Jumat, 23 Juni 2017

Tunjangan atau Tunangan Hari Raya?

"THR belum turun nih"

"Ho oh...jadi kaga bisa belanja"

"Pinginnya dapet tunangan aja deh, Tunjangan sepertinya ngga dapet"


Boro-boro dapet THR, lebaran megang duit aja udah bahagia banget. Kalu buat orang yang punya pekerjaan tetap mah, pasti ngarepin ama yang namanya THR. Yekan...

Kalau ada yang nggak ngarepin, mending kasihin Aku aja. Dengan senang hati mau menerimanya kok. Tapi THR nggak melulu harus tunjangan hari raya, ada juga yang lebih spesial. Khususnya buat para single nih, apalagi kalau bukan TUNANGAN. Aseeek....


Moment lebaran kadang emang seringkali ditodong dengan pertanyaan "kapan". Belom juga lebaran, tapi udah kepikiran pertanyaan "wajib" yang terlontar dari orang-orang yang jarang bertemu. Huft.....enak ya? Tanya kayak gitu. Sesekali Aku juga mau donk, nanya kayak gitu. Pingin liat, seperti apa mimik mukanya ketika ditanya kayak gitu.

Daripada nanya kapan-kapan terus. Mendingan ngasih tunangan aja deh. Meski tunjangan juga penting, tapi adanya tunangan dihari raya juga penting, paling nggak ya mengurangi pertanyaan "kapan kawin".

Eh tapi jangan seneng dulu, karna tunangan belum tentu bisa naik ke pelaminan lho.

*DuhGawat..

Sekarang gini, menurut penelitian ( kesoktauan), pacaran lama aja belum tentu jodoh. Bisa jadi cuma jagain jodoh orang. Tapi ini tergantung komitmennya juga. Karna beberapa laki-laki masih takut berkomitmen, dan inilah yang bikin hubungan suka gitu-gitu aja dan ngga (bakal) melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Ketika hati udah merasa "klik", mending jangan berlama-lama deh. Temui orang tuanya dan katakan kamu serius ingin menjadikannya pendamping hidup. #Aseeekk..

Jadi, tunangan saja belum pasti. Tapi setidaknya ada jalan untuk menuju "kesana", ASAL keduanya punya komitmen yang kuat dan saling percaya.

#MissAnt

Kamis, 22 Juni 2017

Yang Pernah (ada) Dihati

Masih pantas nggak kalau ngomongin cinta diusia yang sudah tidak ABG. Ya memang akan terkesan sedikit lebay sih, tapi apa boleh buat. Bukankah lebay itu nggak kenal umur. Apalagi kalau kaitannya dengan hati. Perasaan labil tak hanya dirasakan bagi mereka yang baru pertama kali mengenal yang namanya cinta. Karna ada rasa yang lebih menarik setelah mengalami masa-masa labil. Meski orang yang dititipi hati tidak peduli, bahkan tidak sedikitpun hatinya tersisa ruang.
Hati memang tak bisa dipaksa untuk memilih siapa. Jadi jangan heran jika merasa tersakiti karena pilhan seseorang. Karna orang yang seringkali kita pikirkan belum tentu hatinya menyisihkan ruangan kosong yang untuk menyediakan para pemuja rahasia. Biarpun ia tetap ada dalam lamunanmu, tapi ia tak pernah peduli. Yang ada hanyalah hati yang tercabik setiap harinya.

Seseorang yang sekilas tidak pernah terlintas dipikiran, bisa menjadi orang yang paling sering “nyamber” dalam lamunan. Lalu, rasa yang seperti ini disebut apa? Cinta? Pemuja rahasia? Hanya labil semata?. Mulut kadang tak bisa menjawab apa yang dirasakan hati. Jiwa hanyalah menjadi korban, yang salah adalah hati, karna ia yang mencoba masuk dikehidupan orang yang salah. 

Awalnya saling nge-LIKE, akhirnya....

Semenjak banyaknya social media memang memudahkan orang untuk punya banyak teman. Ya...PUNYA BANYAK TEMAN. Sosmed bisa jdi ajang nyari temen sebanyak-banyaknya. Sekarang ini modelnya beda. Beda gimana coba? Ya beda aja. Kalau si A temenan sama si B harus selalu nge-like postingan yang ada di sosmed. Kalau enggak ya, timbal balik gitu lah. Kalau kamu LIKE, aku juga bakalan LIKE. Semudah itu kah?
Siklus pertemanan semakin lama semakin mudah ditebak. Salah satunya, nggak bertahan lama. Selagi udah nggak bersama, ya berarti udah berasa “nggak penting” lagi. Miris sih. Tapi apa boleh buat, kalau mereka menilai pertemanan hanya sebatas kenal dan saling melupakan, ya apa boleh buat. Nggak mungkin donk, kita memohon-mohon biar mereka tetep temenan sama kita.
Akhirnya semakin kita jarang LIKE, maka hubungan pertemanan semakin jauh. Sekarang lagi zaman begini, walaupun postingannya jelek, pokoknya harus tetep di LIKE. Dengan begitu pertemanan akan berlangsung di jagad dunia maya. Iya di jagad dunia maya doang. Nggak tau aslinya kayak gimana.
Kalau dipikir-pikir, sosmed emang asyik sih. Tapi nggak semua teman yang ditemukan disosmed bisa bertahan lama. Percaya deh, tar kalau udah bosen nge-LIKE postingan ujung-ujungnya juga lost contact, terus ilang entah kemana dan tergantikan sama temen sosmed yang baru. Siklusnya sudah bisa ditebak.

Nyari temen yang tulus emang nggak gampang. Begitu juga dengan mempertahankannya. Kalau kita niat mempertahankan teman sedangkan mereka enggak, ya sama saja. Yang perlu dilakukan adalah bertemanlah dengan siapa saja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya. Bisa saja pertemanan itu hanya waktu itu saja. Bisa saja pertemanan itu akan berlangsung selamanya. Who knows?

Sabtu, 17 Juni 2017

Still Available




“Sudah dipesan”
Apanya yang dipesan?orangnya? Bukan. Orangnya belum ada yang meminang kok (Eciee....jujur banget). Ini hanya soal memesan makanan. Tapi ada sedikit kaitannya dengan hati. Cieh....apa-apa dikaitkan dengan hati. Enggak sih, tapi lagi pas banget bahas pemilik hati. Seperti lagunya Armada Band yang selalu “ngena” banget sampai ke hati. Meskipun menurut orang lain biasa saja, tapi bagiku agak “mak jleb” aja. Misalnya saja yang judulnya, “pemilik hati”, “apa kabar sayang”, dan “asal kau bahagia”. Nah....itu paling ngena banget. Kadang emang suka muter lagu berulang-ulang kalau pas banget sama suasana hati. Ini pasti juga dilakukan banyak orang. Iya kan? Ngaku saja.
Oke baiklah, kenapa jadi bahas lagunya Armada? Balik lagi ke topik “sudah dipesan”. Pakai foto profil dengan tulisan “sudah dipesan” seringkali dinilai sudah ada yang punya. Nyatanya belum kok.
Jadi maksudnya begini,
Hati itu kadang ibarat tempat makan, siapa yang memesan duluan, pasti akan mendapatkan apa yang ia mau, dengan catatan, memesan tempat makan yang nyaman juga susah, apalagi kalau tempatnya ramai, menarik dan banyak yang menginginkan tempat itu.  Memiliki apa yang kita mau harus dengan pengorbanan, nggak bisa instan begitu saja. Karena segala hal yang instan juga bisa hilang dengan mudah.
Misalnya, saat kita mendapatkan apa yang kita mau dengan “merebut” tempat orang, kita juga akan diusir balik oleh security ditempat tersebut karena telah merebut apa yang bukan milik kita. Beda kalau kita memperjuangkan tempat tersebut dan memilih sendiri, hasilnya pasti lebih lega dan nyaman saat berada ditempat tersebut.
Berjuang untuk “memilih tempat” tak hanya berlaku pada pekerjaan yang kita inginkan, bisa juga berkaitan dengan hati lho (Cieh hati lagi hati lagi ). Ketika seseorang sedang memperjuangkan orang yang mereka sayangi, jangan terlalu lama dibiarkan. Ibaratnya, kalau udah “sreg” banget sama tempat itu, segera datangi saja. Pesan terlebih dahulu, sebelum ada orang lain yang mengambilnya. Yakin deh, kalau kita udah memesan tempat terlebih dahulu, maka orang lain juga akan mundur.
Hahahahaha.....begitu lah pokoknya. 


~MissANT~

Senin, 12 Juni 2017

Tak segampang itu....

Tidak semua yang dilontarkan orang lain bisa dengan mudah kita terima. Ya, memang lebih mudah “menyuruh” daripada harus bertindak sebagai pelaku. Bisa saja ia berkata padamu, “kenapa nggak kesana saja? Kenapa nggak mencoba kayak dia” kenapa dan kenapa?”. Andai saja bisa tukar posisi, belum tentu mereka bisa sekuat kita. Sesabar kita. Karna tak segampang itu. . . .

Disatu sisi, kita tak bisa memilih mau bernasib seperti apa? Kalau boleh memilih, sepertinya banyak orang yang lebih milih banyak uang tanpa harus repot-repot banting tulang buat dapetin uang. Orang tak perlu repot lagi berfikir kreatif bagaimana supaya karyanya terjual dan lebih cepat menghasilkan uang. Nyatanya, tak segampang itu. . . .

Mencari seorang teman yang bisa “ngertiin banget” itu nggak mudah. Adakalanya mereka justru khawatir dengan apa yang akan membuat kita maju. Adakalanya kita nggak harus “terlalu” percaya sama temen. Jangan terlalu banyak mencurahkan apa yang kita mau sama temen, walaupun beberapa ada yang mendukung, namun sebagian juga ada yang justru menjegal. Tidak semua orang bisa “mengerti” apa yang kita mau. Emang sih, tak segampang itu. . . .

Orang bisa saja dengan mudah berkata, “Mereka bisa berada di tempat itu, kenapa kamu tidak bisa?”. Menjawab pertanyaan seperti ini tidaklah sulit, hanya saja utuh waktu untuk menata hati. Karna hati yang sedang kacau tak mampu menjawab dengan baik. Sekilas sih, merupakan pertanyaan paling simple, tapi jawabannya butuh kesabaran supaya tidak emosi dan tak segampang itu. . . .


Jangan remehkan seseorang dengan pertanyaan yang seolah menyamakan dengan orang lain. Karna setiap orang sudah dianugerahi kemampuan yang berbeda-beda. Untuk itu jangan beri mereka pertanyaan yang menyudutkan, karna menjawabnya tak semudah itu....


~MissANT~

Popular Posts