Senin, 04 September 2017

3 Suka Duka Seorang Pekerja Lepas


Pekerja lepas atau yang lebih nge-hitz dengan sebutan Freelancer atau Parttimer memang selalu banyak peminatnya. Mungkin orang –orang lebih tertarik menjadi Freelancer karena lebih leluasa dan tidak terikat waktu. Tapi disisi lain, banyak orang yang kurang dihargai karena pekerja lepas bukanlah profesi.
Seiring banyaknya teknologi yang semakin berkembang, mencari pekerjaan tidak harus datang ke suatu tempat dan meninggalkan amplop lamaran kerja. Karena semua itu sudah tergantikan oleh pengiriman melalui Email yang lebih praktis dan lebih irit. Tak perlu beli amplop, print surat lamaran, biaya kirim dan lain-lain.
Oke, kembali ke Freelancer. Kira-kira apa alasan orang lebih memilih menjadi Freelancer? Salah satu penyebabnya adalah kontrak kerja yang tidak pasti. Beberapa perusahaan sekarang ini tidak menjanjikan untuk  merekrut menjadi karyawan tetap, maka menjadi pekerja lepas merupakan salah satu “penyelamat” agar dompet terus terisi.
Sayangnya, banyak orang yang masih menganggap sebelah mata dengan profesi ini. Meski hasilnya tak banyak, tapi jika kita punya banyak passion, menjadi Freelancer merupakan pilihan yang tepat. Nah, bagaimana bisa?
Penasaran? Jadi gini.....
Di era yang sudah serba Internet ini, kita harus berlomba-lomba menghasilkan uang lewat internet. Dan modal utamanya adalah Passion. Kalau kamu punya keinginan yang kuat terhadap sesuatu, maka tekunilah. Kenapa? Karena bisa menghasilkan uang. Misalnya saja, penulis, desainer grafis, fotografer dan masih banyak lagi. Kalau kamu bisa “mengelola” passion mu, percayalah semua itu akan menghasilkan uang. Enak kan?
Tapi tunggu dulu, setiap profesi selalu ada suka dukanya, begitu juga dengan Freelancer. Ada suka dan duka yang dialami para Freelancer. Hayoloh....kira-kira apa aja ya?
Hal yang disukai para Freelancer
1.Tidak terikat waktu.
Kamu bisa mengerjakan dimana aja dan kapan aja. Yang penting pinter manage kerjaan aja. Kalau kamu sendiri susah manage apa yang kamu kerjakan. Hasilnya bakal berantakan.
2.Bisa milih libur sesuai keinginan.
Nah...ini yang paling enak. Kamu bisa nentuin kapan libur buat jalan-jalan. Nggak perlu repot buat ngajuin cuti yang belum belum tentu di acc.
3.Belajar menjadi Bos bagi diri sendiri.
“Hmm....kapan ya Gue jadi Bos?”. Kalian pasti pernah bergumam kayak gitu kan? Sekaranglah saatnya, karna seorang Freelancer punya dua profesi, yaitu sebagai pegawai dan Bos. Nggak ada yang ngatur. Cuma kamu sendiri yang ngatur. Jadi jangan anggep mudah ya?
4.Tambahin sendiri ya.........
Hal yang bikin nyesek para Freelancer
1.Nggak bisa diandalkan.
Yah...namanya juga Partime, kadang ada kadang enggak. Tinggal  pinter-pinternya kamu aja nyari “cabang” ditempat lain. Kalau enggak ya siap-siap aja ATM kosong.
2.Pembayaran yang kadang tidak tepat waktu.
Menjadi seorang Freelancer musti sabar ya. Karna gajiannya bukan tiap bulan, bahkan kamu bisa gajian harian atau  mingguan. Tapiiiiiii....ada tapinya nih. Kalau mau dapet duit cepet, ngerjainnya juga harus cepet. Gitu Gaes....
3.Masih dipandang sebelah mata.
Anehnya, di zaman yang serba internet, masih ada orang yang pikirannya “jadul”. Mereka selalu menganggap, yang namanya kerja ya di kantor dan berpakaian rapi. Jadi, kalau orang yang keliatannya lontang-lantung tapi sebenarnya Freelancer yang berpenghasilan yang tak kalah dari pegawai, tapi sayangnya masih dipandang sebelah mata. Kasian oh...kasian.
4.Tambahin sendiri ya, apa lagi yang bikin kamu nyesek saat kamu jadi pekerja lepas.



Minggu, 03 September 2017

4 Alasan Pernikahan Raisa Hamish Jadi Hari Patah Hati Nasional

Pernikahan Raisa Hamish memang menjadi sorotan banyak Netizen. Eh..tapi nggak semuanya ding. Mungkin hanya yang nge-fans banget sama Raisa. Siapa sih yang nggak suka sama Raisa? Cantik, kalem, pokoknya idaman lelaki masa kini. Lah...kenapa gue yang cewek juga ikutan memuji Raisa. Iya, nggak bisa dipungkiri lah. Sebagai seorang wanita, Ya...suka aja kalau liat perempuan cantik yang nggak neko-neko. Kalau menurut gue, cewek cantik yang nggak “petakilan” itu idola lelaki banget. Gue juga suka sama Dian Sastro. Heh tapi gue masih suka lelaki lho. Mungkin hanya sekedar kagum aja.
Semenjak “diterbitkan” pertunangan Raisa Hamish, dunia maya memang “geger” banget. Seolah tak rela jika Raisa buru-buru nikah. Tapi banyak juga yang memberi selamat. Meski dulunya Raisa sempat menjalin kasih dengan Keenan Pearce dalam jangka waktu yang cukup lama, eee.....nggak taunya malah kandas. Jadi Bang Keenan Cuma jagain jodoh orang nih. #Eh
Babang Hamish emang cepet banget geraknya. Nggak perlu nunggu lama. Fasenya Cuma Kenal—Jadian—Nemuin orang tua Yaya (Panggilan Akrab Raisa)—Tunangan---Akhirnya memutuskan untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Yap. Secepat itu? Mungkin karena Babang Hamish ini udah dewasa, jadi tunggu apa lagi coba? Raisa juga udah “berumur”, mereka udah pda dewasa. Jadi buat apa menjalin hubungan yang hanya sekedar pacaran. Kalau emang serius kenapa nggak langsung memutuskan untuk “berlayar” berdua?
Memang lah. Bang Hamish nggak salah pilih Raisa. Udah cakep, nggak neko-neko, pinter nyanyi dan mungkin masih banyak prestasi raisa yang gue nggak tau. Pantas saja hal ini dijadikan #HariPatahHatiNasional, secara Bang Hamish nya juga ganteng dan suka traveling. Eh tapi, gue nggak terlalu tau gimana keseharian Bang Hamish dan Raisa. Yang gue tau, Mereka berdua itu cantik dan ganteng.  Tar anaknya serupawan apa yak?
Tanggal pernikahan Raisa Hamish akhirnya semakin dekat. Yap Hari ini Tanggal 03 September 2017, mereka udah SAH. Dan, tentu saja banyak media yang berlomba-lomba buat memberitakan moment kebahagiaan mereka berdua. Gue juga suka, karena dari media, gue bisa tau pakaian adat apa yang mereka pakai saat mengucapkan janji suci. TAPI, satu hal yang bikin gue bosan. Kenapa ada media yang terlalu “lebay” postingnya. Kalau sekali dua kali sih nggak masalah. Lha ini, selang 10 menit atau 15 menit udah ada lagi (atau emang media yang bersangkutan sedang dikontrak diacara tersebut, gue nggak tau juga sih). Ya gue tau, beritanya emang lagi hits banget. Yang namanya media tentu nyari berita yang lagi “in” ding ya? Lagi anget-anget kopi pahit gitu.
Tapi, mungkin ada sisi menarik mengapa banyak yang mendeklarasikan #HariPatahHariNasional saat mereka mengakhiri masa lajang. Menurut gue, kayaknya alasannya ini deh,
1.Raisa cantik dan Hamish ganteng.
Tiap orang memang punya penilaian yang berbeda-beda. Ada yang bilang mereka pasangan  serasi karena cantik dan ganteng. Sehingga bikin semua orang merasa nyesek. Btw, ngak semua orang ding, mungkin sebagian dari warganet. Gue pribadi, mereka emang cocok dan hampir mirip. Bentuk wajahnya panjang dan senyum mereka yang enak dilihat.
2.Hamish ganteng dan Raisa cantik.
Ya..ya..ya...mo dibolak-balik juga mereka emang rupawan. Gue taunya mereka emang punya paras yang bagus. Selain itu, gue nggak tau. Karna gue nggak follow akun sosmed mereka. Bukannya nggak nge-fans, tapi emang nggak follow. Hahaaa~
3.Mereka jauh dari gosip miring.
As I know, mereka itu nggak banyak diberitain miring. Ini kenapa tulisan miring jadi miring sih. Jauh dari berita buruk. Yang ada Cuma prestasi. Raisa nyanyinya bagus. Hamish suka berpetualang, cinta lingkungan dan cinta Raisa.
4.Jomblo semakin berkurang.
Kaum jomblo berkurang. Nggak ada hubungannya kalik. Dengan adanya kaum pacaran yang mengakhiri masa lajang, maka jomblo semakin berkurang. Nggak nyambung Ta.
Oke deh, kira-kira begitulah alasan #HaripatahHatiNasional bergema atas penikahan Hamish Raisa.









Sabtu, 02 September 2017

6 Alasan Orang Masih Nyaman Main Twitter



Kalau diliat-liat, sekarang pengguna twiter udah nggak seperti dulu lagi. Kenapa? Karena Aku merupakan pengguna setia twitter. *TepukTanganSendiri. Jadinya tau banget, gimana perubahan pengguna twitter dari masa-kemata. Dulu, pas belum ada instagram, path, snapchat dan sosmed yang makin populer, twitter masih ramai banget. Sampai banyak saling balas tweet. Pokoknya seru banget.
Tapi, pas twitter lagi populer-populernya, ada sosmed yang ditinggalkan juga. Siapa lagi kalau bukan facebook. Yap. Dulu emang facebook sempat ngehits banget, sampai akhirnya ditinggalkan dan beralih ke twitter. Kasian banget kan, pas seneng aja larinya ke facebook, giliran udah ada twitter, facebook ditinggalin begitu saja. *PukPuk
Anehnya, sekarang ini kebanyakan orang justru kembali ke facebook dan meninggalkan twitter. Kenapa jadi plin-pan gitu yak. Setelah ditelusuri, ternyata eh ternyata. Tau nggak kenapa? Ternyata seperti itu. Iya...seperti itu. *NgomongManjahAlaIncessSyahrini
Kalau menurutku, orang kembali ke facebook lagi karena bosan dengan rutinitas sehari-harinya. Kok bisa? How? How? Jadi gini, ketika rasa bosan melanda dan kita cenderung “lari” ke sosial media, maka yang terjadi adalah tanpa sadar kita share hal-hal yang sebenarnya nggak penting lewat facebook. Iya nggak? Coba perhatikan, sekarang kebanyakan facebook isinya Cuma share-share yang kadang sama sekali nggak penting. Itu karena apa? Karena banyak kuota dan nggak kepakai, akhirnya buat share-share nggak penting.
Tapi kalau diliat-liat, beberapa temen masih pakai twitter. Ya meski nggak banyak. Kira-kira 10% lah. Tentu mereka punya alasan tersendiri untuk masih mainan twitter. Ya kayak Aku gini.
Hmm...kira-kira apa alasan orang masih main twitter? Berikut penelitian sotoy ala Saya.
1.Nggak ingin orang lain tau apa yang dirasakan.
Berhubung twitter sudah “dilupakan”, jadi anak twitter bisa leluasa buat ngetwit sesuka hati. Betul begitu?
2.Lebih nyaman karena “sepi”.
Twitter sekarang ini memang sepi. Nggak banyak orang saling balas tweet kayak dulu. Jadi ada kalanya kita nulis-nulis pendek tanpa orang lain ikutan komen. Kadang kita emang butuh privacy. *Uhuk....
3.Tipe orang yang nggak suka pamer.
Hahaha....kalau yang ini kayaknya berlebihan. Tapi ada benarnya juga sih. Mana ada orang yang pamer kemana trus diposting di twitter? Kecuali share lho. Kalau pure posting lewat twitter jarang kan? Soalnya nggak bakalan ada yang tau.
4.Setia.
Apa hubungannya anak twitter sama setia coba? Ya ada. Buktinya mereka nggak semudah itu ninggalin twitter demi sosmed lain yang lebih menarik. Aku pribadi sih, bersyukur twitter masih ada. Entah apa jadinya kalau twitter tiba-tiba dihilangkan. *OhNoooo
5.Punya bakat jadi penulis.
Nggak tau bener apa enggak sih. Kalau Aku liat penulis seperti Raditya Dika dan Alitt Susanto (Mereka penulis favorit ku) masih suka ngetweet yang bijak. Dari tweet mereka bisa disimpulkan bahwa, seorang yang punya bakat nulis biasanya nggak bisa membendung apa aja yang ada dipikirannya. Mereka cenderung mengungkapkannya lewat tulisan meski hanya tweet.
Sayangnya, banyak yang masih beranggapan bahwa orang yang sampai sekarang masih suka ngetweet adalah orang-orang yang kesepian didunia nyata. No!!! Bedakan orang kesepian sama orang yang punya uneg-uneg buat disampaikan ya.
6.Nggak ada sosmed lain selain twitter.
Duh...yang ini kok kasian banget. Sosmed nya Cuma twitter doang. Tapi nggak papa sih, asal kamu follow akun-akun yang informatif, kamu nggak bakalan ketinggalan berita yang lagi hitz kok. Lagi pula, Aku pribadi juga nggak terlalu banyak sosmed sih. Yang paling menarik Cuma Instagram sama Twitter. Kalau kamu apa aja sosmednya?

Kira-kira apalagi alasan orang-orang masih demen banget main twitter? Tambahin sendiri ya? 

Selasa, 22 Agustus 2017

Bukan Salah Jogja

Photo by @anantafitri

Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar Jogja? Murah. Yap, jawaban paling spontan. Jogja emang istimewa banget. Apa-apa serba murah. Ya pantesan aja kalau banyak orang yang lebih memilih melanjutkan kuliah di Jogja. Sebenarnya nggak pas kuliah aja ding, bahkan banyak yang sudah memulai melanjutkan pendidikan ke Kota pelajar itu. Yap, dulu emang jogja terkenal banget ama yang namanya kota pelajar.
Pesona Jogja juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Mega, seorang gadis asal Solo yang memutuskan untuk merantau ke Jogja. Apa yang membuatnya jatuh cinta sama jogja? Banyak banget. Salah satunya karena biaya hidup yang murah. Ya, itu memang selalu menjadi alasan anak mudah yang ingin melanjutkan kuliah di Jogja. Mega memang tak punya banyak teman, hal ini karena sejak kecil hidupnya selalu berpindah-pindah karena mengikuti Dinas Ayahnya. Tapi, ini tak membuatnya jadi anak yang susah bergaul. Mega tak pernah pilh-pilih dalam berteman.
Saat tinggal di Jogja, temannya-temannnya banyak yang berasal dari luar kota. Justru ini sangat asyik karena ia bisa mengenal berbagai karakter banyak orang. Keinginan Mega sebenarnya mudah, ia ingin punya sahabat dekat seperti anak gadis pada umumnya. Berhubung ia selalu pindah-pindah mengikuti dinas ayahny, maka ia tak pernah dekat dengan seorang teman. Sampai pada akhirnya, ia berteman baik dengan seorang mahasiswi asal Lampung bernama Nadia.
Keduanya memang terlihat akrab saat pendaftaaran mahasiswa baru. Tak hanya waktu itu saja, tenyata kedekatan mereka berlangsung cukup lama. Rupanya keinginan Mega terpenuhi, ia sekarang memiliki tema baik yang selalu ada saat suka maupun duka.
Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa Mega sudah memasuki semester akhir. Hal tersebut merupakan waktu yang sangat sibuk bagi Mahasiswa. Mega dan Nadia pun juga disibukkan dengan skripsi. Meski bergitu keduanya tetap menyempatkan hangout bareng.
Namun, hangout sore itu memang berbeda dari biasanya. Nadia terlihat tak seceria biasanya. Rupanya ada dua orang gadis dari sudut cafe sedang menatapnya. Nadia merasa tak nyaman dan kehilangan mood. Rupanya mereka adalah kawan lama Nadia. Yap, Clara dan Vanya adalah teman SMA Nadia yang juga melanjutkankan kuliah di Jogja. Lalu, mengapa keduanya memancarkan tatapan sadis ke Nadia?
Ternyata Nadia merupakan pecinta sesama jenis. Sementara itu, Clara dan Vanya merupakan teman satu genk waktu SMA yang juga pecinta sesama jenis. Mereka manatap Nadia dengan pandangan kebencian yang seolah tak “berbagi”karena mendapatkan mangsa baru. Mega yang waktu itu hanya memutuskan berteman tanpa tau lebih dalam tentang Nadia pun akhirnya terkejut. Nadia akhirnya mengakui kalau dirinya memang pecinta sesama jenis. Tapi bukan berarti Nadia jatuh cinta pada Mega. Ia hanya merasa kalau Mega merupakan teman yang mau menerima apa adanya.
Lain lagi dengan Teman SMA nya, Clara dan Vanya, Mereka justru semakin membenci Nadia karena telah menganggapnya lupa teman. Mendengar cerita itu, Mega pun akhirnya memutuskan untuk menjauh. Bukan. Ini bukan karena ia tidak mau berteman dengan Pecinta sesama jenis. Hal ini karena Mega tidak ingin dianggap telah “merebut” Nadia dari Clara dan Vanya. Tapi, rupanya terjadi kesalahpahaman. Kala itu, Nadia marah besar. Ia tidak mau lagi membalas pesan singkat dari Mega. Semua akun sosmednya telah di block.
Kalau sudah seperti ini, bagaimana mau menyelesaikan masalah? Kadang orang selalu saja begitu. Sedang bermasalah dengan orang lain tapi enggah untuk menyelesaikan. Akhirnya main “kabur” gitu aja.  Bukankah ini terlalu kekanak-kanakan? Jika sudah begini, akhirnya pertemanan yang sudah terjalin cukup lama hanya sia-sia saja.
Sore itu cuaca sangat cerah. Suasana seperti inilah yang membuat Jogja terasa lebih nyaman. Mega pun langsung bergegas mengambil tas kesayangan dan keluar kamar kost untuk jalan-jalan. Meski sendiri, tapi sudah biasa. Dalam hatinya sangat menyayangkan singkatnya pertemanan dengan Nadia. Dan yang lebih disayangkan adalah petemanan yang berakhir dengan kesalahpahaman.
Selama tinggal di Jogja, banyak pelajaran yang didapat oleh Mega. Meski ini pertama kalinya ia memiliki teman baik dalam jangka waktu yang cukup lama, tapi sayangnya harus berakhir dengan kesalahpahaman. Bahkan tidak hanya dengan Nadia, ia bahkan punya banyak teman baik yang hanya berakhir dengan kesalahpahaman. Andai saja mereka bisa lebih menjelaskan kesalahpahaman, pastinya Mega masih punya teman baik yang ia dapatkan di Kota pelajar itu.
Hal yang paling menyakitkan dalam berteman adalah kesalahpahaman yang dibiarkan begitu saja. Mega merupakan tipe orang yang sama sekali tidak pilih-pilih teman. Asal mereka bersikap baik, maka Mega juga akan bersikap lebih baik. Karena ia sangat ingin punya teman. Tapi yang terjadi justru miris, semuanya berakhir karena kesalahpahaman.
Meski sebenarnya Mega tidak masalah jika harus berteman dengan Nadia yang merupakan pecinta sesama jenis. Hanya saja, ia merasa tidak enak karena kedua temannya merasa dilupakan. Sayangnya, kesalahpahaman pun terjadi. Hingga Nadia menyebutnya tak tulus dalam berteman.
Bukan hidup namanya kalau tidak punya masalah. Begitulah yang dirasakan Mega, Meski ia menyukai kehidupan di Jogja. Tapi hal hal buruk pun juga menyertainya. Meski begitu, ia tetap bersikap dewasa. Bukan salah Jogja, tetapi karena kesalahpahaman yang sering terjadi di Kota itu sehingga membuatnya merasa tertekan. Terima Kasih Jogja, untuk segalanya. Hal baik, buruk  hingga menyakitkan telah dialaminya selama di Jogja. Tapi baginya, ini hanya sekedar proses pendewasaan dengan cara yang berbeda. Jogja tetap dihati, tapi tidak untuk kenangannya.

#Cerpen #Fiksi #ByMissAnt

~MissAnt~


Minggu, 20 Agustus 2017

6 Tips Agar Selalu Bahagia


Siapa sih yang nggak kepingin hepi-hepi tiap hari? Tapi hepi-hepi yang dimaksud disini bukan buang-buang duit lho ya. Gila aja. Duit kok dibuang, buat beli apa gitu kek. Buat jajan-jajan gitu lah. *SerahLuDehTa
Bahagia itu sederhana saja kok. Yang bikin susah ya gengsinya. Liat aja, banyak orang yang sebenarnya biasa-biasa aja dan pingin terlihat “WAH”, akhirnya nyesek sendiri karena tidak seperti apa yang diharapkan. Sekarang gini deh, Kalian lebih suka orang lain ngeliat kalian bahagia meski sebenarnya nyesek atau hati senang meski tak banyak orang yang tau? Ayok pilih mana?
Sayangnya lebih banyak orang yang memilih dipandang bahagia oleh orang lain meski dia sendiri nyesek. *KasianYa
Kalau Aku sih, lebih suka hati senang dan riang tanpa harus diakui banyak orang. Karna bahagia Cuma kita sendiri yang ngrasain, bukan orang lain yang menilai. Sebenarnya bahagia itu mudah banget didapetin kok. Mungkin saking sepelenya, orang-orang sering mengabaikan.
Nah....kira-kira apa aja hal sepele yang bikin hepi?
1.Nonton Film Komedi.
Meski banyak yang males nonton film komedi karena dianggap garing,  Nyatanya ini ampuh bikin hidup lebih hepi lho. Tapi tergantung selera humor sih. Kalau nggak punya selera humor ya bakalan bete. Jadi, bersyukurlah kalian yang punya selera humor tinggi kayak Aku. *Tos
2.Kurangi mainan sosmed.
Zaman sekarang mah rasanya hambar kalau nggak mainan sosmed. Tapi kalau nggak sosmed-an juga bakalan kudet. Hmm...trus gimana? Biar makin hepi dan nggak kudet, sebaiknya kurangi “ngepo” in sosmed yang content nya udah nggak menarik.
3.Skip atau Block Akun Menyebalkan.
Yang bikin males buka sosmed adalah akun haters yang nyebelin banget. Kalian pasti temenan sama akun yang isinya ngompor-ngomporin. Apalagi kalau temen sendiri. Yah...tega nggak tega musti skip aja. Bahkan kalau udah menganggu banget boleh di block juga (Bukannya ngompor-ngomporin). Mainan sosmed kan buat seneng-seneng, kalau ada yang “mengganggu” ya block aja. Ye kan.
4.Nulis di Blog.
Segala unek-unek yang ada di hati akan berkurang saat kita menulisnya. Setelah menuliskannya, suasana hati jadi lebih plong. Apalagi kalau kamu punya blog, mayan tuh buat ngembangin bakat nulis kamu. Asyik kan?
5.Jalan-jalan.
Percaya nggak kalau sekedar jalan-jalan bisa bikin hepi? Cobain deh. Nggak perlu keluar duit banyak (Asal jangan jalan-jalan ke mall aja). Yang namanya jalan-jalan itu ya ke alam bebas. Apalagi pakai motor, tambah asyik tuh.
6.Olahraga.
Kalau kamu merasa kurangt hepi. Coba deh, lalukan olahraga secara rutin. Efeknya ngena banget. Awalnya sih, males-malesan. Tapi lama kelamaan bisa bikin badan lebih segar dan pastinya lebih hepi. Olahraga teratur juga bakal bikin kamu awet muda lho. Nggak percaya?
Dan tambahin sendiri ya, apa saja hal sepele yang sebenarnya bisa bikin hepi. Kebahagiaan itu kita yang ciptakan dan rasakan. Bukan atas pandangan orang lain.


~MissAnt~

Popular Posts