Selasa, 23 April 2019

5 Alasan Mengapa Harus Ikut Event Young On Top



Siapa di sini yang suka ikut seminar? Wah….sama. Aku juga. Tapi kalau ikut Event Young on Top ini baru sekali lho. Berhubung baru pertama kali, jadi hukumnya wajib buat berbagi cerita. Oke deh, mungkin bagi para YOTers lain sudah sangat sering ikut acara ini, tapi bagiku masih baru banget dan harus aku ceritakan pada seluruh jagad raya. *KokLebay *YaEmang

Tapi sebelum aku cerita panjang lebar, kalian tentunya udah tahu donk, apa itu Young On Top? Oke sini aku jelasin. Young On Top (YOT) merupakan Komunitas anak  udah terbesar yang ada di Indonesia. Dan pada hari Sabtu 06 April 2019 lalu, YOT mengadakan event terbesar tahunan yang sekaligus menjadi tahun yang ke sepuluh dalam menginspirasi generasi muda. Dalam acara tersebut, aku pertama kalinya ikut. Waaaaaaawww………*JogedJoged. Acara tersebut diadakan di Balai Kartini Jakarta.

Saat menunggu pintu masuk dibuka



Sambutan dari pak Billy 



Acara yang mengusung tema #MenyatukanINDONESIA tersebut diadakan di Balai Kartini dengan dihadiri 4000an anak mudah Indonesia yang berasal dari mana saja. Mengapa aku tahu ada 4000an? Karena sudah disebutkan dan aku liat sendiri bagaimana keramaiannya. Mwahahahahaha…..

Berhubung ini perngalaman pertama, jadi aku mau share apa saja yang aku dapatkan. Bisa dibilang aku telat banget ikut acara begini, mengapa begitu ? Karena kebanyakan yang hadir adalah mahasiswa, jadi saya berasa tua. Hahahahaaa…*SadarDiriAkumah. Eh tapi kan hadir di acara tersebut nggak pandang usia, ras, suku dan lainnya, namanya juga #MenyatukanINDONESIA, jadi ya siapa saja boleh datang.

Buat kalian para anak muda yang belum pernah ikut acara ini, sebaiknya persiapkan mulai dari sekarang. Oiya, yang bikin aku tertarik ikut acara ini adalah pembicaranya yang keren-keren, seperti Najwa Shihab, Wisnu Utama, Agung Hapsah, Chelsea Islan, CEO IDN Times, Founder YOT, Billy Boen dan masih banyak lagi.






Ada buanyak sekali manfaat yang kamu dapatkan saat mengikuti acara ini, penasaran kayak apa?

1. Dapet teman baru.

Untuk ikut acara besar, seringkali teman yang kita ajak tidak mau. Hal itu seringkali membuat kita membatalkan acara lantaran tidak ada temannya. Dari pengalamanku kemarin ikut ini, aku dapet ngobrol sama banyak orang. Nggak percaya ya? Yaudah nggak papa karena aku dateng ke sini bukan untuk meyakinkan seseorang tapi untuk meyakinkan diri sendiri kalau ikut YOT banyak nilai positifnya. Salah satunya ngobrol sama orang yang pola pikirntya keren banget. Begitulah seharusnya anak muda, bukan saling menjatuhkan tetapi untuk saling mendukung.

2. Mengubah pola pikir.

Siapa bilang pergi ke seminar-seminar tidak ada efeknya sama sekali. Hello pliss….buka mata buka hati dan buka telinga. Dengan ikut seminar akan mempengaruhi pola pikirnya, meski tidak langsung tapi mampu memberikan pola pikir yang lebih baik lagi, apalagi dengan hadrinya Narasumber yang penuh inspirasi, tentu akan membuka pola pikir seseorang kalau hidup tidak seharusnya dilihat dari satu “kacamata” saja.

3. Dapet inspirasi baru.

Nggak ada yang sia-sia saat mengikuti suatu acara. Pasti aka nada hal yang membuat kita terinspirasi. Dari awal muncul di  Instagram, aku udah pingin banget ikut sampai akhirnya beli tiket di bulan Januari, padahal acaranya April. Demi apa? Karena aku yakin bakalan dapet “sesuatu” dari acara ini. Ternyata benar, lingkungan sekitar sangat mempengaruhi pola pikir kita.Tapi kalau kamu menginginkan perubahan dalam hidupmu, maka biasakanlah berada di antara orang-orang yang optimis dan nggak terlalu banyak drama.

4. Pengalaman baru.

Bjuat yang baru pertama kali datang ke acara ini, tentu ini menambah pengalaman. Apalagi pas ikut acara ini kamu bakalan dapet sertifikat. Itung-itung menambah pengalama barulah, apalagi buat anak muda yang sedang semangat-semangatnya dalam mencari pengalaman.

5. Cocok buat anak muda masa kini.

Kamu ngaku anak muda tapi males ikut acara-acara beginian? PAYAH. Percaya deh, sekali datang kamu bakalan ketagihan. Sayang banget kalau nggak ikutan. Di sini banyak anak mudah yang pemikirannya sangat luar biasa. Nggak percaya? Ajak aja ngobrol.

Kemarin pas datang ke event ini, pinginnya bisa foto bareng sama Mbak Najwa Shihab. Secara dia kata-katanya bagus banget, mampu bikin kita mikir, “Hmm….iya juga ya”. Tapi sayang banget, dari semua Narasumbernya nggak ada satupun yang bisa diajak foto. Tapi pas giliran pak Wisnutama, yang maju dan mengajukan pertanyaan bisa selfie bareng. KOK ENAK. *NyesekDah

Oiya, di event ini aku juga beli buku barunya Pak Billy. Cover depan tulisannya “Y” dan ternyata bacanya “WHY”. Selain itu aku juga ketemu langsung sama pak Billy sekalian minta tanda tangan pada buku itu. Tak hanya memberikan tanda tangan, pak Billy juga nulis kayak gini,





Kesan pertama ketemu pak Billy, so humble banget. Tidak hanya asyik di sosial media (Aku follow akun sosmednya pak Billy di Twitter dan IG), tapi juga humble di dunia nyata. Bener-bener sesuai apa yang beliau tulis di buku “Y”, yaitu “tujuan hidupnya adalah untuk lebih banyak berbagi”.

Buat yang belum beli, segeralah beli karena udah ada di gramedia. Yang belum baca silahkan baca karena cocok buat anak muda yang belum tahu apa tujuan hidupnya. So, find your WHY.



Kali aja di sini ada YOTers yang baca (Kok Kepedean…) dan mau nambahin alasan lain bisa langsung tambahin aja ke kolom komentar yak, karna berbagi tak akan pernah rugi. #SeeYouOnTop


~MissAnt~


Senin, 22 April 2019

Nyobain MRT Jakarta, Yuk!




Kayaknya udah telat banget nulis tentang ini. Tapi gimana lagi donk? Kemarin-kemarin masih sibuk banget. Eh enggak ding, sebenarnya ada waktu hanya saja belum sempet. Yaaa....sama aja.

Oke deh, kali ini aku mau cerita soal pengalaman naik MRT Jakarta yang udah heboh banget pas pertama kali diresmikan. Sebenarnya pas naik MRT udah share ke sosmed sih, tapi sekedar pamer doang kalau udah naik MRT. Hahaha......Kok jujur buanget yak.

Kalau menurutku setelah nyobain MRT, ini merupakan solusi macet buat warga Jakarta. Soalnya kalau dari Blok M ke Bundaran HI saja hanya memakan waktu 15 menit dan di dalam dingin banget. Meski penuh tapi tetep nyaman kok. Itu kalau menurutku sih, nggak tau kalau menurut warga Jakarta.

Awalnya, aku naik MRT dari Stasiun Blok M, berhubung nggak  ada E-money (Sebenarnya ada tapi nggak ada isinya),  jadi aku harus ngantri puanjang banget buat beli Kartu Single Trip. Karti ini nantinya dikembalikan setelah sampai tempat tujuan. Bentuknya kayak gini nih,





Harga kartu Single Trip ini dari Blok M – Bundaran HI kemarin Rp.19.000, tapi pas mengembalikan kartu uangnya dibalikin Rp.15.000. Tapi harganya berbeda jika dibandingkan dengan rute lainnya. Selama perjalanan nyaman banget sih, adem jugak. Dan yang ping penting, waktunya jadi cepet. Bayangin aja, Cuma 15 menit dari Blok M ke Bundaran HI. Kalau naik transportasi umum mana bisa secepat itu? Eh bisa ding, naik jet pribadi. ^_*

Kemarin pas naik MRT, aku sempetin buat mengabadikan apa yang ada di dalam. Meski terkesan norak, tapi kan mayan buat dokumentasi. Jadi blogger harus siap nahan malu kalau mau mendokumentasikan. Ada yang penasaran seperti apa nggak? Kalau udah nggak sabar, nih...aku tunjukin foto-foto berikut.














Keuntungan naik MRT

-Lebih cepat

-Nyaman di dalam

-Dingin

Kekurangan pakai MRT

-Antri panjang pas ngembaliin tiket. (Memakan waktu lebih lama dari naik MRT Blok M – HI)

-Kasirnya Cuma 1 padahal ruangannya besar.

-Mending pakai E-Money.

Aku naik MRT ini tanggal 7 April 2019, waktu itu pas Refund uantrinya puanjang buanget. Dan pas aku liat di ruang kasir, ternyata hanya ada 1 doang, padahal ruangannyan cukup besar, ya sayang aja kalau nggak dimanfaatkan. Atau mungkin belum kali ya. Semoga aja ada penambahan kasir supaya antrinya tidak terlalu banyak. Ya memang sih, naiknya Cuma 15 menit, tapi kalau antri Refund sampai 1 jam lebih kan ya sama aja.

Kalau saran dari aku sih, mending pakai E-money aja agar lebih efektif. Kalau aku tau bakalan ngantri banyak juga mending ngisi E-Money, lebih praktis dan tanpa antri.

Semoga saja sekarang sudah lebih bagus dan tidak banyak yang antri, kan jadi buang-buang waktu juga kalau harus antri, apalagi para pekerja yang pinginnya masuk kerja lebih cepat.  Apakah dengan ngantri panjang membuatku kapok naik MRT? Tidak sama sekali. Buat pengalaman aja besok kalau mau naik MRT mending ngisi E-Money aja dulu.

Jadi, gimana pengalaman kalian naik MRT?


 ~MissAnt~

Minggu, 21 April 2019

4 Alasan Mengapa Orang Jakarta Nggak Butuh Teman


Diambil dari Blok M Plaza 


Coba gambarkan karakter orang Jakarta dalam satu kata, 

“EGOIS”

Tunggu....tunggu....yang aku maksud di sini bukan penduduk Jakarta lho, gila aja.....secara punya sodara di sana, bisa-bisa aku nggak dianggap sodara lagi.Hahaha....

Egois yang aku maksud lebih ke perantau yang tinggal di sana. Meski begitu, tapi tidak semua perantau yang tinggal di Jakarta egois semua, beberapa teman yang merantau di sana masih baek-baek aja. Yah...namanya juga bikin judul, harus yang kontroversial donk, kali aja viral. *PasangEmotSenyumJahat

Mengapa aku ngasih judul “Orang Jakarta nggak butuh teman?”. Karena cukup menarik hanya dengan berteman dengan Smartphone masing-masing. Jadi, kalau ada orang Jakarta yang nggak punya Smartphone, maka kelar hidup Lo. Tau sendiri kan, kemacetan Jakarta dan padatnya transportrasi umum seolah membuat orang-orang bete hingga akhirnya “lari” ke Smartphone.

Btw,  dulu aku pernah stay di Jakarta, walaupun hanya 9 bulanan tapi cukup tau banget bagaimana suka duka hidup di Metropolitan. Hal itu cukup membuat mentalku kuat dan jadi orang yang bodoamatan. Awal bulan April kemarin akhirnya ada kesempatan buat balik ke Jakarta, bukan....bukan kerja di sana kok (Tapi kalau emang ada rejeki di sana lagi, ya it’s okey lah, mungkin akan mendapatkan pelajaran baru lagi, WHO KNOWS), aku ke Jakarta karna ada seminar dan ngambil hadiah yang udah lama aku tunggu-tunggu (tenang....tenaaaaaang.....nanti bakalan aku tulis di blog kok, sabar yak yang penasaran) *KayakPunyaPembacaSetiaAja.


Kalibata City 


Daaaaaaaaaaaaaaaaan...dari situlah aku kepikiran buat bikin judul ini. Kenapa aku bisa bilang begitu? Apakah orang Jakarta benar-benar nggak butuh teman? Apakah orang-orang Jakarta semua Egois? Mari kita simak bareng-bareng. Yukkk.....cusss....... Hih....kenapa bahasanya jadi lebay gini sih....

Alasan orang Jakarta Nggak butuh teman

1.Nggak ada yang mau temenan.

Hahaha.....kasian banget kalau sampai alasan ini beneran ada. Ya mana sempet cari teman, ujung-ujungnya Cuma teman sekantor atau teman kost, itupun kalau cocok, kalau nggak cocok ya paling temenan sama teman luar Jakarta yang dulunya merupakan teman kuliah, teman kenalan traveling, temen ketemu main game Hago dan bla..bla,,,bla,,,,bla....

2.Sudah punya Smarphone yang super canggih.

Waini nih,,,,yang bikin enggan cari teman. Buat apa cobak? Kamu hanya butuh Smartphone. Iya....rata-rata sekarang fitur Smartphone canggih semua. Kalau bosen pas naik bis tinggal mainan henpon, kelamaan nunggu tinggal buka sosmed, bosen sama kerjaan tinggal main game, lalu apa lagi coba? Bagi warga Jakarta seolah-olah, teman sudah tergantikan dengan Smartphone. Setuju? Yes....maybe.

3.Sibuk sama Game online.

Yang aku liat pas naik transportasi umum di Jakarta kemarin, banyak orang yang main game online, sambil bawa headset, pokoknya asyik banget. Udah gitu nggak peduli sama kanan kiri, ya pates aja kaga butuh temen. Tapi ya emang wajar sih, secara orang sekitar juga bodoamatan semua.
Tapi kadang juga heran sih, sama teman yang udah lama kenal, sekalinya didatengin malah sibuk sama henpon, sibuk main game lah ini lah itu lah. Dari situ jadi mikir, apakah semakin lama tinggal di sana malah makin egois? Kalau memang iya ya, It’s your choice.

4.Lebih nyaman dengan kesendirian.

Ingat ya, kesendirian itu beda sama kesepian lho. Kesepian adalah orang yang meskipun punya buanyak teman tetap merasa kesepian. Sedangkan nyaman dengan kesendirian artinya sudah nyaman dengan apa yang dikerjakan, seperti ke mana-mana sendiri. Kenapa bisa seperti itu? Ya nyaman aja.

Ya memang sih, orang kalau sudah merasa nyaman seringkali sulit dialihkan. Ada atau tidaknya kehadiran seseroang menjadi tidak penting maupun tidak ada artinya lagi. Hidup itu pilihan, kamu mau peduli sekitar atau enggak itu urusan kamu. Tapi yang perlu diingat adalah sikap yang kamu tunjukan ke orang lain suatu saat akan berbalik padamu. Boleh jadi kamu sekarang meremehkan seseorang, tapi siapa tahu besok orang yang kamu remehkan bisa lebih “tinggi” darimu. Takdir manusia nggak ada yang tahu.

So...be a good one and spread the love.



~MissAnt~

Minggu, 17 Maret 2019

Tata Cara Naik MRT Jakarta




Kehadiran MRT  kini sudah ditunggu-tunggu oleh semua warga Jakarta dan sekitarnya. MRT atau Mass Rapid Transit, Moda Raya Terpadu atau Angkutan cepat terpadu di Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik yang sedang dibangun di Jakarta. Rencananya, MRT yang sudah dibangun sejak tanggal 10 Oktober 2013 tersebut akan mulai beroperasi pada tanggal 1 Maret 2019

Banyak warga yang sudah tidak sabar menjajal MRT. Maklumlah, transportasi tersebut sudah ditunggu selama lebih dari 20 tahun dan akhirnya terwujud. Kesiapan operasi MRT Jakarta sidah mencapai 99% dan pihaknya telah melakukan uji coba hingga tanggal 24 Maret 2019 lho.

Buat kamu yang ingin mencobanya, berikut tata cara naik MRT Jakarta






















Adapun informasi uji coba operasinya, yaitu

  • Lama waktu uji coba 13 hari
  • Jumlah kuota penumpang : 4000 / hari
  • Jumlah  perjalanan 98 trip / hari
  • Waktu beroperasi : Jam 08.00 – 16.00 WIB
  • Jumlah kereta : 7 Rangkaian + 1 kereta cadangan
  • Waktu tunggu kereta : 10 Menit


Sudah tau cara-caranya kan? Jadi, kapan kamu mau coba naikMRT?

~MissAnt~

5 Alasan Mengapa Kamu Harus Keluar Dari Zona Nyaman




Ahh....kenapa aku harus nyari tempat lain kalau di sini saja sudah menyenangkan.

Kenapa harus pergi sih, di luar sana belum tentu ada yang seenak di sini lho


See ? Betapa bahayanya zona nyaman. Iya bahaya banget. Kalau kamu berlama-lama stay di zona nyaman, kreatifitasmu bisa terbunuh. Nah kan? Ngeri banget. Makanya kamu jangan terlalu nyaman dengan zona nyaman, bisa-bisa kamu “terbunuh”. *Loh

Tidak banyak orang yang sadar kalau mereka sedang berada di zona nyaman. Kenapa begitu? Karena mereka baru mulai mikir kalau ada orang lain yang bilang, “Makanya kamu tuh keluar dari zona nyaman donk?”. Nah....begitulah kira-kira. Ada yang pernah merasa begitu nggak?

Zona nyaman merupakan kondisi yang selalu membuatmu enggan untuk melakukan hal lain selain apa yang sedang kamu sukai (CMIIW). Tentu semua orang pernah mengalaminya, jika dibiarkan terlalu lama, yang kasihan bukan orang lain, tapi diri kamu sendiri.

Meski semua pernah mengalami keenakan di zona nyaman, tapi tidak semua orang cepat sadar, yang ada malah makin menjadi-jadi. “Ah...ntar dulu deh aku udah nyaman. Nanti aja deh kalau udah bosan baru keluar dari zona nyaman”. Nah loh siapa yang pernah bergumam seperti itu.

Oke baiklah, buat kamu yang baru saja lulus kuliah ataupun sedang dalam masa-masa dilema dan bingung mau kemana, jangan sampai kamu kejebak sama zona nyaman. Orang-orang yang paling mudah menjadi incaran di zona nyaman adalah mereka yang sedang memasuki usia labil, yaitu antara 17-25 tahun (Ini Cuma menurut pengamatan aku pribai sih...hahaaa).

Lalu, apakah Zona nyaman itu berbahaya? Yess....bahaya banget. Dan berikut mengapa kamu harus cepat-cepat meninggalkan dirinya yang tak pantas untukmu eh meninggalkan zona nyaman;

1.Kamu bisa lebih berkembang.

Kalau kamu hanya nyaman  dengan apa yang kamu kerjakan, itu artinya kamu melewatkan banyak peluang. Bisa saja kamu bisa lebih melakukan hal yang kamu pikir tidak bisa. Bisa saja kamu akan menemukan sesuatu yang baru dan membuatmu akan semakin berkembang. Kalau kamu terus-terusan merasa nyaman dengan yang kamu lakukan, apa tidak sayang dengan peluang yang menghampirimu. Ingat ya, kesempatan EMAS tidak datag dua kali, kalaupun ada pastinya tidak SEMENARIK kesempatan pertama.

2.Lebih bisa mengenal diri sendiri.

Memutuskan keluar dari zona nyaman memang tidak mudah karena yang pertama kali kamu lakukan adalah berkompromi dengan diri sendiri. Jangan dipikir mudah saat berkompromi dengan diri sendiri. Setelah mengalaminya, kamu baru tau kalau ternyata pemenang bukanlah orang yang menang adu mulut dengan orang  lain melainkan orang yang dapat mengendalikan diri sendiri.

Ketika kamu berani keluar dari zona nyaman, kamu akan lebih bisa mengenal diri sendiri. Kamu tidak lagi berpacu dengan satu keinginan saja. Dengan begitu kamu akan tahu apa yang ingin kamu lakukan ke depan.

3.Memiliki pandangan baru terhadap sesuatu.

Tidak ada orang yang hanya ingin mengerjakan apa yang mereka sukai karna akan bosan dengan sendirinya. Mungkin sekarang kamu belum merasa bosan karena kamu masih nyaman. Coba liat beberapa tahun ketika kamu merasa bosan dan nggak tau harus ngapain, dari situlah kamu menyesal karena terbuai dengan zona nyaman.

Jika kamu berani keluar dari zona nyaman lebih cepat, maka kamu akan punya banyak pandangan baru terhadap sesuatu. Percayalah, setiap orang dikaruniai imajinasi yang mampu mengantarkan terhadap apa yang mereka sukai. Namun semua itu butuh waktu dan tidak ditemui di zona nyaman. Paham kan sekarang kamu kudu ngapain?

4.Lebih bisa menghargai orang lain.

Saat seseorang sudah nyaman untuk melakukan apa yang mereka sukai, maka kecil kemungkinan untuk bisa menghargai orang lain. Mengapa begitu? Karena terlalu percaya diri dengan apa yang dia kerjakan dan tidak mau menerima masukan dari orang lain.

Cobalah untuk melihat potensi lain yang kamu miliki, kalau kamu terus-terusan mengandalkan “sesuatu” dari zona nyaman, itu hanya akan membunuhmu. Dengan meninggalkan zona nyaman kamu akan lebih bisa menghargai orang lain karena banyak hal yang kamu pelajari sehingga kamu tidak sok paling oke terhadap apa yang kamu kerjakan.

5.Hidup akan semakin bermakna.

Buat kamu yang sampai sekarang masih menetap di zona nyaman, bukan berarti hidupmu tidak bermakna. Kamu hanya akan menjalani kehidupan yang biasa saja sampai kamu berani memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Meski terasa nyaman, tapi lama kelamaan kamu menjadi enggan bergerak dan hidupmu jadi membosankan karna Cuma begitu-begitu saja. Udah merasa kayak gitu belum?

Jadi, kamu mau pillh yang kayak gimana? Hidup dengan zona nyaman yang akan membuatnu semakin nyaman atau keluar dari zona nyaman karena lebih menantang? Ingat ya, hidup Cuma sekali. Jangan hanya berdiam lantaran kamu sudah merasa nyaman terhadap sesuatu. NOTE THAT!!!

~MissAnt~

Popular Posts