktu itu. Yakali sampah punya kandang.


Dan masih banyak hal buruk yang saya alamui saat berada di kandang sampah. Bayangkan saja, waktu itu saya seorang diri menghadapi para sampah. Serius, saya nggak punya satupun teman yang ada disamping saya. Yang dulu saya kenal baik saja menjauh dan ikutan jadi sampah. Sayang ya, mereka terlalu gampang banget masuk ke perkumpulan sampah.


Tapi yang saya salut dengan diri sendiri waktu itu adalah, saya sempat mengucapkan terima kasih pada sampah yang membawa saya masuk ke kandang sampah. Karna bagaimapun, saya bisa masuk kandang sampah karna sampah. Hihihi....tak baca ulang kok ketawa ketiwi sendiri. Kasian juga mereka disebut sampah. Tapi ya memang pantas. Salah sendiri punya sifat kayak sampah.


Dari semua kejadian itu saya bisa mengambil banyak hikmahnya. Sejak bertemu orang-orang baru setelah keluar kandang sampah, saya jadi lebih bahagia. Nggak tau gimana cara mengungkapkannya, pokoknya berasa dapet ganti teman-teman yang baik. Kenapa saya bisa dengan mudah mengatakan mereka baik? Karna orang yang tulus dan tidak tulus dalam berteman itu keliatan banget.


Harapan saya buat kedepan dan kedepan dan selamanya selalu sama, yaitu nggak kepingin nemuin sampah kayak mereka. Cukup tahun tersebut saja, anggap saja saya apes terjebak masuk ke kandang sampah. Meski dari kandang sampah tersebut, ada beberapa mutiara yang indah. Ya memang ada, hanya 5% dari mereka.


Saya udah nggak pedului bagaimana pendapat para sampah dengan sikap saya. Karna saya tau, sekalinya benci ya tetep benci. Sampah memang gampang banget diprovokatori. Saya melihat semuanya dari penglihatan saya selama berada di kandang sampah. Yang tulus baik sama saya juga ada. Terima kasih sudah kenal kalian, Para sampah dan beberapa mutiara yang anggun.


Menghilangkan rasa benci pada para sampah memang nggak mudah, dulu saya benci banget sama sampah itu. Dan pada saat itu, saya sadar. Untuk apa berkepanjangan. Toh sekarang saya sudah lebih bahagia dengan kehidupan saya dan saya nggak mau tau seperti apa kehidupan para sampah setelah saya keluar dari kandang sampah.


Hingga akhirnya tak ada lagi rasa benci, yang ada hanya geli pada sikap mereka. Makanya saya tulis lagi. Biar bulu mereka rontok karna dibahas lagi. Emang bener kata Bang Raditya Dika dalam salah satu stand up nya, “balas dendam itu norak”.  Bedanya, kalau di saya bukan balas dendam tapi “mengungkit sejenak”. Ngapain balas dendam, toh saya dapat karmanya. Iya, karma.Yang dulu saya di kandang sampah nggak punya teman, sekarang saya punya teman yang jauh lebih berkualitas dibanding sampah.


Intinya, Cuma mau ngucapin makasih buat para sampah. Karna kalian, kehidupan saya jadi jauh lebih baik dibanding saat terjebak di kandang sampah. Sekali lagi Terima kasih ya, SAMPAH. Dan untuk para MUTIARA, Terima kasih sudah kenal kalian, tetap jadi orang baik ya.

#MissAntTerjebakDiKandangSampah


Kamis, 16 November 2017

Yang berlebihan biasanya tidak tahan lama

Sudahlah jangan terlalu caper hanya demi mendapatkan perhatian dari orang lain. Jangan terlalu sok peduli dengan cara yang norak kalau sebenarnya cuma penjilat. Kalau memang tulus, biasanya tidak menunjukkan sesuatu yang berlebihan. Jangan sampai kebalik. Yang tulus tak selalu berlebihan. Karna saat kamu mendengar pujian, maka kamu sudah teracuni omongan penjilat. Karna pernah ada yang bilang begini, "Pujian adalah Racun"

Sayangnya masih banyak orang yang terlena dengan pujian. Ada seorang teman yang gampang banget luluh sama pujian. Kemudian, ia memakai cara tersebut untuk memuji orang lain yang ingin dia dekati. Hanya karna apa? Ya itu tadi, ingin lebih dekat. Sayang dia salah sasaran. Saya paling Anti sama pujian, karna saya sudah belajar banyak hal. Yang awalnya meninggi-ninggikan hanya akan menjatuhkan.

Perlu diketahui bahwa orang baik belum tentu ikhlas. Bagaimana bisa? Ya,Mereka baik, tapi mereka tidak legowo berteman dengan kita. Karna selalu ada sebab akibat. Namun, seiring berjalannya waktu, segalanya akan terungkap dan kamu hanya bisa ...... *sigh

See?

Cepat atau lambat, yang berlebihan akan ketauan. Bukan. Bukan orang lain yang mengungkapkannya. Ini cuma soal waktu. Yang tak pantas untuk kita akan dijauhkan. Dan yang baik akan selalu "stay". Kedatangan mereka juga akan memberimu banyak pelajaran berharga. Dan mereka yangbersikap seperti itu hanya akan bersikap seperti itu pada orang lain yang akan jadi targetnya.

Nggak ada orang yang merasa nyaman jika diperlakukan berlebihan. Kecuali orang yang gila pujian. Orang kayak gini maunya di agung-agungkan meski hal sekecil apapun. Dan yang lebih parah lagi, mereka ini gengsian. Pokoknya lebih susah dalam hal jujur dengan diri sendiri.

Kenapa harus gengsi dengan diri sendiri? Meski didepan orang lain bisa berkata "merendah", tapi kenyataannya justru gengsinya gede. Nah,,,kalau udah kayak gini, jadi terbukti kan? Jadi nggak perlu berkata serendah mungkin hanya untuk menarik simpati orang, kalau kenyataannya gengsinya gede. What do you get about this? Nothing kan?

Kalau mau hidup hepi, ya sewajarnya aja. Kalau mau bikin orang simpati, lakukan dengan cara yang benar, Jangan dengan cara yang lebay ah. Apalagi nggak iklas. Keliatan kok. Nanti juga baliknya di kamu. You know, Karma does exist. Percaya yang percaya sih. Yang jelas, apa yang kita perbuat ke orang lain akan berbalik pada kita. So, be good and do good, but don't too much "act".



#MissAnt

Minggu, 12 November 2017

Everything is Easy, Humans Make it Difficult



Katakan semuanya mudah...
Maka akan dipermudah.
Katakan semuanya lancar...
Maka akan lancar.

Sesimple itukah? Iya. Pada dasarnya, segala sesuatu itu mudah. Hanya saja manusia yang mempersulit. Kalau kamu bilang ini rumit, hasilnya juga akan rumit. Tapi kenapa beberapa orang lebih suka menceritakan hal-hal yang rumit. Bukannya semakin dipikir maka akan semakin menguasai pikiran? Kalau dipikir-pikir, kekhawatiran dalam diri seseorang memang selalu ada. Namun semua itu tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.


Tuhan menciptakan manusia dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang wajar-wajar aja dan ada yang rempong. Nah, yang rempong ini yang kadang bikin gedeg banget. Kenapa harus memperumit hal-hal yang nggak perlu dirumitkan? Ada lho orang yang mau posting di Instagram aja pakai bolak-balik mikir kayak mau tanda tangan minta surat pengantar ke Pak RT. Padahal kan tinggal posting, selesai. Udah kan? Apa yang dirumitkan coba? Ah...namanya juga rempong. Semuanya kudu PERFECT abezzz.


Dulu Saya pernah punya teman, dia orangnya mudah banget down. Hatinya kecil. Tapi bukan beneran hatinya bentuknya kecil lho. Kecil hati disini maksudnya gampang kepikiran gitu. Apa-apa dikit kepikiran, dikit-dikit tersingung. Yaelah, mainnya kurang jauh tuh. Sebenarnya simple aja sih, kalau Cuma becanda ngapain juga tersinggung trus kepikiran dan baper. Lagian becandanya juga wajar, nggak bawa-bawa fisik atau ada unsur merendahkan tapi ya gitu deh. Karakter manusia emang beda-beda.


Segalanya sebenarnya mudah, hanya saja manusia yang (sengaja) merumitkannya. Contohnya seperti ini, bisa beli ini itu yang terbilang tidak murah, sebut saja motor. Yap, punya banyak motor keluaran terbaru (maksudnya masa habis plat nomer motor masih 2022). Kalau habisnya tahun itu, berarti belinya baru kemarin. Harusnya bersyukur bisa beli cash lagi, (((((CASH))))) lho. Kenapa harus diperjelas? Karna belinya nggak usah kredit. Kalau Cash kan at least, ya mampu lah. Sayangnya dia ngeluh nggak punya duit buat ini lah itu lah. Bla...bla...bla....

*Sigh

Ada-ada aja sih. Mampu tapi kebanyakan ngeluh. What the......Kalau udah mampu ngapain ngeluh? Are you okay?!

Kadang orang mengajarkan anak dengan pola asuh yang salah. Loh...kok saya jadi sotoy soal ngurus anak? Emang udah pengalaman? Boro-boro deh. Nikah aja belom. Saya bisa bilang begini karna pernah mendengar obrolan Ibu-ibu zaman now yang juga pernah saya tulis disini. Mungkin begitulah hasil dari didikan sejak kecil. Mampu beli ini itu tapi nggak lupa juga untuk ngarep pemberian orang. Kurang bersyukur itu namanya, toh masih banyak orang yang kurang mampu yang lebih membutuhkan.


Nah, situ mampu kenapa masih ngarep belas kasihan orang lain. Kalau nggak cukup buat menuhin kebutuhan sehari-hari kenapa nggak jual motor aja buat makan? Simple kan? Bagian mana yang rumit? Humans. Yap. That humans that makes everything difficult. Kadang orang lebih menomorsatukan gengsi. Lebih baik kelaparan, yang penting motor baru zaman now.


Kadang masalah ada karna kita menyebutnya masalah. Kalau tidak menyebut masalah ya bukan masalah. Just enjoy your life and makes everything easy. Jangan dibuat rumit lah ya. You just need to enjoy it.

#MissAnt


Jumat, 10 November 2017

6 Tipe Penumpang Kereta Api



...Karna setiap perjalanan selalu punya cerita tersendiri...

Itulah yang Saya rasakan setiap “mbolang”. Bukan mbolang ding, tapi lebih ke “main keretaan”. Ternyata nggak Cuma ada istilah “motoran” lho, “keretaan” juga ada kok. Waktu itu Saya lagi perjalanan ke Surabaya. Nggak tau kenapa, Saya lebih nyaman naik kereta. Padahal kalau mau naik bis kan mau berangkat kapan aja bisa. Jam berapa aja bisa dan selalu ada. Beda sama kereta yang musti pesen dulu. Tapi nggak papa sih, namanya juga udah nyaman.


Sepanjang kereta, Saya nulis-nulis di buku kecil. Sebenarnya nggak nulis, Cuma corat-coret karna henpon sedang di cas. Kalau bepergian jauh dan sendiri emang harus sedia charger, buku coretan, dan buku bacaan. Yah, lumayan buat temen kalau batre henpon pas habis. Karna kita nggak bakal tau, partner duduk kita orangnya gimana. Kalau enak diajak ngobrol mah enak, apalagi kalau sama-sama jomblo, ya kali aja jodoh. #Loh....


Kalau diperhatikan, setiap penumpang memang punya aktifitas yang berbeda-beda. Pas naik kereta waktu itu, saya sempat clingak-clinguk, pura-pura ke toilet biar bisa liat aktifitas orang-orang. Oiya, kalian familiar nggak dengan kata clingak-clinguk? Er....anu apa ya. Clingak clinguk itu semacam mengintai kali ya. Pokoknya memata-matai tanpa ketahuan. Gitu lah pokoknya. Hingga pada akhirnya, saya temukan beberapa tipe penumpang kereta. Penasaran kayak apa aja ? Yuk simak bareng-bareng.

Tipe-tipe penumpang kereta


1.Si tukang tidur.

Ada ya, orang yang begitu masuk kereta, nyari tempat duduk, kemudian tidur sepanjang perjalanan. Nggak ngerti apa alasannya. Apa mungkin mereka mabok darat? Paling kalau kebangun bentar Cuma ngecek hape sama minum. Hah...kenapa saya seperhatian ini? Iyaaaaaa. Soalnya depan saya tipe seperti itu. Saya pun curi-curi pandang pas dia tidur. Kebetulan mas nya lagi sendiri. Mungkin dia jomblo juga. #HahDasar


2.Si tukang berisik.

Ternyata ada yang lebih berisik dari Buk ibuk yang lagi ngobrol sama bangku sebelah, yaitu sekumpulan anak-anak yang mau backpacker. Yap, mereka berisik banget. Waktu itu ada sekumpulan cowo-cowo yang kayaknya mau liburan ke Bali. Soalnya mereka ngomongin pantai sanur dan wisata Bali lainnya. Dan berisiknya udah ngalah-ngalahin Buk Ibuk yang dapet bawang murah pas belanja di tukang sayur.


3.Si tukang nyemil.

Sekarang ini tak hanya anak-anak kecil yang suka cemal-cemil di kereta. Bahkan orang dewasa juga tak malu cemal-cemil di kereta. Kemaren liat mbak-mbak sambil dengerin musik di smarphone nya pakai headset, dia nyemil sambil manggut-manggut. Enjoy banget lah. Bentar-bentar nyemil, bentar-bentar minum. Lucuk ya? saya liatnya jadi kenyang.


4.Si tukang mainan henpon.

Henpon sudah menjadi barang bawaan yang wajib wajib dan wajib dibawa saat bepergian sendiri. Yap, seperti seorang pria berambut gondrong berjaket coklat muda yang saya lihat di kereta waktu itu. Sejak duduk di kereta yang dipandangi hanya henpon. Mungkin lagi nonton drama korea kali ya. Gilak. Batrenya awet banget yak. Saya juga mau dikasi tips biar batre awet donk. #Eh


5.Si tukang kepo.

Kepo yang saya maksud bukan nanya-nanya ke tempat duduk sebelah, tapi lebih ke ngeliatin orang lain dalam waktu yang cukup lama. Ini namanya kepo atau apa sih. Entah karna kagum atau gimana. Wakti itu ada bapak-bapak yang duduk di bangku seberang. Dan lagi ngeliati mbak-mbak yang emang cantik banget. Ngeliatinnya lama banget. Pas saya liat, mbaknya juga nggak nyaman dilitain. Yealah pak...pak.


6.Si tukang penikmat pemandangan.

Nah....kalau yang ini selow banget ya. Duduk manis di kereta, kemudian menikmati pemandangan dari jendela. Apalagi sambil dengerin musik pake earphone. Mau sekalian ngopi-ngopi juga boleh, toh sekarang banyak kopi instan siap sruput yang dijual didalam kereta.
Nah, kira-kira seperti apa lagi tipe-tipe penumpang kereta lainnya? Tambahin sendiri yak.



~Miss Ant~


Kamis, 09 November 2017

The Power of Positive Thinking


Tiap ada orang bilang, “Yaudah berfikir positif aja, semua akan baik-baik saja”, Saya Cuma bisa geleng-geleng. Emangnya itu beneran terjadi? Kenapa mereka semudah itu melakukannya? Tiap dijahatin sama orang selalu bilang, “udah biarkan saja, nanti dia juga kena karma karna perbuatannya”. Kadang Saya suka kesal sama orang yang suka bikin kecewa. Tapi disisi lain, Ibu selalu pesen, “Mau orang baik atau jahat sama kita, kita nggak perlu balas dendam. Tenang saja. Tuhan nggak tidur. Jangan mengotori hati dengan ikut membenci orang yang nggak suka sama Kamu”. Yeah....As simple as that.


*Speechless


Ya memang benar sih, buat apa kita buang-buang waktu buat ikutan benci. Toh nggak ada gunanya juga. Dalam hidup, tidak semua orang yang kita anggap baik, akan baik sama kita. Buktinya sudah banyak. Tapi, jalani saja. Namanya juga hidup. Dan dari situlah kamu dapet banyak sekali pelajaran. Saya akui, emang nggak gampang menerima kenyataan. Butuh waktu lama hingga kamu benar-benar dewasa. Proses pendewasaan memang sulit, tapi lama kelamaan juga terbiasa.


Entah, kadang saya heran dengan diri saya akhir-akhir ini. Ya memang rada aneh. Awalnya Cuma melamunkan satu kata, “udah ah...forget all the thing that hurt you and positive thinking, then see what happens”. Hingga akhirnya menerapkan hal ini. Efeknya beneran terasa. Ya memang sulit. Harus sabar. Cuma kadang nggak sabar kalau antri panjang. Gimana dong? Tapi serius, semenjak saya “legowo”, pikiran jadi tenang. Berasa lahir kembali. Ciyeehhh....agak lebay but TRUE.  You just need to try and see what happens.


Saya akhirnya sadar kalau kemarin-kamarin masih “bocah”. Saya masih anak labil yang sering memikirkan hal-hal yang sebenarnya nggak penting buat dipikirkan. Saya selalu mengkhawatirkan apa yang terjadi. Dan penyebab dari semua itu adalah kurangnya “legowo”. Btw, semua pastinya familiar dengan kata “legowo” kan? Legowo itu ikhlas (C.M.I.I.W). Kamu nggak perlu terlalu memikirkan hal-hal yang membuatmu khawatir. Karna apa yang paling Kamu khawatirkan hanya akan semakin menguasai pikiranmu. Bener kan?


Jalani saja, hidup memang membawa kita pada pelajaran-pelajaran berharga. Tak perlu menggerutu, “kenapa begini kenapa begitu”. Karna setiap orang punya jalan masing-masing. Hanya saja, Tuhan menunjukkannya dengan cara yang berbeda.


Wua.....tumben saya bisa nulis sebijak ini. Ya..anggep aja bijak lah ya. Tapi emang bener kok. Efeknya beda. Coba deh, sesekali kamu “legowo” dengan apa yang sudah bikin kamu kecewa. Meski sulit, nantinya akan terbiasa kok. Percaya deh sama saya. Jangan ding, jangan percaya saya. Percaya itu sama Tuhan. #Aseeek


Saya selalu inget sepenggal kata dari buku yang pernah saya baca, Relationshit  by Alitt Susanto. Bukunya bagus. Penuh pengalaman hidup yang akhirnya membawa kedewasaan pada diri sendiri. Kira-kira begini bunyi salah satunya, “Hidup terasa kejam bagi orang-orang yang cengeng”. Emang iya, bukan hidup yang kejam tapi kamu aja yang cengeng dan mentalnya lemah. PAYAH. Jadi, jangan jadi orang cengeng ya? Karna setiap orang punya kelebihan dan kekuatan.Hanya saja belum sadar dimana letak “power” itu.


#MissAnt




Popular Posts