Jumat, 17 Maret 2017

Perkara Pernikahan

Kapan nikah?
Pertanyaan yang udah umum banget…
Pertanyaan yang terkadang membuat mood mendadak hancur. Kenapa orang-orang kadang dengan mudah bertanya “Kapan nikah” tanpa memikirkan perasaan orang yang ditanya. Terkadang memang sedikit aneh. Pertanyaan seperti itu bisa merusak silaturahmi. Eh tapi lain cerita jika yang ditanya “kapan nikah” adalah orang yang sudah punya calon dan sudah ada pemikiran untuk rencana kedepannya. Tapi akan menjadi lain jika pertanyaan tersebut ditanyakan pada orang yang masih sendiri atau single atau jomblo.
Bagi sebagian orang, pertanyaan tersebut tergolong pertanyaan yang amat sangat menyebalkan. Kenapa? Ya itu tadi. Orang bisa saja bertanya tanpa harus memikirkan perasaan yang ditanya. Hmm…memang rumit kalau sudah membicarakan pernikahan. Berasa bijak banget kalau ngomongin soal pernikahan. Nah…berhubung udah banyak banget yang nanya “kapan nikah”, secara otomatis aku jadi bertanya-tanya pada diri sendiri. Sebenarnya calon pendampingku seperti apa sih? Selain itu, aku juga jadi sotoy banget soal pernikahan.
Beberapa waktu sempet curcol sama salah seorang temen. Jadi kita ngobrol tentang pernikahan dan kita berlagak udah tau banget gimana masalah yang akan dihadapi dalam rumah tangga. Katanya menikah bukan soal saling mencintai saja. Tapi ada beberapa hal yang harus lebuh dipahami banget-banget sebelum memutuskan untuk menikah. Nikah bukan soal suka sama suka saja. Tapi juga bisa soal kedewasaan. Banyak orang yang sudah berumur, tapi mereka belum tentu dewasa. Karena banyaknya umur belum tentu bisa bersikap dewasa. Terkadang banyak orang yang sudah “rempong” ketika usia sudah semakin bertambah. Dan kebanyakan pertanyaan yang muncul adalah “kapan kamu nikah?” “Udah waktunya menikah lho?” *Sigh
Begini, jadi setiap orang pastinya akan hidup dalam rumah tangga. Suatu saat nanti pasti setiap orang akan berumah tangga. Tapi karena usia sudah matang dan belum juga terlihat akan mengakhiri masa lajang, kabanyakan orang justru akan lebih “rempong” mengurusi kita dengan terus menerus memunculkan pertanyaan “kapan nikah” Nah..hal inilah yang terkadang membuat kita semakin tertekan. Bukankah Tuhan akan memberikan yang terbaik buat kita? Kalau sekarang belum, jadi ya tinggal tunggu saja. Karena Tuhan tak pernah terburu-buru, juga tak pernah terlambat ketika memberikan sesuatu. Terkadang orang memang terlalu “ribet” mengurusi urusan kita sehingga mereka lupa dengan urusan pribadinya.
Buat kamu yang semakin bertambah usia tapi belum menemukan pasangan hidup, jangan khawatir dan jangan down dengan berbagai omongan orang yang menyinggung soal pernikahan. Karena pernikahan bukanlah soal saling cinta dan saling percaya saja, melainkan harus saling mendukung, saling mengingatkan agar dapat mengarungi “kapal” dengan jalan yang benar. Banyak orang menikah lantaran sudah merasa cocok dan saling memahami. Namun, saling mendukung dan tidak mudah goyah. Haseeekkk…kenapa mendadak jadi bijak gini sih?

Jangan Memikat jika tak berniat mengikat….

Caption dari salah satu temen di Instagram yang bikin baper abis. Walaupun sebenarnya biasa aja. Tapi kata-kata singkat seringnkal bikin pikira kemana-mana. Lagian siapa sih yang nggak kepingin ada ikatan yang serius. Kalau urusan jodoh memang hanya Tuhan yang tau. Tapi terkadang memang wajar jika kita menanti seseorang untuk “mengikat” kita. Secara udah waktunya hodup bersama, wajar jika mendambakan ikatan dari seseorang sangat penting.
Kapan kita ketemu….??
Sebelum meutuskan untuk pingin diiket, sebaiknya aku bertanya padamu dulu. “kapan kamu mau nemuin aku”. “Sekarang kamu lagi dimana sih”. Itu dia pertanyaannya. Aku kalau disuruh ngejawab juga belum tau. Pinginnya bisa dateng secepatnya. Sebenernya udah capek sama pertanyaan yang memojokkan, you know lah ya. Daripada banyak orang tanya seperti itu, mendingan “kamu” cepetan muncul dan mengikatku deh. Aku juga penasaran banget, seperti apa kamu? Tempat tinggalmu dimana? Trus warna kesukaanmu apa? Hmm…terus saja bertanya dalam hati.
Sejauh ini kadang aku lupa berapa usiaku. Selalu terlintas bahwa aku ini masih berumur 25 atau 26 an. Entah, rasanya aku masih saja berlagak seperti ABG, padahal udah ngga pantas banget. Tapi ngga papa lah, umur hanyalah sebuah angka. Dewasanya seseorang juga tidak bisa diukur dengan banyaknya umur. Banyak orang berumur yang masih kekanak-kanakan dan banyak anak kecil yang berlagak dewasa. Tapi jika banyak pertanyaan “kapan kawin”, tentu saja membuat down. Kenapa? Jawabannya panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang.
Yang paling penting sekarang ini adalah menemukan orang yang tepat. Orang yang tepat bukan berarti “muluk-muluk”. Kadang banyak orang yang berpendapat bahwa orang yang belum memiliki pasangan selalu memiiki kriteria ynag tinggi. Heran banget sama orang yang selalu beranggapan seperti itu. Tapi sudahlah, karakter manusia memang tidak sama. Tapi hidup akan terus berjalan. Jadi kalau banyak orang suka ngomong yang aneh-aneh tentangmu, biarin saja. Mereka bebas bicara apapun dan kamu juga bebas untuk tidak peduli.

Hidup itu Seperti Piramida Terbalik



Life is,,,,,,
Akan ada banyak kata untuk mengagambarkan tentang makna hidup. Setiap orang akan merasakan kehidupan yang berbeda-beda. Beberapa orang sangat mensyukurinya, dan sebagian orang juga ada yang mengeluhkan kehidupannya. 

Yang terlihat hidupnya enak saja masih menganggap kalau kehidupan orang lain lebih enak. Intinya hidup itu hanya sawang sinawang. Yang orang lain lihat enak belum tentu kita merasakan dengan enak juga. Pokoknya, syukuri aja deh. 

Enak nggak enak, suka nggak suka, ya syukuri saja. Karena itu semua sudah takdir dan dibalik takdir yang kita alami, pastinya Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang sangat indah.
Well…terkadang hidup itu seperti piramida terbalik. Bukan karena semakin kita diatas maka semakin sendiri, tapi semakin kita bertambah umur dan dewasa, terkadang kita merasa kehilangan banyak orang. 

Akhirnya kita hanya akan bersama orang-orang yang paling setia, yaitu keluarha dan seorang pendamping. Bahkan yang kamu anggap teman baik sekalipun, mereka juga tidak akan masuk dalam daftar piramida tersebut. Kecuali sahabat. 

Hanya saja sangat susah untuk mencari sahabat yang “beneran” sahabat. Yang paling masuk dalam daftar piramida terbalik hanyalah dua kalangan tersebut, keluarga inti dan suami atau si pendamping hidup.
Secara pribadi, aku tau makna piramida terbalik awalnya hanya iseng saja. Setelah aku pikir, ada benarnya juga. Semakin dewasa. Kita akan merasa sendiri dan akhirnya hanya ditemani oleh sang pendamping. 

Sebagai bonusnya, kamu juga akan tau siapa teman yang paling setia yang selalu mengingatmu. Karna yang kamu anggap teman terbaik sekarang ini belum tentu akan bertahan lama. 

Ini hanya sebagai renungan saja. Karena yang akan jelas-jelas selalu ada hanyalah sang pendamping dan keluarga. Tulisan ini bukannya mengajarkan untuk tidak menghargai seorang teman, namun hanya untuk sebagai renungan. Karna pada akhirnya, kita hanyalah “Piramida Terbalik”.
Setiap orang yang kita temui dan bersama kita setiap hari, pada akhirnya tidak akan bersama selamanya. Sedekat apapun kita dengan orang yang kita temui setiap hari, suatu saat akan saling melupakan satu sama lain, kecuali bagi mereka yang sangat menghargai apa arti pertemanan, mereka akan menjadi kenangan yang selalu diingat.

Bahkan masih saling menyapa hingga kapanpun. Jangan terlalu kecewa terhadap hal yang bernama perpisahan, karna setiap kali kita bertemu dengan seseorang, maka akan ada saatnya kita dijauhkan karena suatu hal.
Hargai semua yang ada bersama kita sekarang. Jangan berfikir bahwa mereka akan selalu ada selamanya, tapi hargai dan berbuat baiklah. Kita tak akan pernah tau, apakah mereka akan melupakan kita atau mengingat kita. Karena ada pertemuan pasti ada perpisahan. 

Nantinya kita akan bertemu dengan orang-orang baru lagi yang kemudian akan berpisah lagi. Begitulah hidup, tak ada yang abadi. Dan yang terlalu penting, jangan terlalu berharap lebih. Biasa saja saat ketemu orang baru. Karena hidup akan berjalan seperti itu.
#MissAnt

Selasa, 10 Januari 2017

Tempat Yang Seharusnya

 “Kenapa sih”

Ketika seseorang sudah merasa hampir putus asa, kata itulah yang paling sering muncul di Benak. Putus asa pastinya sering dialami semua orang. Apalagi mengeluh, kata ini pastinya muncul hampir setiap detik. Nggak perlu malu untuk mengeluh. Manusiawi kok. Tanpa sadar mungkin seseorang mengeluh, tapi kenyataannya memang nggak mau mengakui kalau sudah mengeluh. Well...kenapa jadi ngomogin soal mengeluh? Ada satu hal yang menyebabkan orang mengeluh, yaitu ketika membanding-bandingkan dengan orang lain. Saat kita masih begini dan orang lain sudah begitu maka timbul pemikiran yang memunculkan “kenapa sih”. Sebenarnya cukup simple sih. Kalau kita ngga mau “down”, lebih baik jangan membandingkan dengan orang yang sudah berbeda “chapter” sama kita. Usaha tiap orang memang berbeda. Aku nggak bisa membandingkan apa yang sudah kamu capai. Begitu juga dengan kamu yang tak berhak menilai apa yang aku lakukan dengan chapter yang baru saja aku tulis. Yang salah bukanlah kita yang terkesan “bersaing”, hanya saja kita berada di chapter yang berbeda. Untuk menjadi buku yang sempurna  tentunya harus memahami setiap chapter. Jadi jangan buru-buru masuk ke chapter berikutnya hanya karena mereka sudah berada di chapter yang hampir ending.


Terkadang kita merasa terjebak kedalam hal yang itu-itu saja. Ini mungkin karena sibuk membandingkan apa yang baru kita raih dan apa yang sudah lebih dulu orang lain dapatkan. Lebih tepatnya tentang “hoki”. Tiap orang punya waktu yang tepat untuk merasakan peruntungannya. Jika kamu merasa belum mendapatkannya, mungkin sebentar lagi. Jangan terlalu memaksa, karena apa yang mereka raih tidaklah sama dengan apa yang akan kita dapat. Kamu nggak perlu khawatir karena tidak akan memiliki hal yang sama dengan yang dimiliki seseorang. Percayalah...karena apa yang akan kamu dapat akan lebih menyenangkan hatimu. Peraaan senang bukan semata-mata dapat memiliki apa yang dimiliki orang lain dan apa yang bisa dilakukan orang lain. Hanya saja kita terlambat melakukannya, bukan berarti kalau kita kalah. Pasti ada waktunya masing-masing.


Adakalanya kamu harus memilih kehilangan teman yang ternyata bukan “teman” karna teman juga tidak selamanya teman. Ini bukan soal pilih-pilih teman. Orang yang trauma tentang pertemanan tentu lebih selektif karena tidak ingin mengalaminya lagi. Dalam artian begini, suati hari kamu kecewa dengan teman yang sudah kamu anggap teman. Lantas, bukan berarti semua teman juga akan mengecewakanmu. Tapi kamu harus lebih berhati-hati agar tidak lagi dikecawakan dengan yang namanya teman. Hidup memang sedikit rumit ketika menghadapai hal-hal yang sepele. Semua orang yang kamu kenal dengan baik bisa jadi akan menjadi orang asing dikemudian hari. Terkadang memang silut membedakannya, tapi waktu tak bisa bohong. Perlahan akan ketahuan mana yang akan selalu ada dan yang hanya singgah semata.


Kita ngga pernah tau, apakah apa yang kita lakukan sudah baik dimata orang atau terlalu buruk dan bahkan ada yang menyepelekan. Hal yang paling menyebalkan adalah ketika menemukan orang yang suka merendahkan dan menganggap remeh dengan apa yang kita lakukan. Tetapi itu hanyalah hal kecil yang akan menjatuhkanmu. So....tetep semangat ya!


Sabtu, 31 Desember 2016

Menuju 2017

Apa makna tahun baru???

Pingin jalan-jalan...
pingin liat kembang api...
pingin ini pingin itu...

Tak terasa tahun 2016 akan segera habis. Mungkin hanya tinggal hitunga jam saja. Kenapa waktu bgitu cepat? apa saja nyang sudah kulakukan di tahun 2016? apakah ada yang menarik dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya? Seperti kebanyakan orang, aku juga memikirkan hal ini. Walupun belum semuanya tercapai, tapi banyak pelajaran hidup di Tahun 2016 yang membuat aku lebih "mengerti" banyak hal. 

Ya,,,hidup memang tak selamanya mulus. Terkadang kita menganggapnya enak. Tapi tergantung cara menyikapinya juga. beberapa orang akan menganggap hidup ini lebih mudah dengan menghindari berbagai keluhan. Sebagian mereka berpikir bahwa mengeluh tidaklah berguna. Apalagi untuk jenis keluhan yang ringan seperti, "aku nggak punya uang, padahal pingin ini itu ini itu". 

Tak dipungkiri bahwa setiap manusia memang memiliki sikap yang selalu berkeluh kesah. Ini merupakan hal yang wajar karena sudah manusiawi. Mengeluh memang tidak ada larangannya, tapi terkadang orang terlalu lebay ketika mengeluh. Terlalu menganggap dirinya adalah manusia yang paling apes. Padahal mereka tidak menyadari, ada banyak orang yang lebih "kasian" dan menginginkan kehidupan yang kita miliki. Ternyata memang benar, hidup itu hanya sawang sinawang. Apa yang menurut kita terlihat enak, ternyata orang tak merasakan keindahan dalam hidupnya, begitu juga sebaliknya. 

Tanpa disadari, waktu memang bergerak sangat cepat. Khususnya Tahun 2016 ini. Bagiku, banyak hal yang belum tercapai di Tahun 2016, salah satunya adalah Nik_ _  *SinyalIlang. Terkadang aku juga keran, banyak teman yang jarang ketemu, setelah ketemu, hal pertama yang ditanyakan adalah, "Kapan nikah"? Hmm...kalau dipikir-pikir memang sidah waktunya nikah sih. Tapi mau gimana lagi jika Tuhan belum memberikan pendamping. Yah..sabar aja dulu. Tapi suka kesel kalau banyak yang nanya hal itu. Jadinya agak sewot....hihihihi...

Tapi banyak hal yang aku pelajari setiap tahunnya. Hidup memang harus berjalan walaupun kita kehilangan orang-orang yang dulu dekat dengan kita. Ada yang bilang begini, "semakin kita dewasa, maka semakin kita kehilangan teman, sampai pada akhirnya hanya yang "beneran" temanlah yang alan ada hingga kita menjadi tua". Nantinya kita hanya hanya akan dipertemukan dengan pendamping hidup yang bernama "jodoh" yang akan menemani kita sampai tua. Sebanyak apapun teman yang kita miliki, nantinya juga akan melupakan kita. Tapi teman sejati akan selalu ada sampai kita beranjak tua dan tidak saling melupakan.

Banyak hal yang harus dipelajari tentang hidup. Tentang orang-orang yang aku benci. Tentang orang-orang yang menyakitiku. Tentang orang-orang yang tulus. Tentang orang-orang yang hanya pura-pura. Semuanya adalah pelajaran paling berharga. Dulu aku selalu menganggap bahwa semua orang itu baik. Tapi nyataya anggapanku 100% salah. Dunia ini tak semua penghuninya baik. Aku harus cukup bijak dan bisa lebih cerdas dalam menilai orang yang baik dan orang yang pura-pura baik. Walaupun ini sulit. Setidaknya sudah belajar banyak hal. Bijak dalam kehidupan sehari-hari buian semata-mata memilih-milih teman. Tidak. Aku bukanlah tipe orang yang pilih-pilih teman. Selama mereka baik, aku akan bersikap lebih baik. Tapi jika mereka penghianat, maka selamanya aku tak sudi mengenalnya.

Hidup ini sebenarnya sederhana. Kamu hanya perlu berteman dengan orang-orang yang opantas dan menganggapmu sebagai teman. Cukup mudah bukan? tapi yang membuatnya segala sesuatunya menjadi buruk adalah ketulusan. beberapa orang tulus dan beberapa orang tidak. Bahkan yang menjadi pembeda juga sangat tipis dan tak semua orang mampu melihat. 

Terima Kasih Tuhan....untuk setiap tahun yang oenuh dengan pelajaran berharga. Walaupun aku tak punya banyak teman. Setidaknya aku punya Ibu yang menyayangiku dan adik semata wayang yang aku sayangi. Waupun aku tak pernah menunjukan rasa sayang dan perhatianku pada mereka. Tapi percayalah, Mereka segalanya bagiku. I Love Them So Much....


Bye...2016 and Welcome 2017.
I wish it will be better of All. 




Popular Posts