Kamis, 06 Juli 2017

Berkurangnya sikap saling menghargai

Kamu tu nggak bisa menghargai orang lain.
Loh, emang Kamu harganya berapa sih? Sini tak beli
*IniBukanJualBeliOrangBeneranLho

Seiring dengan zaman yang semakin modern, ternyata ada hal yang semakin berkurang bahkan hampir nggak ada. Lalu apa yang semakin berkurang dan menghilang tersebut? Jawabannya adalah Toleransi. Yap, sikap saling menghargai kini sudah jarang ditemukan. Dan yang lebih miris lagi, mereka cenderung lebih menghargai orang yang punya banyak materi. Hidup emang kadang lucu, yang banyak uang selalu lebih dihargai. Tapi anehnya beberapa orang menganggap hal ini wajar untuk dilakukan.
Kalau melihat kejadian yang dialami sehari-hari, orang lemah dan penakut cenderung lebih mudah diinjak-injak. Kenapa? Karena semakin kita lemah, semakin banyak orang yang terus-terusan meremehkan kita. Anehnya, ini biasanya justru dimanfaatkan mereka yang sengaja cari-cari masalah. Sekarang zamannya orang yang suka cari-cari yang namanya masalah. Pada umunya orang lebih suka menjauhi masalah, eee...yang ini justru suka cari masalah. Yah....namanya juga hidup. Memang kadang lucunya kebangetan.
Kadang suka heran sama orang yang udah berkali-kali direndahin tapi tetep aja mau merendahkan diri buat minta maaf ke orang yang jelas-jelas udah merendahkan. Hanya karena orang tersebut “berduit” lantas takut dan merasa akan lebih diinjek-injek lagi. Hah.....heran sama orang model gini, udah jelas-jelas benar tapi takut sama orang “berduit” hanya karena kalah sama materi. Banyaknya materi yang kamu punya bukan berarti seenaknya saja dipakai untuk merendahkan orang, terlebih bagi orang yang minim materi.
Mungkin sekarang ini sedang berlaku hal seperti ini,
  • ·       Orang berduit selalu menang.
  • ·       Yang nggak punya apa dan bukan siapa-siapa nggak bakalan bisa apa-apa.
  • ·       Yang lemah semakin diinjek-injek
  • ·       Orang benar selalu dicari-cari kesalahannya.
  • ·       Banyak mulut ember bermulut manis (maksudnya apa coba).

Dan masih banyak orang aneh disekitar kita, hanya saja kita tidak sadar. Tugas kita boleh saja berteman maupun bergaul dengan siapa saja, asal jangan terlalu percaya. Seiring berjalannya waktu, kita akan tau bagaimana arti hidup yang sebenarnya.
Meskipun sikap saling menghargai sudah sulit ditemukan, tapi jangan jadi seperti kebanyakan orang. Karna apa yang kita perbuat pada orang lain, pada akhirnya akan berbalik pada kita. Percaya nggak percaya. Tapi ini nyata. Butuh bukti? Maka lakukan yang terbaik. Maka kebaikan akan mengelilingi kita.



~MissANT~

Sabtu, 01 Juli 2017

Setelah esok

Ada yang beda dari yang dialami sekarang. Yang tadinya bangun pagi, mandi lalu duduk manis sembari menyeruput secangkir kopi, mendadak harus meninggalkan rutinitas menyenangkan tersebut. Ya memang, ada yang bilang begini, “Kalau terus-terusan berada di zona nyaman, artinya kita tidak bisa berkembang”. Tapi ada juga pendapat lain yang bunyinya begini, “Carilah pekerjaan yang kamu sukai dan bikin kamu nyaman sehingga kamu tidak merasa sedang bekerja”. Nah, lebih pilih yang mana coba?
Hobi yang bisa menghasilkan uang memang menyenangkan. Kalau berada di posisi tersebut, pasti banyak orang yang akan mempertahankannya. Walau beberapa akan berkomentar. “ah...kalau kayak gitu mah, kamu nggak berkembang. Nyari kerjaan itu yang terlihat asing sehingga kita bisa belajar lagi”. Yah...namanya juga orang. Seneng banget kalau udah ngomentarin orang.
Kita nggak pernah tau kapan “sesuatu” akan menghentikan apa yang sedang kita kerjakan. Karena semua itu akan berubah pada masanya. Kadang memang rasanya nggak adil. Karna apa yang sudah kita anggap paling menyenangkan setiap hari, bisa saja berubah. Kadang hidup memang selucu ini dan penuh dengan permainan unik. Tugas kita hanyalah menikmatinya saja. Apapun itu, jalani saja.
Kita nggak akan pernah tau apa yang akan kita dapat setelah esok. Setidaknya akan selalu ada kemajuan yang akan mengajak kita berfikir. Ini juga tergantung bagaimana cara kita “mengelolanya”. Sebenarnya hidup diera sekarang lebih dipermudah. Banyak hobi yang tersalur dengan mudah karena adanya sosial media. Tapi semuai itu tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya.

Kadang uang bisa datang dari hal-hal yang tak terduga, asal kita punya skill. 

Yang Tak Muat Di Tweet-kan (Bagian 1)

Emang bener, yang bukan siapa-siapa emang tak bisa mendapatkan apa-apa. *EntahKataSiapaPokoknyaPernahDenger
Temenan—like semua postingan sosmed walau jelek—udah nggak barengan lagi—nggak pernah like postingan sosmed---jadi jauh—kemudian nggak kenal. *SiklusPertemananKampret
Nggak ada orang yang mau “memandang” dengan mata normal ketika kita sedang jatuh. Tapi jika memang benar-benar ada, pertahankan karena mereka adalah orang-orang yang tulus. Meski hanya 5 % saja. *TheKampretMoment
Sahabatan dari kecil—pisah—nggak ada komunikasi karena dia makin kaya—dan akhirnya jadi orang asing. *PersahabatanKampret
Temenan—dikomporin mulut ember—percaya sama mulut ember—mendadak musuhan—nggak ada komunikasi—udah saling nggak kenal. *PertemananBusukYangSeringDitemui
Mulut tetangga emang lebih hijau.
Bedanya, orang yang tinggal dikampung dan belum pernah lihat kota emang kelihatan banget. Mereka lebih norak dan terlalu membesar-besarkan. Lain halnya dengan orang kota asli, mereka lebih natural dan cenderung bersikap biasa saja.
Orang kaya baru emang begitu, ingin menunjukan pada semua orang kalau mereka emang benar-banar orang yang mampu. Beda dengan banyak uang yang dicapai dengan penuh pengorbanan, maka tidak perlu posting apa yang mereka miliki.
Semenjak status whatsapp bisa dibaca banyak orang, pemakainya jadi makin lebay. Dikit-dikit cekrek trus dijadikan status. Dikit0dikit upload video dijadiin status. What the......

Pas lagi banyak duit, dipuja-puja. Sok-sok perhatian. Ee giliran lagi jatuh dicuekin, pura-pura nggak kenal. Bahkan dipandang sinis. Oh....thats human. 

Temenan--udah lama nggak saling sapa--gengsi nyapa duluan--akhirnya semakin jauh--kemudian nggak kenal. That's life.


Sebelah mata

Dunia selalu punya cara pandang tersendiri. Kadang emang terkesan kejam, khususnya bagi orang-orang yang sedang jatuh. Mereka yang selalu dipandang sebelah mata adalah orang-orang yang kuat. 

Bagaimana tidak? Mereka sudah biasa dengan naik turunnya kehidupan sehingga memiliki hati yang tidak mudah kecewa.

Dimana-mana orang sama saja. Mereka selalu mengunggulkan orang-orang yang berduit. Meski bukan siapa-siapa, orang berduit emang lebih menarik. 

Entah apa yang bikin menarik. Akupun heran. Kadang emang lucu. Pas masih "kere" aja dicuekin setengah mati, eee. . . . giliran "kantong tebel" pada muji-muji. Ada yang deket-deket. Sok akrab dan sok ngasih perhatian. 

Duh..

Dizaman seperti sekarang ini, jangan mudah percaya sama orang. Apalagi pas lagi "diatas", perlu ati-ati. Nyari orang yang beneran tulus itu nggak gampang. Banyak topeng-topeng yang musti diwaspadai. 

Klo mau nyari aman, carilah temen saat kamu sedang "dibawah". Dengan begitu, km akan tau, mana yang tulus dan bertopeng.

Yah..begitulah...zaman sekarang, yang nggak punya banyak uang memang bukan apa-apa.


#MissAnt

Jumat, 23 Juni 2017

Tunjangan atau Tunangan Hari Raya?

"THR belum turun nih"

"Ho oh...jadi kaga bisa belanja"

"Pinginnya dapet tunangan aja deh, Tunjangan sepertinya ngga dapet"


Boro-boro dapet THR, lebaran megang duit aja udah bahagia banget. Kalu buat orang yang punya pekerjaan tetap mah, pasti ngarepin ama yang namanya THR. Yekan...

Kalau ada yang nggak ngarepin, mending kasihin Aku aja. Dengan senang hati mau menerimanya kok. Tapi THR nggak melulu harus tunjangan hari raya, ada juga yang lebih spesial. Khususnya buat para single nih, apalagi kalau bukan TUNANGAN. Aseeek....


Moment lebaran kadang emang seringkali ditodong dengan pertanyaan "kapan". Belom juga lebaran, tapi udah kepikiran pertanyaan "wajib" yang terlontar dari orang-orang yang jarang bertemu. Huft.....enak ya? Tanya kayak gitu. Sesekali Aku juga mau donk, nanya kayak gitu. Pingin liat, seperti apa mimik mukanya ketika ditanya kayak gitu.

Daripada nanya kapan-kapan terus. Mendingan ngasih tunangan aja deh. Meski tunjangan juga penting, tapi adanya tunangan dihari raya juga penting, paling nggak ya mengurangi pertanyaan "kapan kawin".

Eh tapi jangan seneng dulu, karna tunangan belum tentu bisa naik ke pelaminan lho.

*DuhGawat..

Sekarang gini, menurut penelitian ( kesoktauan), pacaran lama aja belum tentu jodoh. Bisa jadi cuma jagain jodoh orang. Tapi ini tergantung komitmennya juga. Karna beberapa laki-laki masih takut berkomitmen, dan inilah yang bikin hubungan suka gitu-gitu aja dan ngga (bakal) melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Ketika hati udah merasa "klik", mending jangan berlama-lama deh. Temui orang tuanya dan katakan kamu serius ingin menjadikannya pendamping hidup. #Aseeekk..

Jadi, tunangan saja belum pasti. Tapi setidaknya ada jalan untuk menuju "kesana", ASAL keduanya punya komitmen yang kuat dan saling percaya.

#MissAnt

Popular Posts