Jumat, 17 Maret 2017

Jangan Memikat jika tak berniat mengikat….

Caption dari salah satu temen di Instagram yang bikin baper abis. Walaupun sebenarnya biasa aja. Tapi kata-kata singkat seringnkal bikin pikira kemana-mana. Lagian siapa sih yang nggak kepingin ada ikatan yang serius. Kalau urusan jodoh memang hanya Tuhan yang tau. Tapi terkadang memang wajar jika kita menanti seseorang untuk “mengikat” kita. Secara udah waktunya hodup bersama, wajar jika mendambakan ikatan dari seseorang sangat penting.
Kapan kita ketemu….??
Sebelum meutuskan untuk pingin diiket, sebaiknya aku bertanya padamu dulu. “kapan kamu mau nemuin aku”. “Sekarang kamu lagi dimana sih”. Itu dia pertanyaannya. Aku kalau disuruh ngejawab juga belum tau. Pinginnya bisa dateng secepatnya. Sebenernya udah capek sama pertanyaan yang memojokkan, you know lah ya. Daripada banyak orang tanya seperti itu, mendingan “kamu” cepetan muncul dan mengikatku deh. Aku juga penasaran banget, seperti apa kamu? Tempat tinggalmu dimana? Trus warna kesukaanmu apa? Hmm…terus saja bertanya dalam hati.
Sejauh ini kadang aku lupa berapa usiaku. Selalu terlintas bahwa aku ini masih berumur 25 atau 26 an. Entah, rasanya aku masih saja berlagak seperti ABG, padahal udah ngga pantas banget. Tapi ngga papa lah, umur hanyalah sebuah angka. Dewasanya seseorang juga tidak bisa diukur dengan banyaknya umur. Banyak orang berumur yang masih kekanak-kanakan dan banyak anak kecil yang berlagak dewasa. Tapi jika banyak pertanyaan “kapan kawin”, tentu saja membuat down. Kenapa? Jawabannya panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang.
Yang paling penting sekarang ini adalah menemukan orang yang tepat. Orang yang tepat bukan berarti “muluk-muluk”. Kadang banyak orang yang berpendapat bahwa orang yang belum memiliki pasangan selalu memiiki kriteria ynag tinggi. Heran banget sama orang yang selalu beranggapan seperti itu. Tapi sudahlah, karakter manusia memang tidak sama. Tapi hidup akan terus berjalan. Jadi kalau banyak orang suka ngomong yang aneh-aneh tentangmu, biarin saja. Mereka bebas bicara apapun dan kamu juga bebas untuk tidak peduli.

Hidup itu Seperti Piramida Terbalik



Life is,,,,,,
Akan ada banyak kata untuk mengagambarkan tentang makna hidup. Setiap orang akan merasakan kehidupan yang berbeda-beda. Beberapa orang sangat mensyukurinya, dan sebagian orang juga ada yang mengeluhkan kehidupannya. 

Yang terlihat hidupnya enak saja masih menganggap kalau kehidupan orang lain lebih enak. Intinya hidup itu hanya sawang sinawang. Yang orang lain lihat enak belum tentu kita merasakan dengan enak juga. Pokoknya, syukuri aja deh. 

Enak nggak enak, suka nggak suka, ya syukuri saja. Karena itu semua sudah takdir dan dibalik takdir yang kita alami, pastinya Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang sangat indah.
Well…terkadang hidup itu seperti piramida terbalik. Bukan karena semakin kita diatas maka semakin sendiri, tapi semakin kita bertambah umur dan dewasa, terkadang kita merasa kehilangan banyak orang. 

Akhirnya kita hanya akan bersama orang-orang yang paling setia, yaitu keluarha dan seorang pendamping. Bahkan yang kamu anggap teman baik sekalipun, mereka juga tidak akan masuk dalam daftar piramida tersebut. Kecuali sahabat. 

Hanya saja sangat susah untuk mencari sahabat yang “beneran” sahabat. Yang paling masuk dalam daftar piramida terbalik hanyalah dua kalangan tersebut, keluarga inti dan suami atau si pendamping hidup.
Secara pribadi, aku tau makna piramida terbalik awalnya hanya iseng saja. Setelah aku pikir, ada benarnya juga. Semakin dewasa. Kita akan merasa sendiri dan akhirnya hanya ditemani oleh sang pendamping. 

Sebagai bonusnya, kamu juga akan tau siapa teman yang paling setia yang selalu mengingatmu. Karna yang kamu anggap teman terbaik sekarang ini belum tentu akan bertahan lama. 

Ini hanya sebagai renungan saja. Karena yang akan jelas-jelas selalu ada hanyalah sang pendamping dan keluarga. Tulisan ini bukannya mengajarkan untuk tidak menghargai seorang teman, namun hanya untuk sebagai renungan. Karna pada akhirnya, kita hanyalah “Piramida Terbalik”.
Setiap orang yang kita temui dan bersama kita setiap hari, pada akhirnya tidak akan bersama selamanya. Sedekat apapun kita dengan orang yang kita temui setiap hari, suatu saat akan saling melupakan satu sama lain, kecuali bagi mereka yang sangat menghargai apa arti pertemanan, mereka akan menjadi kenangan yang selalu diingat.

Bahkan masih saling menyapa hingga kapanpun. Jangan terlalu kecewa terhadap hal yang bernama perpisahan, karna setiap kali kita bertemu dengan seseorang, maka akan ada saatnya kita dijauhkan karena suatu hal.
Hargai semua yang ada bersama kita sekarang. Jangan berfikir bahwa mereka akan selalu ada selamanya, tapi hargai dan berbuat baiklah. Kita tak akan pernah tau, apakah mereka akan melupakan kita atau mengingat kita. Karena ada pertemuan pasti ada perpisahan. 

Nantinya kita akan bertemu dengan orang-orang baru lagi yang kemudian akan berpisah lagi. Begitulah hidup, tak ada yang abadi. Dan yang terlalu penting, jangan terlalu berharap lebih. Biasa saja saat ketemu orang baru. Karena hidup akan berjalan seperti itu.
#MissAnt

Selasa, 10 Januari 2017

Tempat Yang Seharusnya

 “Kenapa sih”

Ketika seseorang sudah merasa hampir putus asa, kata itulah yang paling sering muncul di Benak. Putus asa pastinya sering dialami semua orang. Apalagi mengeluh, kata ini pastinya muncul hampir setiap detik. Nggak perlu malu untuk mengeluh. Manusiawi kok. Tanpa sadar mungkin seseorang mengeluh, tapi kenyataannya memang nggak mau mengakui kalau sudah mengeluh. Well...kenapa jadi ngomogin soal mengeluh? Ada satu hal yang menyebabkan orang mengeluh, yaitu ketika membanding-bandingkan dengan orang lain. Saat kita masih begini dan orang lain sudah begitu maka timbul pemikiran yang memunculkan “kenapa sih”. Sebenarnya cukup simple sih. Kalau kita ngga mau “down”, lebih baik jangan membandingkan dengan orang yang sudah berbeda “chapter” sama kita. Usaha tiap orang memang berbeda. Aku nggak bisa membandingkan apa yang sudah kamu capai. Begitu juga dengan kamu yang tak berhak menilai apa yang aku lakukan dengan chapter yang baru saja aku tulis. Yang salah bukanlah kita yang terkesan “bersaing”, hanya saja kita berada di chapter yang berbeda. Untuk menjadi buku yang sempurna  tentunya harus memahami setiap chapter. Jadi jangan buru-buru masuk ke chapter berikutnya hanya karena mereka sudah berada di chapter yang hampir ending.


Terkadang kita merasa terjebak kedalam hal yang itu-itu saja. Ini mungkin karena sibuk membandingkan apa yang baru kita raih dan apa yang sudah lebih dulu orang lain dapatkan. Lebih tepatnya tentang “hoki”. Tiap orang punya waktu yang tepat untuk merasakan peruntungannya. Jika kamu merasa belum mendapatkannya, mungkin sebentar lagi. Jangan terlalu memaksa, karena apa yang mereka raih tidaklah sama dengan apa yang akan kita dapat. Kamu nggak perlu khawatir karena tidak akan memiliki hal yang sama dengan yang dimiliki seseorang. Percayalah...karena apa yang akan kamu dapat akan lebih menyenangkan hatimu. Peraaan senang bukan semata-mata dapat memiliki apa yang dimiliki orang lain dan apa yang bisa dilakukan orang lain. Hanya saja kita terlambat melakukannya, bukan berarti kalau kita kalah. Pasti ada waktunya masing-masing.


Adakalanya kamu harus memilih kehilangan teman yang ternyata bukan “teman” karna teman juga tidak selamanya teman. Ini bukan soal pilih-pilih teman. Orang yang trauma tentang pertemanan tentu lebih selektif karena tidak ingin mengalaminya lagi. Dalam artian begini, suati hari kamu kecewa dengan teman yang sudah kamu anggap teman. Lantas, bukan berarti semua teman juga akan mengecewakanmu. Tapi kamu harus lebih berhati-hati agar tidak lagi dikecawakan dengan yang namanya teman. Hidup memang sedikit rumit ketika menghadapai hal-hal yang sepele. Semua orang yang kamu kenal dengan baik bisa jadi akan menjadi orang asing dikemudian hari. Terkadang memang silut membedakannya, tapi waktu tak bisa bohong. Perlahan akan ketahuan mana yang akan selalu ada dan yang hanya singgah semata.


Kita ngga pernah tau, apakah apa yang kita lakukan sudah baik dimata orang atau terlalu buruk dan bahkan ada yang menyepelekan. Hal yang paling menyebalkan adalah ketika menemukan orang yang suka merendahkan dan menganggap remeh dengan apa yang kita lakukan. Tetapi itu hanyalah hal kecil yang akan menjatuhkanmu. So....tetep semangat ya!


Sabtu, 31 Desember 2016

Menuju 2017

Apa makna tahun baru???

Pingin jalan-jalan...
pingin liat kembang api...
pingin ini pingin itu...

Tak terasa tahun 2016 akan segera habis. Mungkin hanya tinggal hitunga jam saja. Kenapa waktu bgitu cepat? apa saja nyang sudah kulakukan di tahun 2016? apakah ada yang menarik dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya? Seperti kebanyakan orang, aku juga memikirkan hal ini. Walupun belum semuanya tercapai, tapi banyak pelajaran hidup di Tahun 2016 yang membuat aku lebih "mengerti" banyak hal. 

Ya,,,hidup memang tak selamanya mulus. Terkadang kita menganggapnya enak. Tapi tergantung cara menyikapinya juga. beberapa orang akan menganggap hidup ini lebih mudah dengan menghindari berbagai keluhan. Sebagian mereka berpikir bahwa mengeluh tidaklah berguna. Apalagi untuk jenis keluhan yang ringan seperti, "aku nggak punya uang, padahal pingin ini itu ini itu". 

Tak dipungkiri bahwa setiap manusia memang memiliki sikap yang selalu berkeluh kesah. Ini merupakan hal yang wajar karena sudah manusiawi. Mengeluh memang tidak ada larangannya, tapi terkadang orang terlalu lebay ketika mengeluh. Terlalu menganggap dirinya adalah manusia yang paling apes. Padahal mereka tidak menyadari, ada banyak orang yang lebih "kasian" dan menginginkan kehidupan yang kita miliki. Ternyata memang benar, hidup itu hanya sawang sinawang. Apa yang menurut kita terlihat enak, ternyata orang tak merasakan keindahan dalam hidupnya, begitu juga sebaliknya. 

Tanpa disadari, waktu memang bergerak sangat cepat. Khususnya Tahun 2016 ini. Bagiku, banyak hal yang belum tercapai di Tahun 2016, salah satunya adalah Nik_ _  *SinyalIlang. Terkadang aku juga keran, banyak teman yang jarang ketemu, setelah ketemu, hal pertama yang ditanyakan adalah, "Kapan nikah"? Hmm...kalau dipikir-pikir memang sidah waktunya nikah sih. Tapi mau gimana lagi jika Tuhan belum memberikan pendamping. Yah..sabar aja dulu. Tapi suka kesel kalau banyak yang nanya hal itu. Jadinya agak sewot....hihihihi...

Tapi banyak hal yang aku pelajari setiap tahunnya. Hidup memang harus berjalan walaupun kita kehilangan orang-orang yang dulu dekat dengan kita. Ada yang bilang begini, "semakin kita dewasa, maka semakin kita kehilangan teman, sampai pada akhirnya hanya yang "beneran" temanlah yang alan ada hingga kita menjadi tua". Nantinya kita hanya hanya akan dipertemukan dengan pendamping hidup yang bernama "jodoh" yang akan menemani kita sampai tua. Sebanyak apapun teman yang kita miliki, nantinya juga akan melupakan kita. Tapi teman sejati akan selalu ada sampai kita beranjak tua dan tidak saling melupakan.

Banyak hal yang harus dipelajari tentang hidup. Tentang orang-orang yang aku benci. Tentang orang-orang yang menyakitiku. Tentang orang-orang yang tulus. Tentang orang-orang yang hanya pura-pura. Semuanya adalah pelajaran paling berharga. Dulu aku selalu menganggap bahwa semua orang itu baik. Tapi nyataya anggapanku 100% salah. Dunia ini tak semua penghuninya baik. Aku harus cukup bijak dan bisa lebih cerdas dalam menilai orang yang baik dan orang yang pura-pura baik. Walaupun ini sulit. Setidaknya sudah belajar banyak hal. Bijak dalam kehidupan sehari-hari buian semata-mata memilih-milih teman. Tidak. Aku bukanlah tipe orang yang pilih-pilih teman. Selama mereka baik, aku akan bersikap lebih baik. Tapi jika mereka penghianat, maka selamanya aku tak sudi mengenalnya.

Hidup ini sebenarnya sederhana. Kamu hanya perlu berteman dengan orang-orang yang opantas dan menganggapmu sebagai teman. Cukup mudah bukan? tapi yang membuatnya segala sesuatunya menjadi buruk adalah ketulusan. beberapa orang tulus dan beberapa orang tidak. Bahkan yang menjadi pembeda juga sangat tipis dan tak semua orang mampu melihat. 

Terima Kasih Tuhan....untuk setiap tahun yang oenuh dengan pelajaran berharga. Walaupun aku tak punya banyak teman. Setidaknya aku punya Ibu yang menyayangiku dan adik semata wayang yang aku sayangi. Waupun aku tak pernah menunjukan rasa sayang dan perhatianku pada mereka. Tapi percayalah, Mereka segalanya bagiku. I Love Them So Much....


Bye...2016 and Welcome 2017.
I wish it will be better of All. 




Rabu, 21 Desember 2016

Surat Cinta Untuk Ibu

Ibu…
Sebutan sederhana yang kasihnya tak sesederhana panggilannya. Berjuta kata tak akan pernah mampu menggambarkan betapa besar kasih sayangmu. Sejak aku dikandung, aku sudah menjadi beban untukmu, ibu. Tapi engkau menganggap kehadiranku bukanlah beban, melainkan hadiah yang indah. Saat ibu melahirkanku, aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya. Namun, saat itulah Ibu sudah bertaruh nyawa demi membuatku bisa melihat dunai hingga sampai saat ini. Terima kasih saja tidak cukup untuk perjuangan ibu yang sangat besar.

Ibu….
Rasanya jutaan uang tak akan mampu membalas semua kasihmu. Rasanya waktu berjalan begitu cepat, dulu waktu aku naik tangga, aku masih digandeng ibu agar aku tidak terpeleset. Dan sekarang, aku yang menggandeng ibu karena khawatir ibu akan terpeleset. Ibu, langkahmu kini tak sekuat dulu. Rambutmu sudah tak sehitam dulu. Tapi ibu masih tetap cantik dan aku masih menjadi gadis kecilmu yang selalu ingin dibuatkan secangkir teh hangat pada pagi dan sore hari. Tak ada yang bisa mengalahkan rasa teh manis buatan ibu karena dibuat dengan tangan yang penuh kasih.

Ibu….
Dalam renunganku, aku terkadang merasa malu. Usia senjamu seharusnya tidak lagi mencari uang. Ibu sudah seharusnya merasakan hasil kerjaku dan melakukan hal-hal yang membuat ibu senang, bukan malah susah payah membanting tulang. Setiap anak pasti tak rela jika ibu yang berusia senja masih tetap bekerja, begitu juga denganku, Ibu. Keinginanku hanya sederhana, aku ingin mengajak makan ibu setiap habis gajian. Aku ingin membelikan apa saja keinginan ibu. Bagiku, melakukan hal-hal yang sederhana seperti itu sudah menjadi kebanggaan tersendiri buat aku. Tapi, hal ini rasanya tak cukup untuk kasihnya yang terlalu berlimpah untuk aku.

Ibu….
Bersabarlah sebentar saja ya. Walaupun aku terlihat angkuh, tapi percayalah, Aku hanya melakukan yang terbaik untuk membuatmu bahagia dan menjamin tak ada satu orangpun yang menyakitimu, ibu. Ibu, aku tak pernah lupa untuk selalu berdoa agar ibu selalu sehat dan panjang umur. Agar aku bisa memberikan apapun yang ingin aku berikan untuk ibu. Aku sedang berjuang untuk membuatmu bahagia. 

Ibu….
Walau rambutmu sudah mulai memutih, tapi engkau tetap cantik. Walaupun langkah kakimu sudah tak sekuat dahulu, tapi engkau masih selalu berjalan kokoh. Sabar dulu ya Bu, suatu saat nanti ibu akan menjadi ibu yang paling beruntung karena memiliki anak sekuat ibu, karena anak yang kuat tentunya terlahir dari ibu yang kuat.

Kasih sayang ibu tak hanya sebatas, ”aku sayang kamu nak”. Tapi ada banyak cara ibu dalam memberikan kasih sayang kepada anaknya, antara lain, “Ati-ati di jalan ya, Nak” , “Sudah makan belum, Nak” dan masih banyak lagi. Kasih ibu tak pernah terlihat, namun akan selalu ada setiap saat.

*****



Popular Posts