Sabtu, 01 Juli 2017

Yang Tak Muat Di Tweet-kan (Bagian 1)

Emang bener, yang bukan siapa-siapa emang tak bisa mendapatkan apa-apa. *EntahKataSiapaPokoknyaPernahDenger
Temenan—like semua postingan sosmed walau jelek—udah nggak barengan lagi—nggak pernah like postingan sosmed---jadi jauh—kemudian nggak kenal. *SiklusPertemananKampret
Nggak ada orang yang mau “memandang” dengan mata normal ketika kita sedang jatuh. Tapi jika memang benar-benar ada, pertahankan karena mereka adalah orang-orang yang tulus. Meski hanya 5 % saja. *TheKampretMoment
Sahabatan dari kecil—pisah—nggak ada komunikasi karena dia makin kaya—dan akhirnya jadi orang asing. *PersahabatanKampret
Temenan—dikomporin mulut ember—percaya sama mulut ember—mendadak musuhan—nggak ada komunikasi—udah saling nggak kenal. *PertemananBusukYangSeringDitemui
Mulut tetangga emang lebih hijau.
Bedanya, orang yang tinggal dikampung dan belum pernah lihat kota emang kelihatan banget. Mereka lebih norak dan terlalu membesar-besarkan. Lain halnya dengan orang kota asli, mereka lebih natural dan cenderung bersikap biasa saja.
Orang kaya baru emang begitu, ingin menunjukan pada semua orang kalau mereka emang benar-banar orang yang mampu. Beda dengan banyak uang yang dicapai dengan penuh pengorbanan, maka tidak perlu posting apa yang mereka miliki.
Semenjak status whatsapp bisa dibaca banyak orang, pemakainya jadi makin lebay. Dikit-dikit cekrek trus dijadikan status. Dikit0dikit upload video dijadiin status. What the......

Pas lagi banyak duit, dipuja-puja. Sok-sok perhatian. Ee giliran lagi jatuh dicuekin, pura-pura nggak kenal. Bahkan dipandang sinis. Oh....thats human. 

Temenan--udah lama nggak saling sapa--gengsi nyapa duluan--akhirnya semakin jauh--kemudian nggak kenal. That's life.


Sebelah mata

Dunia selalu punya cara pandang tersendiri. Kadang emang terkesan kejam, khususnya bagi orang-orang yang sedang jatuh. Mereka yang selalu dipandang sebelah mata adalah orang-orang yang kuat. 

Bagaimana tidak? Mereka sudah biasa dengan naik turunnya kehidupan sehingga memiliki hati yang tidak mudah kecewa.

Dimana-mana orang sama saja. Mereka selalu mengunggulkan orang-orang yang berduit. Meski bukan siapa-siapa, orang berduit emang lebih menarik. 

Entah apa yang bikin menarik. Akupun heran. Kadang emang lucu. Pas masih "kere" aja dicuekin setengah mati, eee. . . . giliran "kantong tebel" pada muji-muji. Ada yang deket-deket. Sok akrab dan sok ngasih perhatian. 

Duh..

Dizaman seperti sekarang ini, jangan mudah percaya sama orang. Apalagi pas lagi "diatas", perlu ati-ati. Nyari orang yang beneran tulus itu nggak gampang. Banyak topeng-topeng yang musti diwaspadai. 

Klo mau nyari aman, carilah temen saat kamu sedang "dibawah". Dengan begitu, km akan tau, mana yang tulus dan bertopeng.

Yah..begitulah...zaman sekarang, yang nggak punya banyak uang memang bukan apa-apa.


#MissAnt

Jumat, 23 Juni 2017

Tunjangan atau Tunangan Hari Raya?

"THR belum turun nih"

"Ho oh...jadi kaga bisa belanja"

"Pinginnya dapet tunangan aja deh, Tunjangan sepertinya ngga dapet"


Boro-boro dapet THR, lebaran megang duit aja udah bahagia banget. Kalu buat orang yang punya pekerjaan tetap mah, pasti ngarepin ama yang namanya THR. Yekan...

Kalau ada yang nggak ngarepin, mending kasihin Aku aja. Dengan senang hati mau menerimanya kok. Tapi THR nggak melulu harus tunjangan hari raya, ada juga yang lebih spesial. Khususnya buat para single nih, apalagi kalau bukan TUNANGAN. Aseeek....


Moment lebaran kadang emang seringkali ditodong dengan pertanyaan "kapan". Belom juga lebaran, tapi udah kepikiran pertanyaan "wajib" yang terlontar dari orang-orang yang jarang bertemu. Huft.....enak ya? Tanya kayak gitu. Sesekali Aku juga mau donk, nanya kayak gitu. Pingin liat, seperti apa mimik mukanya ketika ditanya kayak gitu.

Daripada nanya kapan-kapan terus. Mendingan ngasih tunangan aja deh. Meski tunjangan juga penting, tapi adanya tunangan dihari raya juga penting, paling nggak ya mengurangi pertanyaan "kapan kawin".

Eh tapi jangan seneng dulu, karna tunangan belum tentu bisa naik ke pelaminan lho.

*DuhGawat..

Sekarang gini, menurut penelitian ( kesoktauan), pacaran lama aja belum tentu jodoh. Bisa jadi cuma jagain jodoh orang. Tapi ini tergantung komitmennya juga. Karna beberapa laki-laki masih takut berkomitmen, dan inilah yang bikin hubungan suka gitu-gitu aja dan ngga (bakal) melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Ketika hati udah merasa "klik", mending jangan berlama-lama deh. Temui orang tuanya dan katakan kamu serius ingin menjadikannya pendamping hidup. #Aseeekk..

Jadi, tunangan saja belum pasti. Tapi setidaknya ada jalan untuk menuju "kesana", ASAL keduanya punya komitmen yang kuat dan saling percaya.

#MissAnt

Kamis, 22 Juni 2017

Yang Pernah (ada) Dihati

Masih pantas nggak kalau ngomongin cinta diusia yang sudah tidak ABG. Ya memang akan terkesan sedikit lebay sih, tapi apa boleh buat. Bukankah lebay itu nggak kenal umur. Apalagi kalau kaitannya dengan hati. Perasaan labil tak hanya dirasakan bagi mereka yang baru pertama kali mengenal yang namanya cinta. Karna ada rasa yang lebih menarik setelah mengalami masa-masa labil. Meski orang yang dititipi hati tidak peduli, bahkan tidak sedikitpun hatinya tersisa ruang.
Hati memang tak bisa dipaksa untuk memilih siapa. Jadi jangan heran jika merasa tersakiti karena pilhan seseorang. Karna orang yang seringkali kita pikirkan belum tentu hatinya menyisihkan ruangan kosong yang untuk menyediakan para pemuja rahasia. Biarpun ia tetap ada dalam lamunanmu, tapi ia tak pernah peduli. Yang ada hanyalah hati yang tercabik setiap harinya.

Seseorang yang sekilas tidak pernah terlintas dipikiran, bisa menjadi orang yang paling sering “nyamber” dalam lamunan. Lalu, rasa yang seperti ini disebut apa? Cinta? Pemuja rahasia? Hanya labil semata?. Mulut kadang tak bisa menjawab apa yang dirasakan hati. Jiwa hanyalah menjadi korban, yang salah adalah hati, karna ia yang mencoba masuk dikehidupan orang yang salah. 

Awalnya saling nge-LIKE, akhirnya....

Semenjak banyaknya social media memang memudahkan orang untuk punya banyak teman. Ya...PUNYA BANYAK TEMAN. Sosmed bisa jdi ajang nyari temen sebanyak-banyaknya. Sekarang ini modelnya beda. Beda gimana coba? Ya beda aja. Kalau si A temenan sama si B harus selalu nge-like postingan yang ada di sosmed. Kalau enggak ya, timbal balik gitu lah. Kalau kamu LIKE, aku juga bakalan LIKE. Semudah itu kah?
Siklus pertemanan semakin lama semakin mudah ditebak. Salah satunya, nggak bertahan lama. Selagi udah nggak bersama, ya berarti udah berasa “nggak penting” lagi. Miris sih. Tapi apa boleh buat, kalau mereka menilai pertemanan hanya sebatas kenal dan saling melupakan, ya apa boleh buat. Nggak mungkin donk, kita memohon-mohon biar mereka tetep temenan sama kita.
Akhirnya semakin kita jarang LIKE, maka hubungan pertemanan semakin jauh. Sekarang lagi zaman begini, walaupun postingannya jelek, pokoknya harus tetep di LIKE. Dengan begitu pertemanan akan berlangsung di jagad dunia maya. Iya di jagad dunia maya doang. Nggak tau aslinya kayak gimana.
Kalau dipikir-pikir, sosmed emang asyik sih. Tapi nggak semua teman yang ditemukan disosmed bisa bertahan lama. Percaya deh, tar kalau udah bosen nge-LIKE postingan ujung-ujungnya juga lost contact, terus ilang entah kemana dan tergantikan sama temen sosmed yang baru. Siklusnya sudah bisa ditebak.

Nyari temen yang tulus emang nggak gampang. Begitu juga dengan mempertahankannya. Kalau kita niat mempertahankan teman sedangkan mereka enggak, ya sama saja. Yang perlu dilakukan adalah bertemanlah dengan siapa saja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya. Bisa saja pertemanan itu hanya waktu itu saja. Bisa saja pertemanan itu akan berlangsung selamanya. Who knows?

Popular Posts