Minggu, 16 Agustus 2015

#ReviewFilmKeluargaSomat




Ditulis pada tanggal 20-06-2014


Tadinya pas pertama kali nonton acara ini, terlihat agak aneh. Memang biasa kalau nonton TV dan sedang Iklan, mulai deh gonta ganti acaranya. Kebiasaan sejak masih kecil kebawa sampai sekarang. Aku memang dari dulu penggemar kartun. Tapi kalau di liat liat, anak anak sekarang lebih suka sinetron dari pada kartun. Kalau aku dulu pas kecil, belum ada sinetron deh kayaknya. Maksudnya sinetron anak anak sekolah gitu. 

Kalau tersanjung udah ada. Yang episode nya puanjaaaaaang banget itu. Entah itu ending nya gimana. Hmm....kembali ke pokok bahasan. Jadi keluarga Pak Somat ini adalah kartun yang bahasanya jawa banget. Seperti baju ibuk inah yang masih pakai jarit. Jadi keluarga Somat ini adaah keluarga yang adem ayem dan jauh dari masalah. Hanya saja banyak kekonyolan yang terjadi dalam keluarga mereka maupun tetangga mereka. 

Pak Somat mempunyai seorang Istri namanya Bu Inah, dan dua Anak yang namanya Dudung dan Ninung. Bu Inah adalah Ibu rumah tangga yang kesehariannya jualan di sepan rumah. Seperti toko kelontong gitu. Dudung dan Ninung adalah kakak beradik yang duduk di bangku sekolah dasar. Entah mengapa kakak beradik itu satu kelas, aku juga nggak tau. Kehidupan mereka jauh dari keributan. Pokoknya adem ayem. 

Keributan yang ada di antara mereka paling hanya soal ibu ibu kampung yang suka ngutang di warung Bu Inah. Namanya juga Ibu ibu, wajarlah kalau hal tersebut suka menjadi ribut ribut kecil. Dudung dan Ninung punya banyak teman di sekolahnya yang juga tetangga nya. Mereka adalah, Aling, masih keturunan cina, ada Nippon, buka keturunan jepang lho. *apa hubungannya Ta. Kemudian ada Aldo, anaknya Pak RT. 

Pertemanan mereka masih pure banget. Mereka juga sangat setia kawan walaupun ada kejahilan kejahilan kecil di antara mereka. Kadang aku menilai film ini dengan membandingkan sinetron sinetron yang penuh dengan kebohongan. *Loh....pecinta sinetron ya Ta. Enggak sih, dulu emang suka nonton Film yang bertemakan Hidayah gitu. 

Jadi banyak banget orang jahat yang akhirnya dapat kutukan atau sejenisnya gitu kemudian Tobat. Kadang juga ada perasaan iri antara tetangga 1 dengan tetangga yang lain. Dan ini akan menimpulkan perang batin. *Lahh...nanta mulai lebay. Hihihiii...iya sih, menurut yang aku tonton kebanyakan gitu. 

Kalau nonton Keluarga Somat ini rasanya adem banget. Kehidupa mereka rukun dan nggak saling menjelek jelekkan satu sama lain. Anak anaknya juga terlihat rukun. Nggak seperti anak anak yang sudah sibuk sama gadget mereka masing masing. Kemajuan teknologi sebenarnya bagus banget dampaknya bagi mereka yang “pas” dalam pemakaiannya. 

Sekarang anak anak lebih sering bermain dengan gadget mereka dari pada main dengan teman teman nya. Ada juga yang main bersama teman teman nya tapi masih sibuk dengan gadget masing masing. Tapi ya mau gimana lagi. Tergantung cara orang tua juga, bagaimana caranya mengajarkan kepada anak anak mereka, memakai gadget yang baik dan yang salah. *Loh....topiknya kok jadi ke gadget tu gimana Ta. Hihihii..nggak papa juga kali ya. 

Yah...kira kira seperti itu lah gambaran keluarga Pak Somat. Hidup rukun dengan tetangga dan sifat pure anak anaknya. Gitu deh Pokoknya, kalau penasaran pingin liat, Tonton aja di Indosiar kalau pagi. Nah aku lupa jam berapa, soalnya kalau pagi banyak kartun. Ada upin ipin, ada masha and bear, Spongebob, Tom and jerry dan kadang juga ada barbie kalau pas liburan sekolah.

Orang orang aneh di dunia maya





Kalau ngomongin dunia maya mah, semuanya ada. *maksudnya gimana Ta. Ya gitu deh. Kelakuan kelakuan aneh seseorang di dunia maya yang kadang gimanaaaaaaaa gitu. *banyak banget huruf “a” nya Ta. Iya donk, secara nama depan ku kan ada “a” nya. *nggak ada hubungannya deh. Kadang aku dulu juga alay banget kalau update status. Iya bener. Saat nggak ada kerjaan (emang kapan kamu punya banyak kerjaan Ta....*au ahh gelap) aku liat liat tweet atau pun update an fesbuk yang masih dulu dulu. Eee buseeeet gilaaaaak ya. Segitunya dulu aku. Alay banget kalau nulis. Setelah aku baca sekarang juga malu banget. Dulu kenapa bisa gitu ya. Tapi memang gitu sih, seperti kata @radityadika dalam stand up comedy, pertumbuhan itu berawal dari Bayi-Remaja-Alay-Dewasa. Gitu kata Bang dika. Jadi kalau aku sekarang udah nggak Alay, artinya aku udah dewasa ya. *nggak gitu juga kali Ta. Oke kita mulai deh, bagaimana ciri cirinya orang aneh di dunia Luna Maya eh Dunia Maya.

Ø  Yang pertama adalah orang yang suka nulis update an status di bbm apapun yang terjadi pada dirinya saat itu. Jadi gini, ada orang yang kayaknya sih lagi sakit gitu, trus heboh banget nulis nulis di bbm kalau dia lagi sakit, “aduhhh sakit banget ini” yah gitu deh salah satu contohnya. Pertanyaannya adalah, apa dengan begitu bisa mengurangi rasa sakit ya? Eh...tapi kalau memang kayak gitu bisa ngurangin rasa sakit sih nggak papa. Tapiiiiii emang iya ya, dengan nulis gitu bisa ngurangin rasa sakit. Ada yang bisa kasih penjelasan nggak? Sakit mah sakit aja, ke dokter atau apa kek bar ilang sakitnya. Minum minyak kayu putih mungkin, *konyol banget kali Taaaaa.....tapi memang pernah baca di mana gitu, katanya minum minyak kayu putih juga bisa nyembuhin gitu. Nyembuhin sariawan kali ya. *hih...ngaco banget sumpah.

Ø  Kemudian orang yang beberapa menit selalu update status. Dih...nggak ada kerjaan banget. Aku aja yang nggak ada kerjaan nggak gitu gitu juga kaliiiiiii. Seolah olah apa yang dia lakukan tu harus di publikasikan ke semuanya. Yah menurutku sih, update status sih oke oke aja, terserah kok. Tapi ya nggak harus tiap menit gitu kaleus. Apalagi dulunya suka ngata ngatain orang, “eh...si A ini suka gonta ganti status tiap detik”, eh,,,nyatanya dia juga ikut ikutan. Aneh nggak sih. *enggak Taaa....biasa aja. *kemudian berantem.

Ø  Terus, apalagi ya *mikir *kemudian inget *kemudian lupa lagi *kemudian mikir lagi. Cuma itu aja sih.... *kemudian di gebukin.

Yaaaa...gitu deh, yang menurutku sih aneh, ada banyak sebenere, tapi itu yang paling menganggu. Semoga aku nggak seperti itu. Alhamdulilah sih aku tahan biar nggak nulis. Karena aku tau itu sangat mengganggu. Tapi ya namanya juga udah kecanduan ma Social media, gitu deh. Dikit dikit nulis. Kalau nggak nulis sehari aja rasanya mungkin kayak nggak mandi kali ya. 

Tergantung kitanya aja sih, lagian juga banyak kok keuntungan memakai social media tanpa harus update update nggak jelas. *cihuiiiii....sok ceramah ih Nanta. *biarin. Social media sebenere juga banyak info juga sih, misalnya saja di twitter, ada daerah yang akan melakukan pemadaman bergilir, kita jadi tau. Jadi itulah salah satu manfaat penggunaan social media. Yang paling bagus sebenere dari twitter. 

Asalkan kita follow akun akun yang bermanfaat, hasilnya juga bermanfaat. Kalau kita follow akun yang galau galau gitu, hasilnya juga kita nya yang ikutan galau. *hahahaaaa....iya kah. *udah iyain aja. Sikap kita itu tergantung dari cara kita melihat, kalau kita ngliatnya positif, ya bakalan positif, kalau kita ngeliatnya negatif, ya bakalan negatif. (nggak ngerti ini kata kata dari siapa, dan kalau nggak salah kata kata nya seperti itu). Oke sekian tulisan ini. lain kali ada lagi soal social media kalau nemuin hal hal yang bikin bete. okeeee. See you.

Fri”END”

Di tulis tanggal 25-05-2014





            Ada yang bilang begini, Teman adalah orang yang selalu “ada” buat kamu. Kenapa ada tanda petik ?? mungkin itu adalah pengalaman pribadi seorang Gadis bernama Nadila. Nadila adalah seorang gadis yang jutek dan galak. Tapi nggak berarti seseorang yang jutek dan galak itu buruk. Kadang seseorang hanya menilai orang lain hanya dari penampilan luarnya aja. Karena penampilan luar tidak mencerminkan karakter yang sesungguhnya. Mungkin bagi sebagian orang beranggapan bahwa penampilan Luar mencerminkan karakter yang sebenarnya. Tapi kalau menurut aku pribadi sih enggak. Misalnya saja Preman, Preman walaupun penampilannya sangar seperti itu, belum tentu kalau dia selamanya Jahat. Begitu juga dengan orang yang lemah lembut, nggak selamanya orang yang lemah lembut itu akan selalu bicara sopan, ada kalanya mereka juga bisa berbicara kasar. Nadila adalah mahasiswi komunikasi yang otaknya pas pas an. Jangankan otaknya, wong uang jajannya saja pas pas an banget. Tapi walaupun begitu, dia tetap semangat meraih cita citanya, dia ingin sekali menjadi seorang penyiar berita. Walaupun banyak syarat syarat menjadi seorang penyiar yang baik, tapi Dilla nggak memiliki satupun karakter dari itu semua, tapi dia tetap semangat untuk meraih cita cita. Sejak dia berkali kali di tinggalkan oleh teman temannya, Dilla memilih untuk selalu sendiri.
Saat masih kecil, Dilla punya sahabat yang sangat ngertiin dia, dari hal sekecil apaun, misalnya saja, sahabatnya selalu hafal jam berapa Dilla harus BAB. Anak anak memang masih alami dan nggak ada rekayasa dalam pertemanan. Mungkin itu salah satu Hal yang Dia rindukan saat sekarang ini. Semakin kita dewasa, kita akan lebih mengerti bagaimana karakter dari berbagai macam teman yang dekat dengan kita. Dilla sejak kecil memang lugu, maklumlah, dia gadis kampung yang mandinya masih di sungai dan barengan sama sapi sapi. Kadang ke sekolah saja masih ada aroma sapi, bukan karena mandi barengan sapi, tapi karena sepatu Dilla selalu nginjak kotoran sapi. Apapun dia lakukan agar dia bisa sampai kesekolah dengan selamat. Dulu anak SD masih numpang kebo buat sampia kesekolah dengan cepat. Kalau ingin jalan ya resikonya itu tadi, nginjak kotoran sapi. Pilih mana coba? Dilla sejak kecil sering menyendiri karena memang dia beraroma sapi, jadi teman teman nya jarang yang mendekat padanya. Suatu hari di sekolah ada tugas kelompok, masing masing kelompok terdri dari 2 orang. Saat itu hanya tinggal seorang Gadis bernama Rani yang belum mendapatkan kelompok. Akhirnya mau nggak mau Rani harus berpasangan dengan Dilla. Saat itu Dilla menganggap Rani adalah teman yang baik karena hanya Rani yang mau berteman dengan Dilla. Sejak kerja kelompok itu, Dilla dan Rani menjadi teman dekat. Walaupun Dilla kadang bau sapi, tapi Rani tak mempermasalahkannya. Dia merasa kalau Dilla adalah teman yang apa adanya tanpa minder dengan aroma sapi. Hari demi hari mereka selalu bermain bersama, bermain masak masakan dan naik sepeda keliling sawah di sore hari. Ini membuat mereka semakin akrab sampai akhirnya mereka melanjutkan ke sekolah menengah yang berbeda. Walaupun beda sekolah dan beda arah jalan, tapi mereka masih selalu menyempatkan bersepeda bareng setiap sore. Sejak mendekati waktu ujian SMP mereka jarang untuk bersepeda bareng lagi, mereka lebih mempersiapkan diri untuk fokus ke ujian sekolah. Hal ini membuat mereka jarang bertemu dan jarang ngobrol bareng. Kalau sekarang enak, nggak ketemu masih bisa wasapan, bbm an dan lain lain. Kalau dulu hal semacam itu belum ada, handphone juga nggak belum menjadi kebutuhan primer bagi seseorang. Jadi kalau mau ketemu ya hanya janjian di suatu tempat aja nggak perlu ngasih kabar, “eh...ni aku udah otewe ya, eh..ni aku boker bentar, eh...aku lupa belum cebok, tar deh aku ke kamar mandi dulu, 10 menit lagi aku sampai, bla...bla...bla....”. Dulu hal itu belum populer banget. Seiring berjalannya teknlogi yang semakin berkembang, seakan akan hidup ini jadi rempong banget. Dikit dikit harus nulis di social media. “ Ngantuk banget nih, ahh...kenyang, aduh...sakit perut, aduuh aku boker di celana, bla...bla..bla..bla...”. kalau dulu nggak serempong itu, kalau kebelet boker ya diem diem aja, kalau keciprit di kelas ya dim diem aja, palingan aromanya nyebar ke kelas dan bikin ruangan jadi sedaaaaap. Coba deh sekarang, ada hal seperti itu saja mungkin langsung di tulis ke social media, “eh...gilee temen gue keciprit di kelas, baunya kayak bangke” Yah..namanya juga hidup, memang kadang perlu sedikit ke-lebay-an. Sejak saat itu, Dilla jarang komunikasi dengan Rani. Sampai ujian sekolah selesai dan hanya tinggal menunggu hasil ujian. Karena terlalu suntuk di rumah, Dilla bersepeda sore seperti biasa, walaupun tanpa Rani, Dilla selalu keliling sawah menggunakan sepeda bututnya. Saat Dilla merasa lelah, dia beistirahat di bawah pohon yang sejuk sambil minum marimas rasa jeruk. Dulu minuman marimas udah keren banget, bawa bekal minuman marimas di sekolah saja udah ngerasa jagoan banget, soalnya yang lain bekalnya Cuma teh manis anget, kadang masih panas dan membuat botol minuman jadi nggak berbentuk lagi karena kepanasan. Saat sedang menikmati seteguk marimas rasa jeruk itu, dua orang lewat memakai motor berwarna merah dan memakai topi bulat layaknya seorang model sedang berjalan jalan di tengah kampung. Kemudian turun salah satu seseorang yang mamakai celana bercorak bunga bunga,”Hai Dill, sendirian aja nih kamu, nggak bosan ya kamu tiap sore keliling sawah”. Sapa Rani. eh..kamu Ran, kirain siapa, dari mana kamu Ran?” tanya Dilla. “Ini Dill, aku baru aja dari rumah temen les ku, trus aku pulang di anter sama dia soalnya aku udah kehabisan angkot, kalau gitu aku duluan ya Dill, kasian nih temenku tar kesorean”. Percakapan mereka yang jarang bertemu seakan menjadi biasa biasa saja, sudah nggak seperti dulu. Mereka selalu menghabiskan sore dengan bersepeda keliling sawah dan membicarakan banyak hal, dari guru yang galak sampai gebetan mereka di sekolah. Hari hari yang di nantikan pun tiba, siswa SMP menerima pengumuman kelulusan. Mereka pun lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Saat Dilla pergi ke toko dekat sawah yang sering mereka pakai buat jajan marimas, Dilla bertemu dengan Rani, Rani terlihat memesan marimas sambil makan permen kaki yang berwarna merah. “Hai Ran, sendirikan aja ya kamu, oiya kamu rencana mau daftar ke SMA mana ? besok kita cari sama sama yuk ?” ajak Dilla. “Eh dila, wah...gimana ya Dill, besok aku mau cari sekolah barengan sama teman Les ku nih pakai motornya dia, kalau pakai angkot nggak bisa muter muter cari sekolah yang lain Dill” Jawab Rani. Lalu sambil keluar warung, Rani berpamitan dengan Dilla dengan tergesa-gesa “ Eh...aku duluan ya Dill, temenku mau main kerumahku”. Dengan muka yang masih bengong, Dilla berkata dalam hati “Rani sekarang udah berubah, nggak seperti Rani yang aku kenal” nggak terasa es marimas yang di minum Dilla hanya tinggal es batunya, Dilla pun segera pulang ke rumah. Dilla sadar kalau dia orang yang nggak punya, nggak ada salahnya juga kalau Rani lebih memilih  temennya yang pakai motor. Pagi itu, Dilla jalan menuju gapura dekat rumahnya untuk menunggu angkot, Tiba tiba Rani dan temennya menghampirinya, “Dill, udah mau berangkat ya? Kita bisa minta tolong nggak ? anterin kita ke bengkel sebentar donk? , ini ban nya bocor”, pinta Rani. Karena nggak tega, Dilla pun mngantar mereka ke bengkel terdekat, selama kurang lebih setengah jam mereka berbincang bincang, Rani sangat asyik dengan teman nya, sementara Dilla hanya banyak bengong, seperti nggak di anggap karena mereka keasyikan ngobrol. Akhirnya selesai hjuga menambal ban motor temennya Rani, Mereka pun hanya mengucapkan Terima kasih kepada Dilla dan buru buru pergi karena mau mencari sekolah bersama. Dilla pun berjalan sendiri menuju halte dekat Gapura tadi. Walaupun mencari sekolah sendiri, tak menyurutkan semangat Dilla, sampai akhirnya Dia sampai di depan pintu gerbang sekolah Favoritnya, Dia masuk dengan langkah percaya diri dan melihat syarat syarat masuk sekolah itu. Akhirnya dia memasukkan berkas berkas Ijazah dan kemudian Pulang. Sampai di Rumah dia istitahat sejenak dan nonton TV, Tiba tiba ada suara ketuk pintu dari pintu belakang rumahnya “ Dilla....Dilla....” suara itu ternyata Rani, Rani datang kerumah Dilla dan mereka mengobrol. “Dill, aku bosan nih nggak ada temen, huh,,,bete banget rasanya, pingin jalan jalan gitu” Keluh Rani. “hmmm....gimana kalau kita sepedaan aja yuk keliling sawah, seru nih kayaknya” Ajak Dilla. Belum sempat Rani menjawab, tiba tiba ibu Rani mengetuk pintu rumah Dilla, “Ran,,,itu ada temenmu Nuri dateng” kata Ibu Rani. Rani pun langsung bergegas pulang. Ibu Rani pun menyuruh Dilla untuk ikut main ke rumahnya tapi Dilla menilak karena ada sesuatu yang harus dia kerjakan. Sejak Rani dekat dengan teman Lesnya itu, dia menjadi berubah drastis, mencari Dilla hanya kalau ada perlu saja. Sementara itu Dilla merasa capek dengan hal seperti ini, Dilla selalu di cari kemudian di lupakan, apakah seperti ini yang di namankan teman. Kalau ada teman yang baru, kemudia teman yang lama di tinggalkan, kalau lagi butuh banget kemudia mencari Dilla. Di SMA Dilla juga menemui teman yang mirip seperti Rani, saat butuh mencari dan setelah nggak butuh kemudian mereka pergi. Saat mereka susah, Dilla selalu membantu mereka sepenuhnya, walaupun tidak dengan materi tapi Dilla bisa menjadi pendengar setia. Tapi saat Dilla jatuh, tak ada seorangpun teman yang mau menjadi pendengar setia.
Sejak menjadi Mahasiswi Dilla menjadi orang yang suka sendiri, Dilla lebih suka mengungkapkan curahan hatinya dengan menulis, Dia lebih suka nulis panjang lebar tentang keluh kesahnya. Dia trauma dengan suatu pertemanan, Di mana Dilla akan di tinggalkan lagi saat seseorang mempunyai teman yang “lebih” dari Dilla, Walaupun Dilla tak punya materi untuk menyenangkan teman, tapi dia bisa menjadi pendengar setia bagi siapapun. Kadang orang berteman hanya menilai dari materi, mereka berfikir bahwa dengan berteman dengan orang yang banyak uang, akan membuat mereka lebih senang. Tapi sebenarnya nggak demikian, teman yang paling setia bukanlah teman yang banyak materi, tapi yang bisa menjadi pendengar setia saat kamu sedang “Jatuh”. “Friend” hanya bisa “End” karena mereka lebih memilih teman baru mereka yang banyak materi, karena mereka berfikir bahwa dengan materi mereka akan lebih senang. Jadi sedikit sekali teman yang ada saat kita sedang “Jatuh”. Kalau kita sedang di atas, kita merasa banyak sekali teman, tapi apakah teman tersebut juga ada saat kita sedang “Jatuh” ???


*TAMAT*









Teman sejati itu NGGAK ada

Di tulis pada tanggal (26122014)




Iya, aku berani sekali mengatakan kata kata ini. Hahhahahaha......nggak peduli nanti banyak orang yang akan menentang kata kataku ini. Tapi aku nggak peduli. Aku yang ngrasain jadi aku bleh juga dong nulis tentang ini.
            Sebenarnya nggak bermaksud memanas manasin aja buat kalian yang buat sahabat yang bertahan lama. Tapi kadang aku hanya iri saja kok. Kenapa persahabatan orang lain bisa sampai lama gitu sih. Ada resep tersendiri atau gimana ? atau di kasih formalin. Atau jangan jangan mereka juga ngrasain hal yang sama kayak aku tapi mereka hanya diam dan memendamnya. Heh...jangan suuzon dulu Ta. Ya kali aja mereka memang lagi nggak apes aja kayak aku. Sebelumnya sih, aku punya seorang teman dekat, dari kecil, entah gimana caranya kami kenal, yang jelas masa masa itu bgitu indah. Layaknya anak anak kecil seumuran kita. Temenan trus kompak banget walaupun kami selalu berbeda sekolah. Ya memamg lebih tua setahun dari aku, tapi kami sangat akrab. Sudah seperti sodara sendiri. Tapi entah kenapa semenjak dia kuliah di jogja kami jadi agak renggang. Awalnya sih aku maklum lah, mungkin dia sibuk kuliah dan lain lain. Tapi lama lama dia bener bener berubah. Yah..mungkin seudah punya teman baru, jadi teman lama sudah di lupakan.

            Kadang rasa cemburu tak hanya di miliki oleh sepasang kekasih. Antara teman juga ada rasa cemburu. Mungkin takut kehilangan seorang teman. Dan hal itu akhirnya terjadi. Entah apa yang terjadi, tiba tiba kami jauh dan sangat jauh. Tapi waktu itu aku hanya berpikir kalau dia sudah ada teman baru, jadi wajarlah lah kalau teman lama di lupakan. Iya sih, sebenere kayak nggak di anggap sebagai teman. Saat aku sms dia saja, sekedar basa basi nanyain kabar, dianya jawabnya lama atau bahkan pakai hape teman yang lain dan bilang, “maaf aku sibuk, maaf aku nggak ada pulsa, ini ulsa terakhir”. Sekarang aku baru nyadar kalau waktu itu aku bego banget. Kenapa harus seperti itu dengan seorang teman. Bukan kah teman sejati selalu ngabari dimana pun dia berada. Nah..sekarang teknologi sudah makin berkembang, bisa wasapan sebagai pengganti sms. Tapi kami pun jarang komunikasi. Yah....memang lah, sia sia persahabatan kami sewaktu kecil. Aku nggak akan lupa deh masa masa kecil yang indah, karena aku punya teman seperti mu. Dulu pernah kepikiran kalau persahabatan kami bakalan sampai tua. Tapi ternyata aku salah.

            Tak ada yang abadi di dunia ini. Apalagi sekarang ini banyak banget teman yang berkedok lawan atau pun menusuk di belakang. Aku nggak akan nulis kalau aku sendiri nggak ngalamin hal semacam ini. Di sini ngomong gini, di sana ngomong itu. Ada yang nyari tau kemudian di jadiin bahan buat ngegosip, hal semacam ini ada kok. CUKUP TAU SAJA. Kadang mereka ada yang datang saat butuh saja kemudian pergi. Okeee....terima kasih banget deh dengan teman yang seperti ini. Itu lah mengapa aku berani mengatakan kalau teman sejati itu nggak ada. Nggak tau deh kalau menurut yang lain. Menurutku sih emang nggak ada. Atau mereka di sebut sejati karena datang saat butuh saja. Mungkin itu yang di maksud sejati. LOL !!!! kadang juga aku kasian sama orang yang aku anggap teman yang dekat. Kalau mereka sedang nulis status yang keliatannya sedih atau sedang kecewa berat. Rasanya aku pingin dengerin apa yang dia rasakan, tapi takut di kira kepo. Sekarang kan orang nggak bisa ngebedain mana yang kepo dan mana yang care beneran. Jadi ya, rasanya sedih juga kalau aku hanya diam saja. Tapi ya sudahlah. Kalau aku lagi sedih dan kecewa emangnya ada orang lain yang mau mengerti. Hahahhahaa...nggak ada. Tapi it’s okay. Nggak papa lah, dari pada datang Cuma sesaat mendingan nggak usah sama sekali. Aku masih punya Tuhan buat curhat segalanya yang selalu ada. Itulah mengapa aku jadi seperti ini. Sudah capek dengan yang datang dan pergi. Sudah cukup lah. Capek banget rasanya. Sekarang semuanya terserah. Aku nggak peduli mau nggak punya teman. Tapi untuk yang datang dan tak mengecewakan ku. Aku selalu menerimanya dan minta pada Tuhan, semoga ini nggak ninggalin aku lagi. Itu saja yang ingin aku tulis. Banyak cerita yang mungkin tak cukup buat berlembar lembar. *hallah.....hehehe...
Okeee see you J

Popular Posts